Senin, 28 Januari 2008

rinduku pada seorang sahabat

1 pohon dapat memulai 1 hutan, 1 senyuman dapat memulai 1 persahabatan, 1 sentuhan dapat menunjukan perhatian, dan 1 teman sepertimu dapat membawa hidupku lebih membuka wawasan dan punya cita-cita jadi bidadari…!

Ukhti 1 miss U…                                                                                 

 

Begitu yang kubaca dilayar ponselku setelah ponselku menyanyikan sebuah nada pertanda datang sebuah berita.

Air mataku menetes perlahan membacanya.  Ah sahabat, akupun rindu padamu.

Apalagi dikala resah dan gundah datang menyapa.  Ternyata jarak begitu menjadi kendala.

 

Sahabat, engkau yang begitu tulus dan pengertian, engkau yang selalu bijak dalam bertindak,… dan engkau yang selama ini bersamaku berlomba menuju kebaikan.

Aku betul-betul kehilangan dirimu.

 

Sahabat, masih tergambar di benakku ketika kita tertawa bercanda bersama para siswa di berbagai acara;

Aku tak kan lupa ketika kau tertawa ceria membawa ember yang penuh dengan uang ribuan diacara pasar insantama.

Juga ku tak kan lupa ketika kita sibuk memantau siswa membajak sawah dan menanam padi sambil tertawa-tawa.

Juga ku tak kan lupa ketika kita selalu berjalan bersama, kemana-mana.

Tak kan kulupa banyak cerita yang telah kita jalin bersama.

Dan yang tak kan pernah ku lupa adalah janji kita, janji persaingan kita untuk dapat menatap indah pemilik wajah bulan purnama: Rosulullah saw tercinta.

Ya, aku tak kan lupa bahwa kita akan bersaing menjadi bidadari… wanita yang sempurna dunia dan akhirat.

Aku tak kan lupa sahabat,…

Dan semoga Allah SWT selalu mengingatkan kita akan janji itu, aamiin.

 

Sahabat aku yakin kau selalu menyebut namaku dalam do’a-do’a malammu,

Sebagaimana kusebut namamu dalam do’a-do’a malamku.

 

Sahabat,…

Aku rindu padamu,

Smoga Allah SWT dan segenap penduduk langit yang mencintaiNYA; semakin mencintaimu….

 

***

Betapa lemahnya manusia,…

Terbukti dari butuhnya ia akan seorang teman untuk berbagi cerita,tawa dan duka.

 

Sabtu, 26 Januari 2008

pembelajaran

Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi seluruh muslim, dari buaian hingga akhir hayat (terjemahan bebas dari sebuah hadits)

Subhaanalloh, walhamdulillah, walaa ilaaha illalloh, wallohu akbar.

Maha suci Allah SWT yang telah berpesan melalui lisan Rosulullah saw yang mulia, tentang wajibnya menuntut ilmu, tentang wajibnya belajar.

Saya tidak bermaksud menafsirkan hadits di atas, saya hanya ingin merenungi lewat nurani

 

Ya… hidup ini adalah proses pembelajaran yang tak pernah henti. 

Belajar untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, hingga di ujung usia nanti.

Belajar tentang apa saja.  Tentang sesuatu yang kita minati, tentang cara mengisi dan menikmati hari, dan banyak lagi yang lainnya.

Namun yang terpenting adalah belajar mempelajari kehidupan itu sendiri, dari mana kita, dan hendak kemana kita.

 

Topik-topik pembelajaran tentang hidup dan kehidupan itu sendiri beragam, sesuai dengan kondisi dan taqdir masing-masing pribadi.

Tapi dari setiap sisi pribadi kita, dan sisi pribadi orang lain, kita bisa mengambil “sesuatu untuk kita pelajari.

Sering derai airmata merupakan pelajaran yang berharga.  Karena luka biasanya begitu bermakna, sehingga dengan segenap upaya, kita kumpulkan serpihan serpihan makna dari luka, kemudian kita abadikan sebagai cerita, agar orang lain tak mendapat luka yang sama.

 

Yang sering terlupakan adalah ketika datangnya kebahagiaan.  Jarang sekali orang mencoba mengumpulkan data dan fakta bagaimana meraih kebahaiaan yang ia dapat.  Maka untuk mengabadikannya pun tak sempat.  Orang lain hanya tahu, ia bisa bahagia. 

 

Mungkin karena itulah orang-orang menjadikan pelajaran yang paling berharga itu adalah kegagalan (yang identik dengan luka dan airmata).  Andai saja orang bisa mengubah paradidma yang ada menjadi : Kebahagiaan adalah pelajaran yang berharga (ditambah footnote tentang cara-cara berhasilnya kebahagiaan itu didapat)

Entahlah…

 

Tapi, bagi saya sendiri, takdir demi takdir yang saya lalui adalah pembelajaran.

Seperti saat ini.  Ketika saya rindu sahabat-sahabat tempat berbagi rasa dan asa, saya berkesimpulan : Allah SWT sedang mengajarkan saya tentang sesuatu yang baru.  Tentang bagaimana mengurus rumah dengan telaten (sesuatu yang dulu tidak hampi pernah saya kerjakan).  Allah sedang mengajarkan saya untuk belajar sepeda sampai akhirnya saya betul-betul bisa naik sepeda (betul lho… dulu saya sama sekali tidak bisa naik sepeda).  Allah SWT sedang mengajarkan saya bahwa DIA betul-betul maha menepati janji.

Dan Allah SWT sedang mengajarkan saya banyak hal yang baru.

