Selasa, 10 Juni 2008

Arti sebuah nama,

Sudah kenal semua dong dengan pepatah Shakespear(salah ga nulisnya, kalo salah tolong betulin ya....) : Apalah arti sebuah nama.
Tapi sabda Baginda Nabi saw tercinta, nama adalah do'a.
Dan tentu saja nama adalah identitas.  Apalagi untuk wanita yang menikah, biasanya namanya disandingkan dengan nama suaminya.
"Tapi tidak ada laki-laki yang dipanggil dengan nama perempuannya" kata Andrea, guru bahasa Jerman kami.
Tidak lazim kali ya...
Jadi inget dulu ketika di Insantama, aku dipanggil Bu Rani, dan tak jarang suamiku dipanggil Pak Rani.  Padahal suamiku tidak kalah populer juga dikalangan para guru sebab dia sering memberi materi mengenai multiple intelegensi dll pada para guru.  Suamiku adalah salahsatu anggota pengurus Yayasan Insantama.  Lucunya juga Bapak-bapak Yayasan itu terkadang memanggil nama suamiku : Sumaryono daripada Rani... (Nah... ngikutin nama istri lagi )

***
Ketika aku lahir, ayah ibuku menghadiahi aku sebuah nama : Rani.
Tidak ada kepanjangan atau nama keduanya.
Orang tuaku belum siap punya anak,sehingga memberi nama hanya Rani,kata temanku.
Bagi aku sih Hadiah nama ini begitu indah, jadi walaupun hanya satu kata ya ga masalah.

Saat di SMA aku sekelas juga dengan teman yang bernama Rani Setiawati.  Jika ada teman lain yang mencari aku pada teman lain, biasanya temanku bertanya dulu nyari Rani S atau tanpa S?

Sekarang, dalam pasporku namaku menjadi Rani pake S. 
Ceritanya dulu aku mendaftarkan diri untuk identitas paspor sesuai identitas KTP, ijazah, dll.  Tapi petugas menyaranka agar aku memakai dua nama.  Maka ditambahlah namaku dengan nama ayahku jadi Rani Sulaeman.

Ketika sampe di Gilching, aku lebih di kenal dengan nama Bu Maryono.  Seingatku, baru di Gilching sini aku dipanggil dengan identitas suamiku.  Pernah sih sesekali dulu dipanggil Bu Maryono, hanya kalo ke kantor suami, dan dulu rasanya asing banget.
Kalo sekarang sih sudah biasa.  Biasa meperkenalkan diri dengan nama Bu Maryono.
Sementara suamiku, tida lagi ada yang memanggilnya Pak Rani .

10 komentar:

  1. kisah yg memikat,makasih ya Ran dah sharing

    BalasHapus
  2. sepertinya lebih bagus disambung dech bu...
    bu rani&pak sumaryono jadinya rani sumaryono...^_^
    saya jadi inget bu dini sumaryani (umminya fafa)...apa saudaraan ya sama pak sumaryono...~_~

    BalasHapus
  3. Makasih juga udah mau baca.... ^_^

    BalasHapus
  4. iya,... banyak, sebanyak apa yang kita impikan.

    BalasHapus
  5. Mba Dini itu saudara seiman,.... ^_^

    BalasHapus