Kamis, 21 Februari 2008

Game Sholat Dhuha

Untuk variasi, Bina Syakhsiyah Islamiyah (BSI) pada anak-anak, kadang saya sampaikan dengan game.  Salah satu game favoritsaya adalah kokologi, sebenarnya bukan game ya, tapi instrument untuk menebak kepribadian yang berasal dari  Jepang.  Kokologi banyak menginspirasi saya, kadang saya ajak anak-anak untuk bermain kokologi, untuk mengetahui sejauhmana minat dan kepribadian mereka.  Tak jarang juga saya modofikasikan suatu game kedalam metode kokologi.  Metodenya sederhana.  Kepada peserta (lawan bicara) dibacakan sebuah cerita, peserta (lawan bicara) mendengarkan dengan seksama dan penuh konsentrasi sambil membayangkan dan mengimajinasikan bahwa ia menjadi pemeran utama dalam cerita tersebut.  Dalam kokologi biasanya diakhiri dengan pertanyaan dan beberapa jawaban.  Dari pilihan jawaban itulah kita bisa menebak kepribadian peserta (lawan bicara).

 

Biasanya saya iringi game ini gengan instrument Koi nya Kitaro.

“ Oke siap?, silahkan cari posisi yang enak, boleh tiduran, duduk atau apa saja terserah” itu instruksi pertama yang saya berikan.

“Pejamkan mata, dengarkan cerita yang Bu Rani sampaikan” saya mengarahkan sambil mengamati, karena biasanya ada saja anak yang tidak mengikuti instruksi.

“Bayangkan pada suatu hari, antum diajak pergi oleh ayah antum dengan menggunakan mobil mewah,… antum begitu menikmati perjalanan itu, sepanjang jalan antum melihat pohon yang rindang, dan jalanan yang sepi… antum melaju dengan cepat hingga sampai ke tempat tujuan…”

Cerita saya bawakan dengan ritme yang pelan dan penekanan-penekanan intonasi untuk membangkitkan imajinasi.

“Ternyata, tempat tujuan antum adalah sebuah istana yang sangat mewaaah sekali,… antum dipersilahkan masuk. dan woow, di dalamnya banyak sekali mainan yang antum suka”

“Yang lebih menyenangkan lagi,…. ternyata antum dibolehkan mengambil semua yang antum suka,… ingat, semua yang antum suka!’

“Semua yang antum suka silahkan ambil,… ambil…ambil”

Saya berhenti sejenak.

“Sudah selesai, sudah puas?”

Saya tunggu sampai mereka merasa telah mengambil semua yang mereka inginkan dalam imajinasi mereka.

 

Ketika mereka merasa sudah selesai, barulah saya coba tanya mereka satu persatu.  Biasanya mereka dengan bangga menyebutkan buanyaaaak sekali apa yang mereka ambil dalam imajinasi mereka.

 

Setelah itu, barulah saya ceritakan sebuah riwayat bahwah dulu ketika Rosulullah saw pulang dari perang Hunain, banyak sahabat yang gembira karena perang Hunain adalah perang yang dilaksanakan dalam waktu singkat, tapi ghonimahnya begitu banyak.  kemudian Rosulullah saw bersabda “ maukah aku tujukan sesuatu yang lebih singkat dari perang hunain ini, tapi mendapatkan lebih banyak?” sahabat bertanya “wahai Rosulullah apakah itu?”  Rosulullah saw menjawab “sholat dhuha”

Selain menceritakan riwayat tersebut, saya sampaikan juga hadits mengenai keutamaan-keutamaan sholat dhuha, cerita-cerita nyata yang saya dengar dari orang yang rajin sholat dhuha, dan lain-lain.

Yang harus dijelaskan juga adalah konsep sederhana tentang rizqi.

 

 

 

12 komentar:

  1. Sebuah pendekatan yg berbeda memang webih cepat tertangkap di banding dlm bentuk formal.

    BalasHapus
  2. wahhh Bu Guru lagi bagi2 ilmu...
    Tfs Bu...

    BalasHapus
  3. wah boleh juga nih saya paktekkan buat anak2 di rumah...thx yo mbak

    BalasHapus
  4. wah, ini sih game buat saya juga, hihihihihi

    BalasHapus
  5. ooh Kokologi namanya, makasih ya mba.... :-)

    BalasHapus
  6. Emang harus berani tampil beda di depan anak-anak, kalo anak-anak "diceramahin" mah ada 2 kemungkinan ; ngantuk atau main sendiri.... hasilnya ga bakalan nyampe tuh materi dan maksud hati

    BalasHapus
  7. bukan ilmu ini mah cuma pengalaman aza...

    BalasHapus
  8. Suka maen game ya?? Wah,... sama donk.. ^_^

    BalasHapus
  9. iya,.. bukunya banyak dijual ditoko-toko buku, pokoknya kokologi itu asyiiick

    BalasHapus