Kamis, 31 Juli 2008

langit

Diatas langit masih ada langit.

parentsindonesia.com - Home

http://parentsindonesia.com/
lumayanlah, majalah online untuk baca-baca

aku merindukanmu,

kau yang selalu ada untukku,

ketika aku tertawa,

ketika aku larut dalam duka,

 

kau yang selalu memandangku dengan penuh cinta,

tanpa sedikitpun pamrih tersirat dari rona muka,

kau

yang selalu mengajaku untuk bersama

dalam keseharian langkah, meniti cintaNYA

 

aku kini merindukanmu,

ketika kulihat belantara terbentang dihadapan

ketika hanya kebuasan yang terbayang,

ketika segala onak dan duri

mulai menikam-nikam hati




Hunting

Iseng-iseng buka situs beberapa maskapai penerbangan.  Pengen tahu juga sih perbandingan harga.  & pengen tahu batas waktu untuk pemesanan paling awal.  Ternyata tiket hanya bisa dipesan tepat setahun sebelumnya.  Tadinya sih mo nyari tiket untuk January 2010 tapi limits waktu yang tersedia hanya sampai awal Juni 2009.  Berarti baru February 2009 deh bisa dilakukan pemesanan tiket untuk January 2010.
Yang saya amati, paling enak & murah adalah antara Qatar & Itihad.  Itihad hanya menampilkan daftar harga lowest price pada satu tanggal, sedangkan Qatar menampilkan alternatif harga yang paling murah di beberapa hari sebelum & sesudahnya.
Jadi membayangkan juga Nih, nanti pulang gimana ya?  Apa aku pulang duluan bareng anak-anak atau sama suami ya?  Masalahnya karena rumah harus kembali bersih & mulus seperti keadaan semula.  Semua barang yang sekarang ada harus di buang ke recyclinghof.  Rumah harus di cat & beberapa kerusakan (misalnya kotor & lain-lain) harus diperbaiki.  Kalau anak-anak masih dirumah mah atuh,... kebayang deh kalau mereka ikutan ngecat & lain-lain.

Senin, 28 Juli 2008

Membandingkan

Terinspirasi oleh tulisan (http://ejatmiko.multiply.com/journal/item/358/Algoritma_Berpikir) yang isinya tentang teori berfikir & salah satu kesimpulannnya adalah bahwa : berfikir adalah membandingkan, aku jadi ingin posting tentang banding membandingkan juga.
Mengapa, karena membandingkan itu sangat diperlukan untuk mengambil kesimpulan, setelah itu mengambil keputusan & tindakan.  Hanya saja aku jadi berfikir, selain untuk 2 keperluan diatas, banding-membandingkan perlu ngga sih?
Aku hanya menemukan bahwa diluar konteks diatas, banding-membandingkan akhirnya bermuara pada nilai negatif.  Mungkin karena aku lantas teringat pada kisah seorang teman.  Dia pernah becerita bahwa dulu dia punya adik perempuan yang usianya tidak jauh berbeda.  Sayangnya, sang adik tidak berumur panjang.  Dan sayangnya pula, selama adiknya hidup, entah disadari atau tidak, sang ibu selalu membanding-bandingkan antara temanku(perempuan juga) dengan adiknya.  Kebetulan dari segi prestasi dan lain-lain, temanku memang selangkah diatas adiknya.  Barangkali tujuan si Ibu adalah mulia yaitu untuk memacu semangat adiknya agar berprestasi lebih, seperti kakaknya.  Namun ternyata yang tertoreh dalam benak sang adik adalah luka hati yang sedemikian dalam.  Itu baru diketahui ketika sang adik berpulang keharibaanNya.  Diketahui ketika sang kakak menemukan buku harian adiknya.
Dibandingkan, memang sesuatu yang tidak mengenakan, baik ketika kita dalam posisi diatas, apalagi ketika kita berada diposisi bawah.  Lalu bagaimana untuk mengatasi orang yang suka membandingkan ini?.  Jika kita berada dibawah, maka jelas padanya bahwa kita tidak merasa ada permasalahan dengan kesenjangan yang ada dengan segala macam hujah, tanpa menunjukkan bahwa posisi kita lebih rendah. 
Jika kita berada pada posisi diatas, maka cobalah berbagi, tunjukkan bahwa kita peduli tanpa memandang rendah padanya. 
Jika cara tersebut tidak mempan & kita masih diperbandingkan pula, maka sudah saatnya kita mengambil keputusan & tindakan.  Bandingkan, mana yang lebih berharga, pertemanan atau kenyamanan, karena bagaimanapun adalah sangat tidak nyaman berada didekat orang yang selalu membanding-bandingkan.  Apalagi jika yang dibandingkan itu adalah masalah rizqi yang jelas-jelas diluar kuasa kita.  Jangan sampai kita malah berburuk sangka pada Sang Pemberi Rizqi.  Naudzubillahi min dzalika

Minggu, 27 Juli 2008

Lebaran

"Bu Rani, lebaran pulang ngga?"  begitu tanya bu Nia & bu Yulia saat kusapa lewat lowratevoip.
Ya pengennya mah pulang atuh, tapi gimana donk, kalo pulang mah bisa bangkrut mengingat ongkos yang sedemikian mahal, mana anggota keluarganya ada 5 pula. 
"Tapi koq pak Sumaryono & dehani, bolak-balik ke Indonesia, ongkosnya murah bukan?" tanya mereka penasaran.  "kalau suami mah dibayarin kantor karena ada acara yang berkaitan dengan riset& kegiatan seminar yang melibatkan kantor, baik Bakosurtanal maupun DLR, kalau dehani mah, bolak-balik karena terpaksa biar dapet ijazah SD"

Bu Nia, & Bu Yulia, teman baik, teman tertawa, teman bergaya, teman seiya sekata, teman satu karakter pula.  Para sanguinis insantama, ditambah satu sanguinis lagi bu DWCS.  Kalau kita udah ngumpul, Insantama bakal meledak dengan tawa.  Kalau salah satu kita hilang, insantama seperti mati terbunuh sepi.  Bahkan bu DWCS pernah bilang, ga ada bu Rani, Indonesia sepi,... hiks-hiks-hiks.

Tunggu aku teman, semoga Allah berkenan mempertemukan kita lagi dalam kebaikan.  Amin

Nova online » Nova

http://www.tabloidnova.com/home.php

Sabtu, 26 Juli 2008

Seperti aku

Anak yang satu ini memang lincah & energinya cukup banyak.  Ini menujukkan bahwa ia punya gaya belajar kinestetis.  Selain itu juga gaya bossy, suaranya cukup keras dan gampang ngambek.  Pertanda dia punya sebagian ciri karakter korelis.  Dia juga suka iseng, suka teriak tapi juga cengeng.  Ini adalah sebagian dari ciri karakter sanguinis.  Iseng pertanda kreatif, cengen pertanda kekanak-kanakan & senang diperhatikan.  Salah satu ciri sanguinis lain yang menonjol adalah, dia cukup mempesona, kesan pertama ketika melihatnya, orang pasti akan berkata "cakep".  Kalau tertawa cukup keras & lama, dan ia mudah mentertawakan sesuatu.  Ia selalu punya ide dan jawaban sendiri atas sebuah permasalahan.  Itulah karakter sanguinisnya.
Tapi  namanya juga anak-anak, ada masa rewel, ada masa tenangnya.  Seorang teman yang barangkali pernah melihat dia dalam keadaan rewel menyimpulkan bahwa dia "nakal".  Tapi bagiku tidak, karena pada dasarnya tidak ada anak yang nakal.  Dia tidak nakal, dia hanya seperti aku, bahkan aku dulu masih jauh lebih iseng & lebih kreatif juga lebih kinestetis.
Daftar keisengan yang kulakukan ketika aku kecil sepertinya bakal cukup panjang untuk kutuliskan.  Pernah aku mengejar-ngejar adikku sampai adiku terjatuh tepat disalah satu sudut meja.  Kulihat saat itu mulutnya berdarah & ternyata lidahnya sobek sehingga harus dijahit beberapa jahitan.  Tapi saat itu aku hanya tengah bermain bersama adikku, & karena orang tuaku mengerti betul, tidak ada rasa marah yang mereka tampakkan padakku.  Sewaktu SD pernah ada orang tua yang melaporkan aku kewalikelasku berkaitan perlakuanku terhadap anaknya, dan sampai sekarang aku belum mengerti tingkahku yang mana yang mereka laporkan.  Waktu SMP, disekolah  aku senengnya berdebat.  Pernah juga sih aku mogok sekolah sampai orang tuaku dipanggil oleh pihak sekolah.  Di rumah, apalagi ketika di masjid, teman-teman yang lain rajin mengaji, maka aku rajin mengisengin mereka satu persatu.  Belum lagi ketika tarawih, aku rajin membawa karet yang kemudian aku jepretkan kebarisan bapak-bapak dibalik hijab pemisah shaf laki& perempuan.  Waktu SMA apalagi, ketika ikut PMR, aku paling sering ngisengin seniorku, dari mulai pura-pura makan permen sambil berdiri, bertanya yang ngga-ngga & mencoba menerjemahkan perintah senior kedalam cara yang berbeda.   Aku baru sadar sekarang kalau ternyata aku mungkin sangat membuat orang tuaku bingung dan khawatir.  Khawatir akan keselamatanku ketika hobyku main layangan diatas genteng kumat, khawatir karena aku tidak takut ketika berkelahi baik dengan teman perempuan maupun teman laki-laki, dan banyak lagi kekhawatiran yang lainnya Itulah mungkin akhirnya mereka memanggil orang-orang sholeh & mengadakan pengajian untuk mendo'akanku. Dan hidayah pun akhirnya datang juga.  Alhamdulillah akhirnya Allah membimbingku, & mempertemukanku dengan orang-orang yang intens mengkaji ilmu agama.  Setelah itu, "bakat-bakat" yang dulu, mulai berubah kearah positif & cukup membuahkan hasil.
Kini aku punya PR untuk mengarahkan anak-anakku dengan segala potensinya menuju arah yang yang positif.  Agar tidak ada seorangpun yang mencap mereka dengan kata nakal.  Selaksa do'a rutin aku panjatkan kehadirat Ilahi Robby, agar mereka menjadi generasi yang DIA ridhoi, agar mereka menjadi orang yang DIA cintai, agar mereka menjadi orang yang selalu mendapatkan kebaikan & kebahagiaan didunia & akhirat.  Agar mereka menjadi orang yang cerdas IQ & EQ.  Agar mereka menjadi pribadi-pribadi yang mengukir sejarah dengan tinta emas dalam perjalanan menegakkan kalimahNYA.

Dua sisi mata uang, 8 arah mata angin

Satu koin uang terdiri dari dua sisi, dan bulatnya penjuru bumi terdiri dari delapan arah mata angin.  Satu permasalahan dapat dilihat dari dua sudut pandang atau lebih.  Begitupun sebuah keadaan bisa dinilai dari berbagai penilaian.  Seperti kehamilanku saat ini.  Ada yang kaget, banyak yang gembira, ada yang menangis, ada yang aku "semprot" dan ada pula yang tiba-tiba jadi cerewet.  Yah, aku sendiri sama sekali tak menyangka, karena memang tak berencana.  Tapi mau diapakan lagi.  "itu mah rezeqi" kata beberapa teman.  Kemudian aku teringat dengan seorang teman yang sering minta dido'akan agar segera mendapatkan momongan.  Dia teman yang istimewa bagiku sebab dia adalah musrifahku yang usianya 10 tahun lebih muda dariku,teman berkreasi,teman berantem,dan teman gila-gilaan (dia selalu mengajakku pertama kali sebelum mengajak orang lain jika dia ingin menemukan sebuah "ide gila" untuk sebuah kegiatan di sekolah kami).  Temen inilah yang aku semprot "gara-gara kamu sih selalu minta dido'ain agar kamu segera dapat momongan, eh sekarang malah aku yang hamil duluan, mungkin ini karena malaikat akhirnya mengaminkan untukku setiap kali aku mendo'akanmu" begitu semprotanku "pokoknya sekarang kamu harus do'ain temen-temen yang lain seperti... (kusebut teman-teman yang baru punya satu putra) supaya malaikat mengaminkan untukmu" itu tuntutanku.  Musrifahku cuma ketawa sambil mengiyakan "iya deeeeh" katanya disela tawanya yang renyah.
Ada juga yang mengingatkanku.  Yah meski aku selalu menyemangati teman-teman bahwa walau bilangan usia bertambah tua, tapi semangat harus tetap muda, tetap saja tidak bisa dipungkiri bahwa dengan bertambahnya usia, daya tahan tubuh & fungsi beberapa organ tubuh, sudah tidak seperti dulu lagi.  Seperti apa yang pernah disabdakan baginda Nabi Muhammad saw tercinta : "semua penyakit ada obatnya, kecuali penyakit tua".
Seorang teman mengingatkanku bahwa aku tidak muda lagi, usiaku sudah diatas 35.  Banyak faktor resiko cukup tinggi dalam kehamilanku ini.  Ia bercerita tentang temannya yang meninggal karena keracunan oleh bayinya meninggal dalam kandungan.  Kemudian resiko cacat.  Belum lagi aku tinggal di Jerman, bukan di Indonesia.  Di Indonesia sangat mudah mencari pembantu untuk menolongku baik selama kehamilan maupun pasca melahirkan.  Selain itu ini adalah kehamilan yang ke lima, sementara anak-anakku masih kecil-kecil dan masih membutuhkan banyak bantuan dan perhatian.  Yah pokoknya memang banyak hal-hal negatif yang harus diantisipasi.
Kemudian anak-anakku sekarang jadi tambah cerewet terhadapku.  "umi udah minum susu belum, kalau tidak minum susu nanti banyinya tidak sehat" atau "umi udah minum multivitamin belum?"  tidak jarang "umi udah ga usah cuci piring, biar abi aja, kalau umi kecapaian kasihan adik bayi yang didalam perut" dan banyak lagi instruksi lain yang sering membuatku geli.