 

Yah… intinya hidup ini adalah pembelajaran.

Seperti ketika belajar di sekolah, ketika materi pelajaran telah selesai, dan kita dianggap sudah menguasai materi, maka ulangan dan ujian pun akan segera dilaksanakan.

Begitu pula dengan pembelajaran dalam hidup ini, Allah SWT YanG Maha Mengetahui, tahu benar kapan kita siap “ujian”.  Sayangnya kita tida tahu, berapa nilai kita dimata Allah SWT.

Tapi mudah-mudahan Allah SWT memudahkan kita untuk selalu mendapatkan nilai terbaik agar kelak ketika kita diminta pertanggung jawaban bisa menyandang “Cumlaude”.

 

……Ya Allah janganlah Engkau bebankan kepada kami, beban (ujian) yang kami tidak sanggup untuk melakukannya… (Al Quran, Surat Al Baqoroh ayat 286 )

Kamis, 24 Januari 2008

Pa-nu

Waktu itu saya mengajar bahasa indonesia di kelas 5.  Topik yang di bahas adalah tentang puisi.  Indikator yang harus dicapai adalah siswa mengerti makna puisi, mampu menulis sebuah puisi dan membacakannya dengan intonasi dan ekspresi yang tepat di depan kelas.

Saya mulai dengan menyampaikan definisi sederhana yang sekiranya bisa difahami oleh siswa.  Inti dari penjelasan saya adalah “puisi adalah rangkaian kata-kata yang indah dan berima yang ditulis untuk menggambarkan persaan hati seseorang tentang sesuatu”

Puisi bisa berisikan perasaan kita tentang sahabat, tentang teman, tentang Islam, tentang guru, tentang Allah dan lain-lain.

Waktu itu saya memberikan contoh puisi tentang Allah.  Puisi ini saya dapat ketika saya masih kuliah, saya begitu terkesan dengan puisi ini, tapi saya tidak tahu siapa pengarangnya.

Segala jalan menujuMU,

; indah…                 

Segala kata mengulang namaMU,

; indah,

 

Kemudian saya jelaskan makna puisi tersebut dan saya peragakan bagaimana cara membacakannya dengan penghayatan sehingga intonasi dan ekspresinyapun bisa tepat.

 

Tiba saatnya giliran siswa-siswaku menulis puisi.  Sebagian langsung mengerjakan, sebagian lagi masih bertanya tanya tentang tema yang mereka pilih.

Setelah semua siswa selesai menulis puisi, sesuai dengan jadwal, maka setiap siswa diminta untuk membacakan puisi karya mereka di depan kelas.

 

Diluar dugaan, ternyata yang pro aktif untuk membacakan puisi duluan adalah para siswa ikhwan (pria).  Dan yang mereka tuliskan menurut saya sangat kreatif sekali.  Sebagian besar dari mereka menuliskan puisi yang bertemakan kejadian-kejadian yang pernah mereka alami.  Ada menulis puisi tentang paku (kakinya pernah tertusuk paku), ada yang menulis tentang zebra, ada juga yang menulis tentang mata pelajaran yang tidak mereka sukai.

Yang tidak akan bisa saya lupakan adalah puisi yang berjudul “PANU”

Oh panu,

Mengapa engkau datang padaku,

Gara-gara engkau aku jadi malu

Karena teman-teman sering meledekku

                                       

Oh panu,

Seandainya engkau tak datang padaku

Tentu aku tak kan begini

 

Oh panu,

Pergilah dariku

 

Puisi itu dibacakan dengan penuh perasaan dan suara yang lantang.

Semua siswa yang lain mendengarkan dengan penuh perhatian.  Tidak ada yang tertawa, tidak juga ada yang berkomentar, padahal biasanya mereka selalu rame mengomentari banyak hal.  Entahlah.

 

Saya sebenarnya sangat ingin tertawa saat itu.  Betapa polosnya siswa-siswaku.  Tapi saya berusa “jaim” dan tenang.

Sebenarnya siswa saya itu tidak panuan.  Hanya saja dikulit mukanya yang cenderung gelap timbul bercak-bercak putih.  Menurut ibunya, sudah berkali-kali dibawa ke beberapa dokter kulit, tapi belum hilang juga.

Ah, subhaanalloh. Betapa polosnya anak-anak. 

 

 

Senin, 21 Januari 2008

4 Sahabat




(dilarang,,,;) POTONG BEBEK ANGSA




SEFT CENTER - Spiritual Emotional Freedom Technique

http://www.seftcenter.com
Cara baru swaterapi yang terbukti efektif

Positif dan Negatif

Dengan mengajar, maka kita akan belajar.  Itu adalah salah satu motivasiku ketika aku memilih menjadi guru. 

Banyak sekali yang bisa aku pelajari ketika aku mengajar.  Pengetahuan terbaru dari setiap capaian kurikulum yang akan ku ajarkan, gaya belajar anak, cara memotivasi anak, dan lain-lain.  Dari semua itu, yang paling kunikmati adalah belajar memahami cara berfikir anak-anak.

 

Pada dasarnya setiap anak terlahir jenius,(*Revolusi Belajar).  Dan aku bisa menyaksikan itu semua.  Sering ketika aku mengajar muncul pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali tidak kuduga, meski aku telah berusaha mempakaya diri dengan membaca.

Seperti ketika aku mengajarkan matematika tentang bilangan bulat positif dan negatif.

Murid-muridku mogok tidak mau mengerjakan soal karena aku tidak menjelaskan kenapa negatif dikali negatif koq jadi positif.

