Senin, 28 Juli 2008

Membandingkan

Terinspirasi oleh tulisan (http://ejatmiko.multiply.com/journal/item/358/Algoritma_Berpikir) yang isinya tentang teori berfikir & salah satu kesimpulannnya adalah bahwa : berfikir adalah membandingkan, aku jadi ingin posting tentang banding membandingkan juga.
Mengapa, karena membandingkan itu sangat diperlukan untuk mengambil kesimpulan, setelah itu mengambil keputusan & tindakan.  Hanya saja aku jadi berfikir, selain untuk 2 keperluan diatas, banding-membandingkan perlu ngga sih?
Aku hanya menemukan bahwa diluar konteks diatas, banding-membandingkan akhirnya bermuara pada nilai negatif.  Mungkin karena aku lantas teringat pada kisah seorang teman.  Dia pernah becerita bahwa dulu dia punya adik perempuan yang usianya tidak jauh berbeda.  Sayangnya, sang adik tidak berumur panjang.  Dan sayangnya pula, selama adiknya hidup, entah disadari atau tidak, sang ibu selalu membanding-bandingkan antara temanku(perempuan juga) dengan adiknya.  Kebetulan dari segi prestasi dan lain-lain, temanku memang selangkah diatas adiknya.  Barangkali tujuan si Ibu adalah mulia yaitu untuk memacu semangat adiknya agar berprestasi lebih, seperti kakaknya.  Namun ternyata yang tertoreh dalam benak sang adik adalah luka hati yang sedemikian dalam.  Itu baru diketahui ketika sang adik berpulang keharibaanNya.  Diketahui ketika sang kakak menemukan buku harian adiknya.
Dibandingkan, memang sesuatu yang tidak mengenakan, baik ketika kita dalam posisi diatas, apalagi ketika kita berada diposisi bawah.  Lalu bagaimana untuk mengatasi orang yang suka membandingkan ini?.  Jika kita berada dibawah, maka jelas padanya bahwa kita tidak merasa ada permasalahan dengan kesenjangan yang ada dengan segala macam hujah, tanpa menunjukkan bahwa posisi kita lebih rendah. 
Jika kita berada pada posisi diatas, maka cobalah berbagi, tunjukkan bahwa kita peduli tanpa memandang rendah padanya. 
Jika cara tersebut tidak mempan & kita masih diperbandingkan pula, maka sudah saatnya kita mengambil keputusan & tindakan.  Bandingkan, mana yang lebih berharga, pertemanan atau kenyamanan, karena bagaimanapun adalah sangat tidak nyaman berada didekat orang yang selalu membanding-bandingkan.  Apalagi jika yang dibandingkan itu adalah masalah rizqi yang jelas-jelas diluar kuasa kita.  Jangan sampai kita malah berburuk sangka pada Sang Pemberi Rizqi.  Naudzubillahi min dzalika

6 komentar:

  1. jazakillah khoyr, tetehku sayang.. :)
    yup, memang tidak enak jika dibanding-bandingkan.

    BalasHapus
  2. Sama-sama di Sovi sayang, :)

    BalasHapus
  3. ini memang tantangan tersendiri kok mbak. terutama kalo lagi ikut arisan/perkumpulan ibu-ibu yang tak pernah lepas dari gosip dan membanding-bandingkan, kudu dijaga telinga mulut dan hati ^_^

    BalasHapus
  4. Betul Mba Titi, tatantangan besar untuk para wanita,

    BalasHapus