Ah, apapun yang mereka ekspresikan, yang jelas hanya menambah perbendaharaan fakta.  Aku memang harus menyiapkan banyak hal.  Tidak mudah memang.  Tapi aku tahu, Allah maha penyanyang terhadap semua hambanya, dan aku betul-betul menggantungkan diri pada belas kasih sayangNYA.  Belas kasih sayang yang mungkin dititipkan lewat do'a & perhatian dari semua teman & sahabatku.  Baik sahabat via multiply, maupun yang nyata didunia yang sebenarnya.

Kamis, 24 Juli 2008

majalah femina

http://www.femina-online.com/main/default.asp
lumayan lah buat baca-baca

Bad Mood

Astaghfirullohal'adziiim,
seharian ini mood ku bad banget.  Bete total abisz-abiszsan.  Sedih melulu bawaannya, pengennya nangiiiiis aja.  Kalo waktu masih dapet siklus bulanan wajar, aku sudah maklum dengan sendirinya, langganan sedih sebulan sekali. Rutin nangis bulanan , yah namanya juga perubahan hormonal.  Masih mending bawaannya jadi sedih, bukan marah, jadi meminimalis dosa-dosa yang sedemikian banyak lha. 
Kenapa ya?
Kayaknya sih banyak yang kangen sama aku.  Sebab kata orang jika kita rindu alias kangen sama seseorang, otomatis orang yang dirindui bakal merasakan "sesuatu".  Sesuatu ini emang ga jelas.  Tapi contohnya, jika anak jauh dari orangtuanya, kemudian orangtuanya kangen, pasti anaknya rewel.  Jika seorang sahabat kangen dengan sahabatnya pun demikian, sahabat yang dirindui bakal merasakan sesuatu yang gimanaaaa gitu.
So aku pikir, bad moodku kali ini penyebabnya ya karena banyak yang kangen sama aku.  Maklum, menurut tulisan teman-teman yang terkumpul dari buku kenangan, aku tuh orangnya selalu ceria&murah senyum.  Selain itu juga ngeyel& suka menjadi Inspirasi.  Pasti mereka merindukan kehadiranku,pasti mereka tengah terkenang betapa cerewetnya diriku.  Pasti mereka ingin bersama berkarya lagi denganku seperti dulu.  Pasti mereka kangen lihat penampilanku yang meski tertutup rapi & rapat oleh jilbab & kerudung, ada juga yang bilang penampilanku itu selalu fashion show, padahalmah boro-boro.
Ah teman-teman, aku juga merindukan kalian, tapi gimana lagi doooonk, kalo mo pulang dulu bisa berabe, ongkos bulak-baliknya mahal, belum lagi harus bawa 3 buntut + satu embrio.
Tapi tenang...tenang, aku tetap rutin koq mengabsen kalian semua dalam do'a-do'a malamku,
Semoga Allah kelak mempertemukan kita lagi dalam kebaikan   Amin


ANDA, CALON PENULIS TERKENAL! - Femina-online.com

http://www.femina-online.com/event/event_detail.asp?id=112&views=23
kesempatan untuk menguji karya tulis fiksi anda di ajang lomba cerpen & cerbung Femina 2008

Sabtu, 19 Juli 2008

Tidak ada anak yang nakal,

Tidak ada anak yang nakal.   Itu salah satu “pedoman” yang selaku aku & teman-temanku pegang selaku guru.  Jika ada anak tidak bisa diam, berarti dia punya gaya belajar kinestetis.  Jika tidak diamnya itu ditindaklanjuti dengan mengganggu temannya, berarti kemungkinan dia tipe anak sanguinis korelis dengan gaya belajar kinestetis.  Jika tidak bisa diam, suka mengganggu teman & juga suka membuat “keributan” dengan mengeluarkan bunyi-bunyian baik dari mulutnya maupun dengan mencoba mengeluarkan suara dari suatu benda, berarti  kemungkinan besar dia tipe anak sangunis korelis dengan gaya belajar auditory kinesteteis yang punya kecerdasan musikal.  Jika sebaris lebel diatas ditambah lagi dengan kebiasaan suka berbohong, berarti kemungkinan dia punya daya khayal yang tinggi yang belum bisa membedakan mana khayalan & mana kenyataan.  Jika labelnya bertambah lagi, dengan rewel dan marah-marah, maka diagnosanya bertambah, berarti kemungkinan dia lapar,lelah, sehingga kepalanya pusing sementara dia belum bisa menerjemahkannya kedalam sebaris kalimat (jangankan anak kecil, orang dewasa saja kalo laper,capek terus pusing pasti bawaannya pengen marah).  Jika Ternyata barisan diagnosa tersebut diatas terjadi secara konstan & kontinyu, berarti ada kemungkinan dia kekurangan perhatian dan kasih sayang dari lingkungan terdekatnya, entah lingkungan orang tua & keluarga, teman, sahabat ,ataupun yang lainnya.

Jika dan sebaris jika lainnya terjadi padaseorang anak, maka akan ada sebaris analisa serta cara untuk membuat anak kembali pada dunia cerianya, kembali pada fitrahnya.

Itu yang selalu aku pegang ketika menilai anak-anak dikelasku, juga anak-anakku.  Pernah aku dulu dibikin pusing tujuh keliling,delapan putaran oleh perilaku seorang siswa.  Jika sudah begini maka biasanya aku meyerah & pihak sekolah memanggil pihak orang tua.  Orang tua yang bisa diajak kerjasama biasanya akan sangat mengerti, setelah itu, dengan kerjasama yang baik, perilaku siswa sedikit demi sedikit terlihat perubahannya ke arah yang positif.  Tapi jika orang tua tidak bisa diajak kerjasama, akhirnya hanya do’a saja sebagai jalan ikhtiar & usaha untuk merubah keadaan yang ada.  Jangankan tidak bisa diajak kerjasama, orangtua yang melibatkan polisi dalam rangka “membela” anaknya pernah aku alami juga.  Pengalaman yang tidak terlupakan ketika segala macam umpatan dan cacian kepadaku dihujamkan.  Aku hanya mampu berdo’a merintih, dan menangis dalam sholat malamku, Ya Allah, bukakan pintu hati orang tua siswaku itu, & beri petunjukk kepada muridku si “fulan itu”.  (Fulan yang mungkin tak pernah aku lupakan, juga beberapa siswa istimewa yang selalu mengundang perhatian kini malah sering aku rindukan)