Aku sempat bingun juga, aku ingin menjelaskan bahwa ini adalah aksioma. Tapi aku berfikir, mereka belum bisa mengerti dan tetap tidak akan menerima.

Ya, aku kenal betul sikap mereka, ingin semuanya serba bisa dicerna logika, atau paling tidak, ada simpul yang bisa mereka uraikan sehingga mereka bisa menemukan jawaban.

Maka aku mulai mencoba mengurai simpul ini.

“oke, sekarang bu rani mau bertanya; apa maksud dari bu rani pergi ke kantor 4 kali”

“bu rani pergi ke kantor berulang-ulang” jawab salah satu muridku.

“ya, bu rani pergi ke kantor, ke kelas lagi, ke kantor lagi, ke kelas lagi, jadi maksud dari bu rani pergi ke kantor 4 kali adalah bu rani melakukan pengulangan pergi kekantor dari kelas ini” aku mencoba menerangkan dan muridku mulai mengerti.

“jadi, inti dari perkalian adalah pengulangan, mengerti?”

“ya…” sebagian muridku menjawab, sebagian lagi diam.

“sekarang perhatikan angka ini…” aku menulis dipapan tulis.

4X4 =4+4+4+4=16

(+4)X(+4) = +(+4)+(+4)+(+4)+(+4) = +16

“Perhatikan,bahwa perkalian 4 dengan 4 adalah pengulangan tanda + pada angka 4”

Kemudian aku mencoba menulis lagi di papan tulis :

(-4)X(-4) = -(-4)-(-4)-(-4)-(-4) = (+4)+4+4+4=16

“Perhatikan bahwa ada pengulangan lambang negatifnya”

“Ingat ya, makna dari kata kali, atau perkalian adalah mengulang” tegasku

Selanjutnya aku menulis lagi.

(-4)X(+4) = -(+4)-(+4)-(+4)-(+4) = -4-4-4-4= -16

Atau

(+4)X(-4) = +(-4)+(-4)+(-4)+(-4) = -4-4-4-4 = 16

 

Setelah kujelaskan itu semua, muridku berhenti mogok, mereka jadi semangat untuk mengerjakan matematika.  Setelah ada simpul yang terurai mereka dengan lancar mengerjakan seabreg soal.  Sejak itu mereka jarang lagi bertanya tentang apa dan mengapa tentang bilangan bulat, mereka tampak menyukai pelajaran yang satu ini.

 

Pada suatu forum, aku menyampaikan hal ini pada pihak yayasan.  Aku mendapat teguran dari anggota yayasan yang ahli matematika itu.  Katanya, aku telah menyalahi aturan.  Sesuatu yang menjadi aksioma tidak usah diuraikan, sampaikan saja bahwa itu adalah aksioma.  Begitu katanya.

 

Barangkali aku memang bersalah pada matematika.  Tapi aku akan bersalah lagi jika membuat muridku mogok mengerjakan matematika. 

Jika memang aku bersalah, maka melalui tulisan ini aku minta maaf pada matematika, pada para orangtua murid yang waktu itu ada dikelasku ketika aku menerangkan hal diatas.

Aku tidak bermaksud membohongi atau membodohi muridku,

Aku hanya ingin mereka mengerti, aku hanya ingin mereka belajar dengan gembira, dan dari semua itu, aku ingin membantu mereka menyonsong masa depan mereka.

Jika mereka mogok belajar, apa yang akan terjadi nanti???

 

Satu hal yang aku pelajari dari semua itu adalah : aku harus terus belajar.

 

 

 

 

 

 

Berkata jorok

Dua tahun berturut-turut, saya mengajar di kelas 4.  Usia mereka antara 9-10 tahun.  Diusia ini mereka semakin ingin menunjukkan jati diri mereka, dan rasa ingin tahu mereka semakin berkembang.  Usia yang sangat tanggung.  Remaja bukan, anak-anak juga tidak lagi.

Anak-anak ini senang dengan sesuatu yang baru, senang dengan berbagai petualangan.

 

Pada tahun pertama, ada gejala baru ditengah mereka.  Mereka senang mengucapkan kata-kata yang berkaitan dengan BAB dan BAK.  Sering saya peringatkan bahwa hal tersebut tidak baik, tidak enak kalau didengar orang lain.  Tapi namanya anak-anak, sering lupa dan harus selalu diingatkan.  Akhirnya saya cukup kewalahan juga.

Maka sayapun mengajak mereka untuk diskusi.  Saya jelaskan maksud dan tujuan saya bahwa semakin hari kita harus semakin baik.  Untuk menjadi semakin baik, kita harus mendisiplinkan diri.  Untuk mendisiplinkan diri, terkadang kita harus menghukum diri kita sendiri.  Saya tawarkan beberapa alternatif hukuman yang akan diterapkan kepada anak-anak yang berkata jorok.  Akhirnya semua sepakat bahwa mereka yang berkata jorok mendapatkan hukuman : harus membersihkan WC.

 

Alhamdulillah, sejak saat itu perkataan yang berkaitan dengan BAK dan BAB jarang terdengar.  Selama beberapa bulan, dari 27 muridku hanya 2 orang yang kena hukuman.

Pernah patner saya ketika menjelaskan sesuatu kepeleset menyebutkan hal yang berkaitan dengan BAB sebagai contoh,.... maka anak-anak pun spontan berteriak “Bapak harus bersihin WC….”

