Ramalan cuaca hari itu menunjukkan bahwa segenap hari akan disinari terik mentari. Tak ada kabar awan akan datang, apatah lagi hujan
Seperti yang terjadi pada siang tiga hari yang lalu. Pagi sampai pertengahan siang begitu panas. Entah dari mana datangnya, serombongan awan kelabu tiba-tiba datang. Tidak saja membuat bumi terlihat mendung, tapi kilauan kilatnya sempat membuat hati bertanya-tanya : ada apa engan cuaca? Tak terdengar suara
Aku menatap langit, mencari jawaban kapan rombongan awan itu akan menghentikan kirimannya ke bumi. Mendung. Tiada jawaban. Aku takut waktuku akan sia-sia menunggu awan berbaik hati berhenti mencurahkan hujan. Karenanya aku putuskan untuk menembus hujan, membiarkan diri di derai cambukan titik-titik air.
Ku kayuh sepedaku. Aku harus berhati-hati menghindari bening kristal es sebesar biji chery yang terlihat cantik, meski terasa sakit ketika memukuli badan, bertaburan dijalanan.
Setelah lelah, akhirnya sampai juga aku dirumah. Pun saat aku sampai dipintu, saat itu pula rombongan awan mendung terlihat pergi. Deras hujan tak ada lagi. Ceceran kristal es kini mulai mencair hingga akhirnya hilang dihapus terang. Ya. Mentari datang kembali menyinari. Menghangatkan bumi. Menghapus pupus basah yang baru saja menyelimuti setiap jengkal jalanan. Seolah mentari ingin menghapus gelisah dari setiap jiwa yang bertanya-tanya tentang hujan yang datang tak terduga.
Lalu kucoba bercermin pada hidup. Seringkali ditengah gembira bahagia kabar duka tiba-tiba menyapa. Saat itu terang tiba-tiba berubah mendung. Tawa berganti air mata. Dan kenangan tentang duka biasanya melekang dalam ingatan.
Meski duka itu datang hanya sekejap saja, tapi torehannya begitu mendalam menggores luka. Hingga suatu masa sesudah itu, barulah kita sadar bahwa lara tak lama.
kalau lihat di wetter.de hari itu, siangnya emang Gewitter, Teh... cuman aku gak percaya.. soalnya matahari meni terik pisan. Tapi pas pulang jemput Nadin, pas hari mulai mendung... baru percaya bahwa ramalan cuaca benar adanya... Dan baru ingat... biasanya kalau mau hujan... udara memang selalu terasa sangat panas... alias ngelekeb... :D
BalasHapusBadai pasti berlalu...tapi sebelum berlalu dia bertamu dulu....
BalasHapusteh..cuaca memang lagi aneh yah..hati2 ya teh...(nggak kebayang kelilipan es segede Cherry)
Iya Na, lupa juga saya kalo mau ujan udaranya panas duluan. Jadi rada-rada kaget juga waktu hujan tiba-tiba datang, langsung deras lagi.
BalasHapusIya nih tamu tak diundang yang pasti akan datang meski kita tidak tahu kapan dia akan bertandang.
BalasHapussubhanallah, susunan kata2 yang indah,....cuaca yang agak aneh memang, btw alhmdlh di sini(malaysia) masih ada mendung ada hujan dan berganti cerah....
BalasHapusmakasih teh sharingnya
BalasHapusngebayangin teteh naik sepeda menembus derasnya es waktu itu... nekad pisan... Saya aja yg denger di bawah atap, sampai megang2 kepala.. takut ketiban es.. :D
BalasHapusiya cuaca sekarang suka berubah-rubah, katanya sih efek rumah kaca & pemanasan global,
BalasHapusSama-sama...
BalasHapusSaat itu mah gak kerasa Na, saking pengen cepet pulang. Cuma sesudahnya kepala terasa pusiiiiing banget.
BalasHapusmakasih teh sharingnya
BalasHapuswah teh,kl aku sejak pertama disini kl hari panas sekali suamiku selalu khawatir akan datang harlgel(hujan es),takut koleksinya rusak,makanya gak heran kl cuaca panas sekali tiba2 hujan sudah terbiasa khususnya bila ada angin.
BalasHapusSama-sama ^_^
BalasHapusOh begitu ya???
BalasHapusWah kalo lagi jalan pas udara panas banget berarti harus siap-siap bawa payung juga ya....
Makasih infonya.
kayaknya nggak lewat LL deh hujannya. Mudah-mudahan sih nggak. Takut sama esnya:-(
BalasHapusSama-sama
BalasHapusEs nya ga menyeramkan koq :D
BalasHapus