Rintihan itu beberapa hari ini juga menyayat hatiku sebagai seorang ibu, ketika seorang teman (barangkali hanya bercanda) “bergidik” menceritakan bagaimana ulah anakku.  Bagaimana suaranya yang keras(ciri sanguinis) dan gayanya yang Bossy(ciri korelis) juga sikapnya yang tidak bisa diam(karena dia kinestetis) telah membuat sebaris kesimpulan bahwa anakku seolah layak diberi label…. apa ya? tidak terucap sih, cuma, apa yang tersirat sangat bisa ditafsirkan & membuat temanku yang lain terdiam.  Kalau aku bukan diam lagi…. tenggelam kali, tenggelam dalam kesedihan.  Dan ternyata kesedihan itu membawa efek domino, luka-luka lama yang kucoba lupa malah terasa pula (dasar melankolis)

Tapi dalam rintihan aku mencoba merenung.  Permenunganku adalah instrospeksi, Ya Allah, apakah aku pernah berbuat dzalim pada siswaku,apakah aku pernah “bergidik” menghadapi mereka? rasanya tidak.  Tapi yang aku baru ingat kali ini adalah(telmi deh, koq baru ingat) , barangkali aku juga sering tanpa sadar bercanda & melukai hati orang lain (maklum, sanguinis itu biasanya ngomong dulu baru mikir). Karenanya, pada kesempatan kali ini, jika ada yang pernah merasateluka oleh candaanku, aku mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala khilaf, sungguh tak pernah terbersit dalam benak untuk  membuat siapapun hatinya terluka dan tersayat.

Kemudian dari hasil permenunganku (ini nih, aku telmi banget karena baru nyadar setelah beberapa hari) barangkali Allah ingin agar aku merubah cara mendidik anak-anakku, barangkali Allah ingin agar aku mencurahkan sepenuhnya kasih sayang & kesabaran (yang mungkin selama ini sangat kurang) pada anak-anaku.  Barangkali Allah tengah bertanya padaku “limma taquluuna maa laa taf’alun?”  mengapa aku mengatakan sesuatu yang tidak aku kerjakan?  Mengapa selama dulu ketika menjadi guru curahan perhatian & kasih sayang pada anak orang lebih besar daripada ke anak sendiri?  Barangkali inilah jalan dari Allah agar aku bisa menerapkan teory yang selama ini aku pahami, pada anak-anaku sendiri.

Bolehjadi kita menyangka sesuatu itu buruk, padahal Allah jadikan banyak kebaikan didalamnya. Ya Allah terimakasih atas petunjukkMu ini.


Ah, lega kini rasanya.

Jumat, 18 Juli 2008

dia & dia telah menjadi yatim,....

Kurang lebih tiga bulan yang lalu, seorang teman mengabaraiku, bahwa ayah dari muridku yang selalu tampak ceria telah berpulan kehadapanNYA.  Lemas rasanya seluruh persendianku,resah dan sedih nyata terasa.  Ya Allah, anak sekecil itu beserta tiga orang adiknya harus menyandang gelar yatim.  Dalam gelisah hati bertanya, masihkah dia seceria dulu setelah ayandanya tiada? masihka ia sekreatif dulu? Masihkah ia seriang dulu?  Hanya do’a yang bisa aku panjatkan.  Ya Allah, kasihanilah mereka, sayangilah mereka, dan jadikanlah mereka orang-orang yang dicintai oleh semua yang berada didekat mereka.  Alhamdulillah, ketika saya bercerita tetang murid saya itu, seorang teman disini bermurah hati memberikan sejumlah bantuan.

 

Tadi sore, ketika aku menyapa seorang teman di Insantama, ternyata ada kabar baru lagi, seorang muridku yang lain telah menjadi yatim pula.  Masih terbayang wajah polosnya ketika tahun kemarin ia masih duduk di kelas dua.  Ya Allah, dia, lebih kecil dari muridku yang telah menjadi yatim sebelumnya, harus menanggung duka yang sama?  Ya Allah atas nama cinta yang telah ENGKAU titipkan pada setiap insan, maka ku mohon, rahmatilah muridku yang telah menjadi yatim itu dengan cintaMU,cinta orang-orang yang mencintaiMU,dan cinta dari orang-orang yang berada disekitar mereka.  Ingin rasanya aku memeluk mereka.  Ingin rasanya aku berbuat banyak untuk mereka.  Mereka yang wajah polosnya masih melekat dalam ingatanku.  Mereka yang keceriaannya selalu terbayang dipelupuk mataku.  Ya Allah, apakah kini keceriaan itu masih ada?

Kamis, 17 Juli 2008

Kekhawatiranku.......

Ketika rezim Suharto lama berjaya, berkuasa, banyak sekali lawan politik yang gerah bahkan menderita.  Bahkan menurut beberapa analisa, Suharto sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada putra bangsa untuk mengerti, memahami apa itu politik yang sesungguhnya.  Sehingga Bangsa Ini menjadi mandul politik.  Tapi meskipun mandul politik, lawan-lawan yang kira-kira masih “setanding” mulai muncul, mulai menunjukkan perlawan, sampai akhirnya rezim Suharto benar-benar jatuh.

Seingat  saya  keresahan itu muncul menyebar kemana-mana ketika harga dolar tiba-tiba melonjak dan selanjutnya pemerintahan yang saat itu dianggap tidak bisa bertindak di guncang, dan dihujani hujatan dari mana-mana.  Akhirnya, dengan jalan yang tidak disangka-sangka, tumbanglah rezim Suharto.  ( Pertanyaan pertaman : Harga Dolar, siapa yang pegang kendali?)

 

Waktu berlalu, rakyat kemudian memalingkan harapan pada penguasa susudahnya.  Rakyat menatap penuh harap kepada BJ Habibi, Kepada Gusdur, Kepada Megawati, Kemudian kepada SBY JK.  Tapi apa yang terjadi?  Jangankan perbaikan, yang ada malah tambah kacau dan kacau.  Sering saya mendengar rakyat kecil yang sama sekali tidak mengerti politik berkata “kalau begini mah masih mending Suharto yang jadi presidennya”.

Rakyat kecil tidak mengerti bahwa Rezim Suharto telah meninggalkan warisan buruknya sistem birokrasi di hampir semua lini.  Hutang luar negri, korupsi, pungli, dll akhirnya harus menjadi beban rakyat kecil.  (pertanyaan kedua, sudah berapa kali presiden berganti, tapi apakah pelaksana-pelaksana birokrasi dan admistrasi pemerintahannya berganti?  apakah mentalnya juga berganti?)

 

Rakyat semakin berharap pada angin kesejukan yang diharapkan bisa membawa perubahan yang signifikan.  Rakyat kini banyak berharap pada parta-partai Islam yang memang dikenal bersih dalam amalan, di kenal teguh dalam pendirian.  Hanya saja, bercermin pada pertanyaan pertama dan kedua,  ada kegelisahan & keresahan dalam dada saya. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada kekuatan yang tidak terlihat yang sebenarnya mengendalikan negara & pemerintahan ini.  Kekuatan itu milik Sang Negara adidaya yang tak ingin islam berjaya. 

Kemuadian sangat masuk logika bahwa mengubah sistem yang ada tidak semudah membalikan telapak tangan.  Mengubah mental para pelaksana administrasi & birokrasi bukanlah pekerjaan yang mudah yang bisa dihitung dalam bilangan beberapa tahun.

Saya khawatir, jika negara ini “hanya” diwarnai oleh sesuatu yang berlabel islam sementara sistimnnya sendiri jauh dari islami, rakyat nantinya malah akan kecewa dan berburuk sangka pada Islam itu sendiri.

 

Melihat fakta yang ada bahwa BBM direncanakan akan naik berkala, belum lagi harga listrik dan lain-lain, sanggupkah partai islam memenuhi keinginan rakyat yang nota bene kini hanya menginginkan kesejahteraan?

Saya malah khawatir jika partai islam menang (karena dihitung dari sisi manapun, krisis Indonesia terlihat masih panjang).  Saya khawatir jika akhirnya rakyat menuduh bahwa ternyata partai islam pun tidak bisa membawa kesejahteraan.  Saya khawatir jika akhirnya Islam jadi kambing cantik, eh salah, maksudnya kambing hitam dan rakyat tidak lagi percaya pada Islam

 

But Anyway,

Tiap orang punya cara pandang yang berbeda.  Dan perbedaan itu, apapun bentuknya sah-sah saja.

 

Islamic website for kids Muslim children games puzzles Arabic letters learning Quran Islamic screen savers

http://www.islamicplayground.com/scripts/default.asp

Mimpi

"Umi, Aa pernah mimpi ketemu teh Sarah, Aa kira teh sarah hidup lagi.  Teh sarah pake baju coklat Mi"  Begitu cerita Hasbi disuatu sore. "Iya Mi, kerudung teh Sarah warnanya orange"  Alfi ikut nimbrung  "ini mah dalam mimpi Aa, de"  Timpal Hasbi
"Aa kangen sama teh Sarah ya?" tanyaku.
"Iya" jawabnya pendek.  "Mi, sebenarnya Teh Sarah hidup ngga sih?"  tanyanya penasaran.
"Hidup A, tapi di Surga"  jawabku.  "Di Surga?"  tanyannya surprise.  "bukannya di gunung?"  "Iya,anak kecil yang meninggal dikumpulkan disalah satu gunung di surga"  Jelasku.
"Aa jadi pengen cepet-cepet mati"  Kata Hasbi.  Aku bingung deh kalau sudah begini.  Ketar-ketir jadinya.

***

Dulu, aku & suami sering menceritakan keindahan surga dalam rangka memotivasi anak-anak berbuat baik.  Ternyata mungkin cerita itu begitu berkesan dan mendalam dibenak anak-anak terutama Sarah.  Tak jarang ia merengek-rengek minta ke surga.  Aku hanya bilang "Kalau Sarah ingin ke surga, Sarah harus selalu berbuat baik.  Dan akhirnya memang Sarah dikenal sebagai anak yang sangat santun & baik.  Bukan itu saja bahkan keinginannya itu ia cantumkan dalam namanya ketika dia mengerti bahwa nama adalah do'a.  Nama Sarah Safira Millaty, ia tambahkan menjadi Sarah Safira Millati Sholihah Pengen Masuk Surga.  Panjang sekali ia menuliskan namanya di buku sewaktu duduk di TK.  Setelah masuk SD, barangkali karena sadar bahwa namanya kepanjangan, ia singkat menjadi Sarah PMS alias Sarah Pengen Masuk Surga.

Surga, memang merupakan impian setiap insan.  Juga merupakan impian setiap orang tua agar dia beserta anak-anaknya diperkenankan Allah masuk surga.  Tetapi, mana ada orangtua yang siap ditinggal anaknya meski anaknya pergi menuju surga.
Sering banget aku dibikin ketar-ketir sama Hasbi gara-gara keinginannya untuk segera ke surga.

Rabu, 16 Juli 2008

Kekurangan waktu

Namanya juga anak-anak, selalu punya cara untuk protes, jika merasa ada yang kurang pas dengan keinginan mereka.  Salah satu contohnya adalah ketika aku masih aktif menjadi guru dulu, dalam masalah pembagian tugas,dalam masalah pembagian kelompok,atau masalah sesuatu yang berkaitan dengan pembagian, selalu saja ada anak yang merasa tidak puas.  Ketidak puasan itu saya lihat akhirnya sangat mempengaruhi kinerja berikutnya.  Karena itu saya selalu berusaha agar tidak ada anak yang merasa tidak puas.  Saya mencari berbagai cara, dari mulai pengundian,kemampuan menjawab pertanyaan, permainan, dan lain-lain.  Setelah saya perhatikan, cara yang paling efektif untuk membagi tugas adalah dengan menyerahkan sepenuhnya pembagian tugas tersebut pada mereka.  Mereka dibiarkan berdiskusi untuk menentukan tugas yang akan mereka ambil setelah sebelumnya saya beri pengantar sekedarnya.  Demikian juga dengan pembagian hadiah dan lain-lain.  Biasanya mereka akan puas jika mereka sendiri yang menetukan.  Efektif?  sebenarnya ngga juga sih, demi memberikan rasa puas & melatih mereka mengambil kepusan serta bertanggungjawab akan keputusan yang diambilnya, saya sering merasa kekurangan waktu untuk menyampaikan materi pelajaran.  Hanya saja, karena mereka merasa senang, pencerapan materi optimal.  Lain jika aku yang mentukan pembagian kelompok misalnya.  Anak-anak cenderung cemberut dan akhirnya tugas tidak selesai dengan maksimal.
Itulah sebabnya mengapa saya lebih senang membiarkan anak mengambil keputusan sendiri.  Selain melatih mereka bekerjasama,berlaku adil, bertanggungjawab, Insya Allah buntutnya menyenangkan alias hampir tidak ada permasalahan dibelakangnya.  Permasalahannya cuma satu : Kekurangan waktu alias lama!!!

Bumbu instan

Karena saya memang sangat tidak jago masak, selain itu setelah saya mencoba menerka atau mengarang bumbu-bumbu untuk masakan tertentu & gagal melulu, akhirnya tertariklah saya pada bumbu instan.  Apalagi di sini bumbu-bumbu segar mahal sekali. 
Kemarin saya coba-coba bereksperimen dengan bumbu instan alias mencoba lintas fungsi & lintas rasa.  Alhamdulilah berhasil.

Begini.  Saya masak ati ampela pake bumbu Instan RAWON + santan, asem, sereh.  Hasilnya engga kalah dengan ati ampela masakannya Mi Odang.  Enak buanget.
Kemudian saya masak ikan mas pake bumbu Instan KARE+asem kandis+sereh+daun salam+daun jeruk+santen+laos, hasilnya ngga kalah dengan Gulai Ikan mas padang.

Mau Coba?

Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil

“Kita memang miskin, tapi bukan berarti kita tidak punya harga diri, jangan pernah biarkan orang lain menghina kita”  Kurang lebih begitulah kalimat yang di”dogmakan” orang tua Nanda (bukan nama sebenarnya) kepada Nanda putri sulungnya.

Sayangnya, orang tua Nanda lupa bahwa anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil.  Mereka juga lupa bahwa penderitaan orang tua tidak sepatutnya dibebankan pada anak.  Mereka barangkali juga lupa bahwa pendidikan yang utama adalah cinta, dan cinta tidak identik dengan harga diri.

Satu hal yang mungkin tidak dimengerti orang tua Nanda adalah bahwa fase berfikir anak-adalah adalah fase berfikir kongkrit.  Anak-anak tidak tahu konsep harga diri itu seperti apa.  Tapi Nanda terlanjur menerima dogma seperti itu.  Dogma yang kemudian dimengerti Nanda bahwa ia harus mempunyai harga diri yang tinggi.  Orang lain, teman-temannya dan siapapun harus tunduk pada dia, barangkali itu yang kemudian disimpulkan Nanda.  Akhirnya, setiap hari Nanda pun berulah. 

Sebenarnya Nanda adalah anak yang cerdas, terbukti dengan imajinasi yang tinggi serta kemampuan berbahasa yang luar biasa.  Salah satu contoh dari dua kecerdasan itu adalah bagaimana ketika dia berhasil membuat teman-temannya percaya bahwa kekayaan milik keluarga Putri adalah hasil curian ayah Putri yang dicuri dari ayah Nanda.

 

Orang tua mana yang tidak ingin menunjukkan cinta yang mendalam pada anaknya?  Termasuk juga orangtua Nanda, tentu mereka ingin menunjukkan cinta yang mendalam pada Nanda.  Tapi sayangnya bentuk cintanya itu malah membuat Nanda semakin dijauhi teman-temannya.  Kenapa?  Karena orang tua Nanda sering menerima pengaduan Nanda yang mungkin tidak semuanya benar.  Dan Karena sakit hati anaknya tidak perlakukan dengan baik, sering orang tua Nanda melabrak orang tua dari teman yang diadukan Nanda.

 

( ceritanya sih  masih panjang….)

 

***

 

Anak, memang merupakan Anugrah sekaligus ujian bagi orang tua.  Ketika anak tertawa, orang tua akan bahagia.  Ketika anak terluka,menderita,apalagi mendapat perlakuan yang semena-mena tentu orang tua akan terluka.  Sebenarnya, sebijak apakah pendidikan yang harus kita berikan?  Haruskah orangtua ikut campur dalam permasalahan anak?

Bercermin pada pengalaman masa kecil, rasanya aku bersyukur sekali ketika ibuku hanya menyuruhku bersabar ketika aku mengadukan permasalahan tentang rasa sakit hati yang kurasakan karena ulah seorang teman.  Tak pernah ibu dan  menyuruhku membalas apalagi membantu membantu membalaskan rasa sakit hatiku.  Sabar.  itu yang selalu mereka tanamkan.

Satu hal yang kulihat begitu mulia dari kedua almarhum orangtuaku adalah.  Ibuku tidak pernah membeda-bedakan mana anaknya sendiri dan mana anak orang lain.  Itulah yang mungkin membuat teman-temanku, teman-teman kakaku, juga teman-teman adik-adiku, betah berlama-lama main dirumahku.  Tak pernah sekalipun aku mendengarkan ibuku menceritakan,mengomentari apalagi merasa sebel dengan kelakuan seorang anak yang dimata orang lain mungkin menjengkelkan.  Mungkin karena saat itu ibuku sudah bisa mengerti betul bahwa anak-anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil.  Sehingga wajar-wajar saja jika seorang anak terkadang super kreatif alias nakal, atau super imajinatif sehingga selalu berbuat iseng, dan lain-lain.

 

Sekali lagi, anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil, sehingga tak sewajarnya kita memperlihatkan apalagi membebankan kesedihan kita,permasalah kita, kekecewaan kita,rasa tidak suka kita, pada anak-anak.  Anak-anak Allah ciptakan dengan cinta & karena cinta.  Karenanya, hanya cintalah yang berhak mereka terima.  Semoga saja, cinta yang kita berikan, memang cinta yang selayaknya mereka terima.  Bukan cinta yang kita rekayasa.

Doa

Spesial untuk seorang sahabat yang tengah mengandung anak ke 3.  Juga buat sepasang suami istri bakosurtanaler yang tengah menanti anak pertama.  Dan tentunya, buat rekan-rekan Mpers semua.

Semoga bermamfaat.


Allohummahfadz waladi maa dama fii bathnii

(Ya Allah jagalah anak dalam kandunganku)

Wasyfahu, anta syaafi,laa syifa-an  illa syifa-uka syifa-an  laa yughodiru saqoman
(dan sembuhkanlah ia, ENGKAUlah penyembuh,tiada penyembuh selain engkau,kesembuhan yang tidak sakit setelahnya.)

Allohumma akhrijhu min bathnii yauma wiladatihi sahlan wa tasliman
(Ya Allah keluarkanlah ia dari perutku pada hari kelahirannya dengan mudah & selamat)

Allohummaj'alhu shohihan kaamilan, khodiqon 'aqilan, amilan zakiyan, mukminan sholihan
(Ya Allah jadikanlah ia _orang yang_indah sempurna.cerdas berakal,beramal suci,mukmin yang sholih)

Allohumma ahsin kholqohu, washfah lisanahu liquro'atil qur-an wal hadits,
(Ya Allah indahkanlah  akhlaqnya, dan  fasihkanlah lisannya untuk membaca  Al Quran dan al hadits)

bi barokatin Nabiyina Muhammadin sholallohu'alaihi wasalam
(dengan barokah Nabi kami Muhammad saw)

Birohmatika yaa ArhamarRohimiin

Selasa, 15 Juli 2008

...........

"Boleh jadi kamu membenci

Pantesan

Pantesan asinan alias rujak yang seharusnya untuk 7 porsi, bisa dihabisin sendiri udah gitu kejadiannya dua kali berturut-turut lagi.  Pantesan beberapakali perut tiba-tiba terasa kram.  Pantesan kepala pusing ga ilang-ilang.  Pantesan makan dikit lambung terasa ga enak, kirain mah ku kambuh lagi.

Ah,Semoga Allah berikan perlindungan,Semoga Allah selalu berikan pertolongan, dan semoga Allah mudahkan semua urusan.  Aamiin

SOSIALIS???

Adanya standard minimal pendapatan yang harus diterima untuk tinggal di Jerman.  Jumlah penghasilan yang bisa diketahui oleh umum (pernah dicantumkan di sebuah majalah).  Pajak pendapatan yang sangat tinggi

Minggu, 13 Juli 2008

ratap 1

Pena dan kertas itu,
tempat aku melukis cita,
menuang mimpi,
mengeja kata bahagia,
telah kau rampas dariku,

kini,
apalagi yang hendak kau ambil dariku?
mataku,
pendengaranku,
atau celotehku?

sempurna kau jadikan aku lilin,
yang entah kapan,
kan habis bersama cahaya yang kaubakar ditubuhku,
demi terangmu

Sabtu, 12 Juli 2008

................................

Ya Allah, aku lelah,

dan tak tahu harus berbuat apalagi,

maka kuserahkan semua padaMU, duhai Robb yang Pengasih

Ya Allah, tolonglah aku,

 

Minggu, 06 Juli 2008

Bibi Lung

http://bibilung.wordpress.com/
Bibi ini yang satu ini blognya komplit plit deh. Selain jadi jawara di dunia persilatan, ternyata dia juga jawara di arena tulisan.

karena

Karena perjalanan menuju surga memang tidak mudah,
karena perilaku sabar dan ikhlas adalah cerminan ahlaq bidadari nan indah
karena surga adalah kediaman DIA yang kau cintai,
sehingga semua amalan tak layak kau nodai dengan pengharapan akan balasan dari seorang insan,
itulah sebagian alasan
mengapa kau harus tabah,
mengapa kau harus istiqomah,
dalam melaksanakan titahNYA,

http://www.ayahbunda-online.com

http://www.ayahbunda-online.com

:: Ayahbunda-online.com ::

http://www.ayahbunda-online.com/main/default.asp

Info penting untuk para Ibu & calon ibu

http://www.infoibu.com/

Sabtu, 05 Juli 2008

Nginep

Waktu pulang nginep dari Kiga, alfi cerita bahwa yang pertama ia lakukan adalah memeriksa semua perlengkapan.  Setelah itu semuanya berjalan menuju hutan sambil membawa senter untuk mencari harta karun.  Selain senter yang mereka bawa dari rumah, tiap anak juga dikasih gelang yang bisa nyala dalam gelap untuk cadangan jika senternya kehabisan baterai.  Ternyata hartakarunnya adalah boneka anjing kecil.  Dia cerita bahwa sebenarnya dia takut waktu masuk hutan, sebab dia mendengar ada suara srigala (nah yang bagian ini ga tahu, asli apa khayalan Alfi, tapi aku ga nanya).  Selesai mengambil harta karun semua kembali ke Kiga & makan malem.
Aku cerita pada Alfi bahwa tadi malam aku tidak bisa tidur karena khawatir Alfi tidak tidur nyenyak.  Dengan enteng dia menjawab "Bisa, aku bisa tidur, aku anggap aja Kiga itu hotel"
Surprise juga mendengar jawabannya.

Dulu ketika ngajak Alfi nginep, biasanya malam-malam suka terbangun.  Waktu Ramadhan 2 tahun yang lalu juga begitu.  Malam-malam terbangun.  Nangisnya susah berhenti.  Padahal Pak Agung yang saat itu jadi ketua mencoba menenangkan sambil mengendong Alfi.  Katanya cukup lama Pak Agung menggendong Alfi sambil merem karena ngantuk & belum istirahat.

Juga waktu Alfi ikut Mabit Hasbi.  Saat itu Hasbi kelas 1 & Alfi masih TK tapi karena pengen mabit & Pak Fajar selaku wali kelas Hasbi mengijinkan ya aku lepas deh.  Tapi Ya itu, karena belum mandiri, Hasbi lah sebagai kakaknya yang jadi repot mengambilkan minum malam-malam, nganter pipis juga mengancingkan baju.  Tapi kalo Hasbi sih dah biasa direpotin adiknya, sampai-sampai saya pernah di tegur oleh Kepala sekolah TK Hasbi & Alfi.  Kepala Sekolahnya temenku juga sih, makanya aku nyante aja waktu dia menegur : "Ran, kasihan tuh Hasbi karena menggantika tugas ibunya"

Acara Kiga

Start:     Jul 4, '08 4:00p
End:     Jul 5, '08
Location:     Kiga
Malem ini alfi nginep di Kiga. Ini adalah kali pertama kali dia nginep sendiri tanpa kakaknya, tanpa orang tuanya.
Aku sempet resah gelisah & tidak tenang juga sih, karena itu aku coba SEFT diriku sendiri deh,....

" Ya Allah meskipun hati saya resah gelisah & tidak tenang karena Allfi mmenginap, saya ridho, saya ikhlas, saya pasrah ya Allah"...
Terus dilanjut dengan mengetuk2 titik tapping....

Jumat, 04 Juli 2008

Klakson

Masih terbayang suara klakson yang begitu teramat sangat kencang dan mengagetkan tadi.  Bingung juga sih kenapa aku diklaksonin sedemikian rupa pe gemeteran nih badan.  Masalahnya aku yakin betul kalo aku tuh ga ngelanggar rambu-rambu lalulintas.  Waktu aku melintas nyebrang tadi juga lampu masih terlihat ijo, bahkan lampu kuning pertanda mau ganti lampu merahpun ga kelihatan.  Aku memang ngebut tapi itu pun bagian pinggir jalan karena tidak ada jalan sepeda.  Abis itu udah ngelaksonin, tuh ibu-ibu pake ngeliatin pula.

Sebenarnya apa yang salah ya?

Rabu, 02 Juli 2008

tiga kali MGA

Waktu adiku terkaget-kaget, aku sebenarnya lebih kaget lagi.  Juga sewaktu teman-temanku seperti kecewa sebenarnya aku lebih kecewa lagi.  Tapi mau digiminain lagi.  Semuanya serba tidak direncanakan.  Ceritanya waktu  aku chating sama adikku pake webcam, antara percaya dan tidak-barangkali adikku berharap camera webcamnya yang rusak, atau laptop dianya yang bermasalah- adiku terlihat kaget ketika melihat aku muncul dilayar monitornya.

"teteh, naha beuki hideung?"

"Naha beuki gendut?"

Aku mencoba mikir-mikir nyari jawaban dan alasan yang tepat.  Dan alasan yang kutemukan adalah : waktu pertama kali datang kesini,udaranya dingin banget sehingga membuat kulit muka merah-merah.  Sayangnya setelah merah-merah bukannya jadi humairo malah jadi item, sama seperti kalau kulit muka kebakar matahari,setelah memerah dilanjut menggosong.