Maka terpaksalah patner saya menjalankan hukuman tersebut, walaupun bukan WC sekolah, tapi WC di rumahnya.  Tapi karena dasar ikatan kami sebagai guru dan murid adalah saling percaya, maka anak-anak tidak merasa keberatan.

 

Saya merasa sukses dengan hukuman tersebut.  Saya catat sebagai bahan masukan tahun depan jika saya mengajar di kelas 4 lagi.

 

Ternyata tahun berikutnya saya dipercaya untuk kembali mengajar di kelas 4 lagi.  Saya melihat, permasalahan di angkatan ini, banyak yang serupa dengan angkatan sebelumnya, termasuk kebiasaan berkata jorok.

Mengingat tahun lalu saya berhasil meredam gejala ini, maka saya pun menerapkan disiplin yang sama; memberikan hukuman membersihkan WC pada mereka yang berkata jorok.  Seperti biasa, saya ajak mereka untuk berdiskusi, dan mereka setuju.

 

Kali ini kebiasaan berkata jorok bukan berkurang, malah semakin subur.  Malah anak-anak yang sebelumnya tidak pernah berkata jorok jadi ikut-ikutan.  Saya bingung kenapa ini bisa terjadi?  Saya mencoba mengamati sambil tetap berpegang pada keputusan sebelumnya.  Hukuman tetap dijalankan.

 

Suatu hari ada anak yang berkata jorok, dan dia terkena hukuman.  Tak terlihat rasa penyesalan sedikitpun di raut mukanya.  Usai menjalankan hukuman dengan bangga dia bercerita bahwa dia telah membersihkan WC.  Beberapa anak yang pernah mendapatkan hukuman serupa ikut menimpali.  Saya terus perhatikan mereka.  Ternyata mereka malah tertawa-tawa dan gembira.  Olala, ternyata membersihkan WC adalah pengalaman yang menarik dan membanggakan bagi mereka.  Pengalaman yang menurut mereka menggembirakan pun ternyata membuat teman-teman yang lain ingin mencobanya.

Apa hendak dikata, ternyata usaha saya untuk meredam perkataan jorok kali ini sama sekali tidak berhasil.

Minggu, 20 Januari 2008

Pertanyaan Aa

Kemarin malam, ketika saya tengah asyik berkelana di dunia maya, Aa mendekatiku.

“Mi,… sebenarnya untuk apa sih kita diciptakan?” ia bertanya.

Anak yang satu ini memang sering menanyakan sesuatu yang biasanya ditanyakan oleh anak-anak yang jauh lebih tua dari dia.  Entahlah,… mungkin karena memang dia anak tipe melankolis yang terbiasa memikirkan segala sesuatu secara detil.

Seingatku, selama aku mengajar di SD, anak yang bertanya sedetil itu adalah anak-anak usia 9-10 tahun, anak-anak kelas 4-5.

Pernah dulu saya bercerita tentang kisah dalam Al Qur-an mengenai penciptaan Nabi Adam as., pada murid-murid kelas5.  Di sekolah kami, sebelum memualai pelajaran, ada  sesion yang disebut bina syakhsyiyah, biasanya diisi dengan cerita-cerita yang mengandung hikmah.  Diharapkan, anak-anak bisa terinspirasi dan termotivasi dengan nilai-nilai yang ada dalam cerita. 

Ketika bercerita,anak-anak yang mayoritas tipe sanguinis yang biasa ribut kali ini tidak bersuara.   Dengan seksama mereka mendengarkan.  Diakhir cerita saya memberi mereka kesempatan untuk bertanya.  Tapi semua diam. Saya akhiri cerita itu, dan mengajak anak-anak untuk mulai masuk pada pelajaran inti.

Ada sesuatu yang aneh dengan raut muka salah seorang murid saya; Dzaky.

Dia yang biasa ceria dan tanpa beban, pagi itu sangat pendiam.  Dia yang biasa banyak bertanya hanya bungkam belaka.

Ketika istirahat, Ddzaki mendekati saya.

“Bu, coba dulu Nabi Adam as., tidak makan buah khuldi… tentu kita sekarang berada disurga…”

Olala…itu ternyata yang membuat dia sedari tadi diam seribu basa.

“Dzak, di dalam Al Quran, disebutkan, bahwa memang niat awal Allah swt menciptakan manusia itu adalah untuk menjadi khalifatullah fil ardh” saya mencoba menerangkan.

“kalaupun ternyata Nabi Adam dulu berada di surga, itu adalah kuasa dan kehendak Allah SWT.  Kemudian diciptakannya buah khuldi dan larangan memakannya adalah pelajaran dan ujian dari Allah SWT, dan atas apa yang telah terjadi kita bisa mempelajari bahwa syetan itu selalu mengajak untuk melanggar perintah Allah SWT.  Bahasa yang dipakai syetan untuk melanggar perintah Allah  SWT sangat lembut, halus, seolah-olah menasehati.  Itu yang harus kita ambil hikmahnya, Dzak.  Tak perlu disesali.”

***

Ya!  Ketika anaku bertanya tentang hakekat penciptaan, aku langsung teringat pada kisah penciptaan Nabi Adam as., yang Allah SWT firmankan dalam QS Al Baqoroh.

Maka dengan spontan saya menjawab “untuk menjadi khalifatulloh fil’ardh, untuk menjadi wakil Allah SWT dimuka bumi ini”

Aa tidak puas dengan jawaban itu.

“Menjadi wakil Allah SWT, maksudnya apa?”

Saya mulai memutar otak, mencoba mencari kata-kata yang bisa dicerna anak seusia Aa.  Anak-anak masih berfikir kongkrit, segala sesuatunya harus dijelaskan dengan peristiwa yang bisa dia lihat dan saksikan sendiri.  Kadang-kadang kalau kita tidak bercerita dengan contoh yang kongkrit, maka dia berusaha untuk mengkongkritkan sendiri.  Misalnya pernah alfi, ragil berkata “Mi, nanti kita kalau kesurga naik roket ya Mi…”… yah itula dunia anak dengan segala keluguannya.

Alhamdulillah,berkat petunjuk dari Allah SWT, saya langsung teringat pada firman Allah,.salah satu ayat dalam Al Qur-an Surah ke 51, yang artinya :

“dan tidaklah AKU ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku..(al ayah)”.

Lalu aku jelaskan pada Aa,  “kita diciptakan untuk beribadah, ibadah itu ada dua, ibadah mahdoh atau ibadah lansung yaitu apa yang ada dalam rukun Islam, kemudian ada ibadah goiro mahdoh yaitu ibadah tidak  lansung seperti menolong orang, belajar, tidur..”

“apa Mi?,… tidur juga ibadah?”

“iya A, apapun yang kita lakukan, kalau kita mengucap bismillah dulu itu jadi bernilai ibadah, dapat pahala dari Allah SWT.”

Aa mulai mengangguk.  Tak lama kemudian, ia belalu dan menghampiri laptop lagi.  Main game dan melihat-lihat apa yang ia minati di dunia maya.  Asyik dengan dunianya lagi  

   ***

Ada satu hal yang saya lupa untuk menjelaskan pada Aa, mengapa kita harus mengucapkan basmallah sebelum mulai melakukan sesuatu.

Pada hakekatnya, basmalah adalah bahasa cinta.  Perhatikan saja artinya “Dengan menyebut Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”

Dengan mengucap basmallah kita mendapat cinta dari Sang Maha Pencinta.

Dengan mengucap basmallah kita dinaungi kasih dan sayang oleh Yang Maha Penyayang.

Basmallah adalah tanda cita dari sang Maha pencipta.  DIA sadarkan hambaNYA bahwa cinta adalah yang utama dalam mengerjakan berbagai hal.

Apa yang dimulai dengan cinta, tidak akan sia-sia. 

 

Mudah-mudahan kita termasuk orang yang senantiasa terikat dengan bahasa cinta dari Yang Maha Kuasa.

Amin.

 

 

Jumat, 11 Januari 2008

Janjiku Kepada Ayah Bunda

Bunda,

tak kan pernah ku padamkan asamu

karena jiwamu telah kau bagi dengan ku

tak kan pernah ku menjeda tawamu

karena kau senantiasa mengajariku untuk tetap tersenyum,

tertawa

dan bahagia

tak kan pernah ku kubiarkan isak duka menyapamu

karena setiap daya kau bawa padaku agar tak setitikpun tangis singgah dihatiku

tak kan pernah biarkan sepi rindu menemanimu

karena selaksa cinta telah kau berikan padaku

tak kan pernah kubiarkan gundah bersamamu

karena semesta asa senantiasa kau ajarkan padaku

Bunda kan kuringankan beban dipundakmu

dengan bakti tulusku

Ayah,

tak terbatas jarak yang telah kau tempuh

dan akan senantiasa kau tempuh,

ku tahu,

semua demi bahagiaku

Ayah,

tak terhitung waktu kala malam kau menjagaku,

meski kantuk menyapamu,

meski lelah meragamu

ku tahu semua demi cintamu padaku,

Ayah

demi setiap peluh yang telah menetes

demi setiap helaan nafas yang telah kau rasa dalam asa,

tak kan kupadamkan semua impian

yang telah kau titipkan padaku,sejak aku dalam buaian

Ya Allah,

Engkalaulah pemilik segala cinta

segenap asa

dan selaksa bahagia

pintaku padaMu ya Rabbii…

Bahagiakan ayah bunda,

dalam setiap nafas yang terhela,

dalam tempuhan masa menjelang surga

sebagaimana

telah Kau bahagiakan aku lewat tangan ayah bunda yang mulia,….

Ya Allaah ya Rabii,…

PadaMu jua kami berharap,..

PadaMua kami meminta,

Karena segenap cinta adalah milikmu,

segala bahagia adalah karuniamu,

maka demi DzatMu yang Maha Mulia,….

kabulkanlah doa kami,…. jagalah asa kami

Jihad??? Wajib, HARUS, kudu!!!

Perempuan itu memakai celemek untuk melindungi dirinya dari musuh-musuh yang harus dibasminya.  Setengah mukanya ditutup kain segitiga, hanya kening dan matanya yang terlihat.  Disaku celemek itu ada beberapa sikat,beberapa lap, dan beberapa “senjata kecil lainnya” Tangan kanannya memegan sapu dan alat pel.  Tangan kirinya memegang sendok sampah(pengki kecil) dan seember air yang di isi obat-obatan.

“Jihad” pertama pun di mulai

Bismillaahirohmaanirohimm,…

dan sambil berdzikir dari mulai membaca al fatihah sampai al-ikhlas,al falaq,dan annas; ditampah lagi dengan berbagai dzikir pagi mulailah ia berjihad di medannya.  Dari mulai ruang tamu, kamar-kamar tidur, kamar mandi dan WC, hingga dapur, semua “dikerjain” sehingga terlihat “”CLINK!!”

Yap ibarat  James Bond yang meniup pistolnya sesusai melaksanakan misinya, maka mujahidah kitapun mengacungkan tangkai vakum cleanernya!  Takbiir!!!!

