Kamis, 17 Juli 2008

Kekhawatiranku.......

Ketika rezim Suharto lama berjaya, berkuasa, banyak sekali lawan politik yang gerah bahkan menderita.  Bahkan menurut beberapa analisa, Suharto sama sekali tidak memberikan kesempatan kepada putra bangsa untuk mengerti, memahami apa itu politik yang sesungguhnya.  Sehingga Bangsa Ini menjadi mandul politik.  Tapi meskipun mandul politik, lawan-lawan yang kira-kira masih “setanding” mulai muncul, mulai menunjukkan perlawan, sampai akhirnya rezim Suharto benar-benar jatuh.

Seingat  saya  keresahan itu muncul menyebar kemana-mana ketika harga dolar tiba-tiba melonjak dan selanjutnya pemerintahan yang saat itu dianggap tidak bisa bertindak di guncang, dan dihujani hujatan dari mana-mana.  Akhirnya, dengan jalan yang tidak disangka-sangka, tumbanglah rezim Suharto.  ( Pertanyaan pertaman : Harga Dolar, siapa yang pegang kendali?)

 

Waktu berlalu, rakyat kemudian memalingkan harapan pada penguasa susudahnya.  Rakyat menatap penuh harap kepada BJ Habibi, Kepada Gusdur, Kepada Megawati, Kemudian kepada SBY JK.  Tapi apa yang terjadi?  Jangankan perbaikan, yang ada malah tambah kacau dan kacau.  Sering saya mendengar rakyat kecil yang sama sekali tidak mengerti politik berkata “kalau begini mah masih mending Suharto yang jadi presidennya”.

Rakyat kecil tidak mengerti bahwa Rezim Suharto telah meninggalkan warisan buruknya sistem birokrasi di hampir semua lini.  Hutang luar negri, korupsi, pungli, dll akhirnya harus menjadi beban rakyat kecil.  (pertanyaan kedua, sudah berapa kali presiden berganti, tapi apakah pelaksana-pelaksana birokrasi dan admistrasi pemerintahannya berganti?  apakah mentalnya juga berganti?)

 

Rakyat semakin berharap pada angin kesejukan yang diharapkan bisa membawa perubahan yang signifikan.  Rakyat kini banyak berharap pada parta-partai Islam yang memang dikenal bersih dalam amalan, di kenal teguh dalam pendirian.  Hanya saja, bercermin pada pertanyaan pertama dan kedua,  ada kegelisahan & keresahan dalam dada saya. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa ada kekuatan yang tidak terlihat yang sebenarnya mengendalikan negara & pemerintahan ini.  Kekuatan itu milik Sang Negara adidaya yang tak ingin islam berjaya. 

Kemuadian sangat masuk logika bahwa mengubah sistem yang ada tidak semudah membalikan telapak tangan.  Mengubah mental para pelaksana administrasi & birokrasi bukanlah pekerjaan yang mudah yang bisa dihitung dalam bilangan beberapa tahun.

Saya khawatir, jika negara ini “hanya” diwarnai oleh sesuatu yang berlabel islam sementara sistimnnya sendiri jauh dari islami, rakyat nantinya malah akan kecewa dan berburuk sangka pada Islam itu sendiri.

 

Melihat fakta yang ada bahwa BBM direncanakan akan naik berkala, belum lagi harga listrik dan lain-lain, sanggupkah partai islam memenuhi keinginan rakyat yang nota bene kini hanya menginginkan kesejahteraan?

Saya malah khawatir jika partai islam menang (karena dihitung dari sisi manapun, krisis Indonesia terlihat masih panjang).  Saya khawatir jika akhirnya rakyat menuduh bahwa ternyata partai islam pun tidak bisa membawa kesejahteraan.  Saya khawatir jika akhirnya Islam jadi kambing cantik, eh salah, maksudnya kambing hitam dan rakyat tidak lagi percaya pada Islam

 

But Anyway,

Tiap orang punya cara pandang yang berbeda.  Dan perbedaan itu, apapun bentuknya sah-sah saja.

 

9 komentar:

  1. gak usah khawatir lah, Teh... yang penting mah pilih aja partai yang paling baik menurut kita... ;)

    BalasHapus
  2. ach pusing dari pada kecewa golput aja lah!

    BalasHapus
  3. setujuuuu....
    selama sistem yang berlaku tidak membela umat Islam.....

    BalasHapus
  4. Aku sih optimis aja. Daripada kita antipati, nggak mau terlibat, nanti kalau ternyata keduluan orang lain kita malah marah-marah nyesel dan kecewa. Seperti kasus sekarang banyak politisi jelejk.. kenapa? karena dulu orang yang baik dan sholeh pada antipati sama sistem, jadi nggak mau terlibat, nggak mau ikutan. Akhirnya yang berkuasa malah yang jelek-jelek semua :) Optimis aja ah, insyaAllah ada jalan keluar.

    BalasHapus
  5. Saya dengar banyak kalangan umat Islam di tanah airseperti Salafy, MMI, FPI, HTI dll. yang menyerukan kepada masanya untuk memilih golput juga Mba Aas,
    Malah Gusdur juga katanya sempat "kepleset" menyerukan golput. Tapi ya itu mah kembali pada pilihan masing-masing, ya ngga?

    BalasHapus
  6. iya Na, sesuai apa yang diyakini ya....

    BalasHapus
  7. Yup, semoga Allah segera memberi jalan keluar bagi bangsa Indonesia untuk bebas dari segala macam penderitaan.

    BalasHapus
  8. ah.. mbak ani bijaksana sekali...
    sementara gw lagi sebel banget sama kelakuan orang2 di partai islam... :(

    gw ngikutin katanya Koil aja deh...
    "kita bukan penguasa,
    kita rakyat jelata,
    bekerja dan berdo'a..

    kita bangsa yang besar,
    berdirilah yang tegar!
    berdirilah yang tegar!"

    BalasHapus