Adikku tidak terima, kenapa ngga pake pemutih?.  Weleh-weleh, di negri yang orangnya berkulit putih semua ini mana ada pemutih kulit, yang ada malah kosmetik summerbeauty yang bikin kulit jadi coklat.

Kalo masalah gendut mah mungkin karena disini coklat ada dimana-mana dan begitu menggoda, malah sering dapet gratisan pula.  Selain itu,ketika musim dingin maunya makan melulu, dan ternyata setelah musim panas pun sama saja, lambungnya sudah tak mau kompromi, sudah terlanjur melar.

Sebenarnya ga banyak-banyak sih naik berat badannya, cuma 6 kg dari berat badan awal 49.  itupun teman-teman disini masih banyak yang bilang bahwa saya masih dalam ukuran "kecil".  Sampai-sampai mereka heran, sekarang aja kecil apalagi dulu?. 

Dulu aku termasuk "pengurus" alias orang kurus di Insantama.  Di Insantama tuh ada "pembesar", "petinggi" dan "penyeimbang". Dan aku paling senang ngisengin para "pembesar" dengan memberi mereka gelar MGA (Makin Gendut Aza).  Sekarang ternyata gelar itu berbalik padaku dengan 3X pelabelan : Makin Gendut aza, Makin Gembil aza, dan makin Gelap aza.  Padahal aku dulu kalau memperkenalkan diri pada guru baru, atau pada siswa-siswa, tak jarang kuperkenalkan diri sebagai : Bu Rani MCA (makin Cantik aza), sekarangmah ga berani pake gelar itu meski temen-temen sepertinya berharap banget aku pake gelar MCA betulan, terbukti dengan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan ketika ku sapa via telpon.  Mereka tak jarang bertanya "Bu Rani, sekarang ibu jadi Bule dong ya?'  Padahalmah boro-boro.

 

 

Pisang Keju

Pasti kalo bicara tentang psang keju, yang kebayang adalah pisang keju ala Kartika sari, iya kan???  Emang enak banget sih piang kejunya kartika sari yang selalu jadi oleh-oleh khas Bandung.

Tapi Pisang Keju yang ini juga ga kalah enak koq,  hanya saja yang ini bentuknya bolu,

Bolu yang satu ini, garing & renyah diluar, tapi empuk & lembut di dalem.

Coba deh :

Bahan-bahan

5 butir telur

1 sdt vanili bubuk

1 gelas gula pasir

1 1/4 tepung terigu

1 sdt bacpulver

1/2 gelas margarin cair

1 gelas keju parut

3 buah pisang

1 sdt air jeruk (saya pake zitrone saft)

1/2 gelas keju parut untuk taburan

caranya :

kocok telur,gula& vanili sampai putih.  Masukan terigu & backpulper.  Haluskan pisang dan beri air jeruk supaya warnya tidak berubah, dan masukan kedalam adonan, tambahkan 1 gelas keju parut & margarin cair.  Aduk sampai rata.

Luluri loyang dengan margarin,kemudian bedaki tipis-tipis dengan tepung terigu.  Taburkan 1/4 keju parut kedasar loyang.  Tuangkan adonan kedalam loyang, taburi adonan dengan sisa keju parut.  Panggang selama kurang lebih 50-60 menit.

 

Kalo udah jadi, jangan lupa bagi-bagi.

 

Aku lupa

Aku lupa,

Bahwa semestinya harus kusandarkan asa,

padaMU semata,

bukan pada apa yang hanya KAU cipta

sebagai pelengkap nada

dalam irama kehidupan

yang tengah kudendangkan,

 

Aku lupa,

Meski nada harus ku jaga,

Agar dendang tak sumbang,

Tetap saja lagu kulantunkan

Bukan semata demi keindahan yang aku rasakan,

Juga bukan demi sebuah sanjugan,apatah lagi demi segala imbalan,

melainkan, demi keridhoan yang aku dambakan,

Dari MU, wahai Robb semesta alam,

 

Karenanya Wahai Pencipta Alam semesta,

Ingatkan aku; jika lupa,

Kuatkan raga;  jikaku nestapa,

 

 

Selasa, 01 Juli 2008

Nikah :D

Hasbi    : Umi kenapa orang kalau menikah harus mengumpulkan uang yang banyak?
Umi       : Yang mengumpulkan uang yang banyak itu laki-laki sebab laki-laki harus biayai
               yang perempuannya.  Asalnya kan laki-laki kalau mau makan hanya untuk sendiri,
               kalau sudah punya istri harus memberi makan istrinya, mebelikan rumah, dll.
Hasbi    :  Kenapa bukan perempuannya yang membiayai laki-laki?
Umi       :  Karena Allah menciptakan laki-laki sebagai pemimpin.
Hasbi    :  Umi, kenapa di dunia ini lebih banyak perempuannya.  Nanti gimana donk,
Umi      :  Ya ngga apa-apa Has, laki-laki kan boleh menikahi perempuan lebih dari satu.
Hasbi   :  di Indonesia ada ngga contoh laki-laki yang menikah lebih dari satu
Umi       :  Ada, Aa Gym
Hasbi    :  Terus Aa gym punya rumahnya tiga dong, satu untuk aa Gym, satu untuk istrinya,
               satunya lagi untuk istrinya lagi
Umi       :  Ya mungkin saja Has,
Hasbi    :  Umi, Hasbi pengen Abi nikah lagi
Umi       : ** pengen ngagubraghks**
               emang kenapa Has?
Hasbi    :  Hasbi pengen punya adik bayi, kalau umi yang melahirkan Hasbi takut kalau habis
               melahirkan umi meninggal
Umi      :  Tidak semua ibu yang melahirkan itu meninggal Has,
Hasbi   :  Tapi kan katanya sakit sekali.  Nanti umi pake obat tidur aja ya biar ga kerasa sakit
Umi      :  Kalau pake obat tidur nanti bayinya ga bisa keluar
Hasbi    :  Emang kenapa
Umi      :  Karena untuk mengeluarkan bayi perlu tenaga
Alfi       :  Kalau uminya minum obat tidur nanti banyinya tidur juga ya Mi?
Umi      :  **bingung ngejelasin konsep  yang kira-kira bisa dimengerti Alfi**

                                                                             (obrolan akhir Juni 2008)

Beratkah jadi guru?

Hasbi    : Umi, jadi guru itu berat ya?
Umi      :  ngga, waktu umi jadi guru umi senang aja, ngga berat.  Emang kenapa Has?
Hasbi    :  Kalau muridnya nakal-nakal pasti berat ya Mi, kayak Frau Hofman.
               Frau Hofmant (gurunya Hasbi) sering marah-marah sebab temen-temen Hasbi
               (dia menyebut beberapa nama) suka nakal-nakal.