Jihad pertama telah dilakukannya dengan kemenangan gemilang, semua kotoran,noda apalagi jamur telah habis dibasmi.

Tiba saatnya jihad ke dua.

Tereret….tereret…tet teeeet!

<!--[if !vml]--><!--[endif]-->Mujahidah kita segera mengamankan berbagai senjata pertamanya.  Ia mengambil senjata berikutnya untuk melakukan Jihad berikutnya.

Pisau!

Talenan!

Wajan!

Rice Cooker!

Kompor!

Aneka Sayuran!

Ayam!

Aneka bumbu!

Bismillhirrohmaanirrohiiim,….

Sambil melantunkan Tasbih, tahmid,tahlil dan takbir, mujahidah kita mengayun-ayunkan pisaunya.

Yap!! ibarat Ninja memainkan samurainya, Mujahidah kita ini lihai memainkan pisaunya untuk membelah ayam, sayuran dan beraneka bumbu!

Kalau Ninja Samurai ahli dalam membelah semangka di udara menjadi potongan yang utuh dan rapi, maka mujahidah kita ini ahli dalam memotong aneka macam makanan menjadi hidangan yang lezat di santap!!! pokoknya : “MANSTAP suranstaps weh lah kata orang sundamah!!!

Sudah tuntas jihadnya dan banyak ghonimahnya?

Eit, tunggu dulu,…. masih ada jihad ketiga!!

apa yang harus dihadapi?

Rewelnya anak-anak!

mempersiapkan semua keperluan mereka dari mulai kasih sayang dan perhatian, didikan, makanan, pakaian dsb. deh……

trus kalo anak-anak sudah oke?

APA? sudah OKE?

untuk perkara ini tidak ada tawar menawar, selama ia menjadi anak maka tidak ada batas waktu untuk oke!!!

Jadi???  JIHAD TANPA BATAS MASA

wah, kalo sudah jihad tanpa batas masa berarti tuntas donk jihadnya?

Oh tidak, belum…..

yang ini harus betul-betul perlu persiapan matang.  Dari mulai planing,organizing,actuating sampe controllingnya harus dilaksanakan dengan baik!!

apaan tuh?

pokoknya senjatanya adalah kosmetik dan tampil cantik!!!

Yap! menghadapi suami,,, kalau masalah ini terabaikan, bisa gawat deh sbb kalau suami ridho Allah bakal ridho,

Lah kalau suami ga ridho?  tebak sendiri deh (ttappi, ingat nih, TAPI, bagi para suami, ingat ya pesan Rosulullah saw bahwa lelaki yang paling baik adalah yang paling baik dalam memperlakukan wanita)

Nah!! karena ini jihad yang mempertaruhkan kata “Ridho” maka tidak ada pilihan lain selain harus berakhir dengan Happy Ending!!!!

Kalau sudah Happy Ending, beres dong jihadnya?

wah…. justru ada jihad yang lebih besar lagi yaitu melawan hawa nafsu diri kita sendiri !

******

(hadistnya saya lupa) tapi suatu ketika Asma pernah protes pada Baginda Nabi saw., karena lelaki mendapatkan pahala yang besar dengan pergi berjihad ke medan perang.  Tapi kemudian Rosulullah saw menjelaskan bahwa wanita mendapatkan pahala yang sama dengan “BERJIHAD” dirumahnya…

Yang menjadi permasalahan adalah kita sering terjebak dalam ritme rutinitas dan lupa meniatkan semua yang kita lalukan untuk menjadi amal ibadah, maka mudah-mudahan Allah selalu menolong kita untuk selalu mengucap basmalah!!!

Hal lain lagi adalah jebakan rutinitas itu juga sering menyebabkan kejenuha yang kemudian mencetuskan keluhan.  Maka keihlasan harus betul2 terucapkan dan terkejawentahkan.

Hidup penjahit,…. eh salah,…. HIDUP MUJAHID!!!!!

TAKBIIIR!!!!

Sengaja Ke Depan Kamera




Selasa, 08 Januari 2008

Wildanummukholadun




Ia terlahir sebagai putri yang jelita,
menurut gurunya, akhlaknya begitu mulia,
cita-citanya adalah masuk surga
dan Allah telah memanggilnya di hari yang sangat mulia pula
;hari arafah,dimana langit tengah terbuka
menyerap segenap do'a

belajar berenang




Salam untuk para guru

 

Allah tlah memilihmu untuk menjadi guru,

Pertanda Allah sayang padamu

DibentangkanNYA kesempatan bagimu

Tuk dapatkan pahala keabadian

Lewat ilmu yang kau tanamkan

 

Allah tlah memilihmu menjadi guru

Pertanda Allah kan bahagiakan dirimu

Disuatu hari kelak

Dimana semua orang berharap secercah bahagia

Allah kan bukakan pintu surga Darul Farah untukmu

Karena Allah mencintai

Orang yang senantiasa membuat anak-anak riang bahagia

 

Allah tlah memilihmu menjadi guru

Pertanda Allah percaya padamu

DIA titipkan semesta cinta dihatimu

Untuk kau berikan pada mahluk kecil

Yang terlahir karena cinta yang DIA titipkan pada jiwa manusia

 

Allah tlah memilihmu menjadi guru

Pertanda Allah cinta padamu

Allah kan ukir indah namamu di setiap hati muridmu

Yang terpahat dalam prasasti doa

Dan karenanya semoga terketuk beragam pintu surga

 

Allah tlah memilihmu menjadi guru

Maka tersenyumlah selalu

Didepan amanahmu

dan Ingatlah slalu

bahwa Allah sayang padamu

Berantem??? Ah masa...

Syoksiyah....."berantem 'ala islam?"

 

Kemuning asyik membolak-balik majalah Cantik sambil tidur-tiduran di atas sofa.  Majalah Cantik adalah majalah favorit para wanita muda yang berisi berita-berita seputar aktifitas wanita.  Tidak hanya berita, Kemuning menyukai majalah ini karena di dalamnya terdapat beberapa rubrik yang berisi tips dan trik penting bagi para wanita yang berkaitan dengan berbagai aktifitas kehidupan wanita.  Wanita dan Bisnis, Wanita dan Politik, Wanita dan wisata, dan banyak hal lain yang serba dikaitkan dengan wanita.  Terkadang Kemuning sering bertanya; mengapa semua harus dikaitkan dengan wanita, seolah semua yang berkaitan dengan publik bukan milik wanita sehingga wanita perlu menegaskannya dengan menyandingkan identeitas gender.

Namun peranyaan itu hilang begitu saja setelah ia asyik dengan berita-berita terkini yang tersaji.

“Ning, kamu asyik banget sih…” 

“Eh, Kak Mira, ada apa kak?”

“ Ada apa lagi,… satu jam lagi kamu kan ada pengajian, bukannya siap-siap malah melototin majalah terus”

“Kak Mira, gitu aja kok repot, masih satu jam kok, tenang aja kenapa?”

“tenang gimana la wong musholanya belum dirapiin”

“lho, bi inay ke mana?”

“Belum balik dari pasar!, sana rapiin dulu, siapin makan sama minumnya juga!”

“wah,… bi Inay parah nih masa ke pasar 3 jam belum pulang juga!” keluh Kemuning

“udah ga usah ngeluh lagi, gih sana siapin”

“Kakak ga bantuin?”

“ngga, kakak mo siapin materi presentasi besok”

“yaah”, kemuning kecewa.

Majalah Cantik ia geletakan diatas sofa. Ia bergegas ke mushola.

 

Mushola terletak dihalaman belakang di samping kolam sudut halaman.  Di sinilah kemuning dan teman-teman biasanya mengadakan pengajian rutin untuk mengkaji ilmu-ilmu islam.  Biasanya kajian diadakan hanya 2 jam.  Usai kajian Kemuning dan kawan-kawan melakukan diskusi tentang berbagai hal.  Ketika diskusi itulah suasana terasa semakin akrab.  Apalagi kalo Bi Inay sudah menyajikan makanan kecil dan minuman.  Lengkaplah keceriaan yang terasakan dalam kajian.

 

Satu hal yang sering membuat kemuning sebal adalah Bi Inay.

Bi Inay suka ikutan nimbrung.  Iya sih, ada mamfaatnya juga, Cuma yang bikin malu, bi Inay suka nanya yang aneh, aneh.

“Neeng,… Neng Nining…”

“panjang umur nih bi Inay”gumam Kemuning.

“Dari mana saja Bi?” tanya kemuning tak sabar

“Dari pasar Neng,tadi ada yang mau berantem makanya bibi telat pulangnya”

“Berantem kenapa bi?”

“itu Neng, bibi juga ga tau kenapa mereka mau berantem”Bi Inay yang selalu bersemangat mulai bercerita.

“tahu ga Neng, yang mau berantem itu dua-duanya pake jilbab rapi kayak Neng Nining dan Neng Mira”

“Apa?” Kemuning kaget

“iya, waktu di angkot bibi melihat dua perempuan berjilbab, mereka ngobrol panjang, kemudian mereka bilang syoksiyah, dua-duanya Neng bilang syoksiyah”bi Inay bercerita dengan ekspresi menegangkan.

“Nah, setahu bibi, kalo orang sudah bilang syoksiyah,syoksiyah biasanya terus mereka naikin tangan baju..”

“bukan tangan baju kali, lengan baju..” Kemuning menimpali

“iya pokoknya begini” Bi Inay memperagakan dengan menaikan lengan baju dan mengepalkan tinju.

“Nah, kalau sudah meureup begini, biasanya trus ramelah saling pukul”

“apa mereka saling pikul Bi?”  Kemuning penasaran

“Tah eta neng, yang bikin bibi heran, temen-temen eneng teh bilang syoksiyah-syoksiyah tapi bicaranya pelan,dan bibi tunggu-tunggu kok ngga meureup-meurep.  Bibi pikir mungkin mereka ga berani berantem di angkot, makanya bibi ikutin terus”

“yah bibi, ngapain juga ngikutin mereka kayak kurang kerjaan aja” Kemuning mulai kesal

“Tunggu dulu neng, bibi belum selesai nih”Bi Inay membela diri.  Setelah menghela nafas, Bi Inay melanjutkan ceritanya

“waktu mereka turun, bibi juga ikut turun, bibi pikir harus ada yang misahin kalo mereka berantem, bibi ikutin terus tuh mereka, tapi sampai mereka masuk rumah bibi tetep ga ngeliat mereka berantem, apa mereka berantem dirumah ya neng, apa mereka saling meureup di rumah ya neng? kan yang pake jilbabmah suka ga mau keliatan auratnya””Bi Inay kini menatap Kemuning mengharap jawaban.

 

“Huaha…ha..ha.. Bi Inay ketipu, kacian deh”Kemuning tertawa terbahak sambil memegangi perutnya.  “huaha..ha..ha bi, makanya ga usah turut campur urusan orang”kata kemuning sambil terus tertawa.

Bi Inay, dengan wajah polos, lugu dan sedikit sedih menatap Kemuning.

“Eh ari Neng Nining, bibimah bukan mau ikut campur urusan orang, kan kata neng Elma yang suka ngisi pengajian juga kita the harus amar ma’ruf nahyi mungkar, harus mencegah kemungkaran, pan meureun ari berantemteh prbuatan mungkar” Bi Inay mulai kehilangan semangat.

“Bi,Inay, bibi salah denger kali” tiba-tiba Kak Mira menimpali sambil menahan ketawa

“Enggak Neng, walau mereka bicaranya pelan bibi yakin kok mereka bilang Syoksiyah-syoksiyah”Bi Inay memebela diri lagi.

“Bukan syoksiyah kali bi, tapi syaksiyah, syaksiyah islamiyah”Kak Mira mencoba menjelaskan

“iya neng bener, mereka juga bilang islamiyah, islamiyah begitu, makanya bibi sempet mikir ada cara berantem islami neng” Bi Inay mulai semangat lagi “ kan sekarang musim islami, islami gitu ya neng ya, bank islami, hotel islami, pernikahan islami, makanya bibi pikir waktu mereka bilang syoksiyah islamiyah itu mereka mau berantem islami, berantem secara islam”

Kak Mira mencoba menahan ketawa. Ia menghela nafas panjang. 

“Bi… mungkin mereka itu sedang membicarakan Syaksiyah Islamiyah bi, pake A, Syaksiyah, bukan syoksiyah, syak-si-yah”  Kak Mira mencoba menjelaskan

“iya bi, itu artinya kepribadian islam” timpal Kemuning.

“Naon ari kepribadian islam the?” tanya bi enay lugu

“Syaksiyah islamiyah atau kepribadian islam itu, adalah cara bertindak,bersikap,berfikir yang didasarkan kepada nilai-nilai islam”Jelas Kak Mira

“ah si eneng mah, jangan pake bahasa kuliahan atuh, bibimah ga ngerti, maksudnya gimana? bi Inay penasaran

DoaUntukKuatIngatan.3gp




Bgaya..duh kacian.3gp




Tentang Wanita

Wanita ada, untuk dicinta,dimanja dan menoreh karya

 

Adalah Nabi Adam as, diciptakan Allah langsung dari tanah,

Ketika tanah telah menjelma sempurna; menjadi manusia.

Kemudian Allah ciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk manusia pertama

Bukankah ini karunia pertama untuk wanita?

Allah ciptakan wanita dari sesuatu yang sudah sempurna

Bukankah ini suatu yang istimewa?

 

Pernah Baginda Nabi saw berpesan

Kepada para orangtua

Agar mendahulukan anak wanita dibanding laki-laki

Bukankah ini pertanda wanita harus dimanja?

 

Dan kepada para orang tua,

Baginda Nabi saw pun mengatakan

Bahwa denagn mengasuh tiga anak wanita

Maka baginya ada penjaga dari sentuhan api neraka

Ketika sahabat bertanya; bagaimana dengan 2 anak wanita?

Baginda Nabi saw meng-iya kannya

Anak wanita yang istimewa, betapa bahagianya karena ia telah dicipta

 

Ketika menjadi dewasa

Allah perintahkan para wanita

Untuk menutup aurat mereka

Itu karena Allah menyayangi kaum wanita

Agar tak cacatlah ia

Agar kecantikan sempurna terjaga

 

Kepada para pria

Baginda Nabi saw pernah berkata

Bahwa yang paling baik diantara mereka

Adalah yang paling baik bersikap terhadap para wanita

Ah,

Betapa bahagianya engkau wahai para wanita

 

Ketika Allah memberi waris pada para pria

Duakali dari empunya wanita

Tetap saja Allah pikulkan tanggungjawab

Dipundak para pria

Untuk tetap menjaga dan memelihara kesejahteraan hidup para wanita

Sementara wanita, tak diminta untuk membagi harta dengan para pria

Bukankah Allah memanjakan wanita?

 

Baginda Nabi saw, manusia yang paling bijaksana

Juga pernah berkata

Bahwa tanpa memikul senjata,

Tanpa berpayah lelah ke medan jihad laga,

Wanita akan mendapat pahala serupa

Hanya dengan berbakti pada suami

Dan mengurusi semua urusan rumah tangga.

Bukankah ini tanda bahwa Allah begitu mengistimewakan wanita?

 

Dalam buaian cinta dan manja

Bukan berarti tiada karya tercipta,

Betapa Allah menghargai karya yang lahir dari para wanita

Ketika DIA berpesan

Melalui lisan Rosul saw yang mulia

Bahwa wanita adalah tiang negara

 

Dalam buaian cinta,

Dalam dekapan kasih nan manja

Allah berikan pahala yang sama bagi pria dan wanita

Ketika mereka menoreh aneka karya

Jadi, bukankah menjadi wanita itu adalah istimewa?

 

Andai ada yang berkeluh,

Jika ada yang merasa gundah

Hanya karena dirinya wanita,

Ah,

Itu terlalu mengada-ngada

Ataukah mungkin karena para orangtua juga para pria

Lupa akan pesan Baginda Nabi saw tercinta???

 

Maka berbahagialah wahai para wanita

Agar dunia pun tersenyum ceria

Sadarilah bahwa enkau begitu istimewa

Karena itu, marilah kita berkarya,

 

Fabiayyi alaa irobbikuma tukadzdziban?