Sabtu, 30 Agustus 2008

jelang lima tahun,

Hampir lima tahun waktu berlalu sejak kepergianmu, nak.

Bukan waktu yang  sebentar

pun bukan hal yang mudah untuk melewatinya, bagi ibumu ini, nak

Tapi lihatlah,

bagi adik-adikmu, semua seolah sama,

sama seperti dulu,

seolah engkau masih berada ditengah-tengah mereka.

mereka, adik-adikmu yang sering kau jaga & kau asuh,

masih sering mengingatmu,

mengenang masa-masa indah bersamamu.

Entahlah, nak.

mungkin mereka juga begitu merindukanmu,seperti ibumu,

juga ayahmu,semua uwa & pamanmu.

dan sayangnya, nak

kerinduan adikmu itu

seolah menjadi faktor penjumlah atau faktor pelipatganda

bagi kerinduan ibumu ini, nak.

demi sebuncah rindu,

apapun  ingin sekali ibu tempuh.

bahkan ketika sampai kabar bahwa mereka yang telah berpulan padaNYA dalam kesucian,

kan dapat ditemukan di tanah suci, disekitar baitullah,

ketika itu begitu kuat keinginan ibu untuk ketanah suci,

namun rupanya niat ibadah itu tidaklah suci & murni lagi,

dan barangkali karena itu.

tak tersampaikan juga langkah ibumu ke arah sana.

bukan, nak

kerinduan yang sering tumpah dalam airmata ini,

bukan karena ibumu tidak ridho

atas kepergianmu, atas taqdir yang tlah tertuliskan.

yang ibu tahu, rindu ini hanyalah tanda akan lemahnya manusia,

pun bukti akan lemahnya iman ibu.

apatah lagi ibu tahu sekali

bahwa apa yang engkau citakan kini telah kau dapatkan

yaitu menggapai surga impian

seperti yang selalu kau tuliskan ketika kau mengeja nama dalam buku tulismu dulu,

pingin masuk surga kau singkat dalam eja PMS

itulah dirimu.

harusnya Nak,

ibu kini bahagia,

karena tlah nyata DIA pasti kan kabulkan citamu,

tapi biarlah semua ini,

menjadi rindu yang tumpah ruah dalam air mata,

juga dalam do’a

semoga kelak kita kan berjumpa.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar