Minggu, 03 Agustus 2008

Kodok Kecemplung

Anak-anak paling suka dengan dongeng yang satu ini.  Dongeng ini pernah saya ceritakan sebagai salah satu dongeng pengantar tidur.  Sejak itu mereka beberapa kali minta di ceritakan & diceritakan lagi.  Bahkan dulu pernah ketika di TPA, mereka minta cerita yang ini juga.

Sebenarnya ini dongeng anonim yang pernah saya baca di sebuah tabloid.  Dan pernah saya dengar juga sebagai salah satu materi tausiah dia acara tausiyah pagi rutin SDIT Insantama.

Ceritanya begini:
Ada 3 ekor kodok yang terkena musibah.  Musibah ini tidak diceritakan penyebabnya, apa karena kecerobohan diri sendiri, atau karena perangkap orang lain.  Musibah yang dialami itu adalah, 3 kodok tersebut kecemplung sumur yang cukup dalam.  Para kodok yang ternyata dikaruniai Allah naluri untuk mempertahankan diri, berusaha menyelamatkan diri mereka.
Mereka berteriak-teriak minta tolong.
Lolongan minta tolong itu terdengar keseluruh kampung kodok.  Maka riuhlah masyarakat kodok dipinggir sumur membicarakan musibah yang menimpa rekan-rekan mereka.  Dasar kodok yang tidak punya akal & tidak punya hati nurani, mereka bukannya menolong malah mengatakan pada rekan-rekan mereka : "percuma saja kalian melompat-lompat untuk bisa keluar, sumur ini terlalu tinggi, kalian tidak mungkin bisa keluardari sumur ini"
Dari dalam sumur, 3 kodok terus menerus berusaha melompat.
Dua ekor kodok mendengar perkataan rekan-rekan yang diatas.  Mereka mulai putus asa, akhirnya mati karena putus asa itu ternyata berefek domino.  Pertama memutus harapan, kedua melemahkan tenaga, dan semuanya akhirnya merengut nyawa mereka sendiri.  Tapi kodok yang berbeda dengan dua kodok yang mati tadi.  Ia terus melompat.  Semakin lama semakin tinggi dan akhirnya ia bisa keluar dari sumur itu dengan selamat.
Masyarakat kodok heran.  "koq kamu bisa selamat sih? apa rahasiamu?"
Kodok yang selamat itu hanya tersenyum & tidak menjawab.  Mengapa kodok tersebut tidak menjawab?  karena dia tidak mengerti apa yang mereka tanyakan & juga tidak mengerti apa yang tadi diteriakan masyarakat kodok saat ia & dua almarhum kodok yang lain masih berada dibawah sumur.  Sang kodok yang ternyata rada-rada tuli ini mengira bahwa teriakan yang tadi adalah dorongan, dukungan agar mereka bisa keluar dengan selamat.  Begitu gembiranya ia karena merasa mendapat dukungan, membuat semangatnya bangkit, energinya berlipat & akhirnya ia bisa selamat.

***

Begitu pula dalam kehidupan ini.  Mungkin kita pernah mendengar orang yang berkata kurang simpatik akan apa yang ada pada kita.  Kata-kata kurang simpatik yang menyedot semangat hidup kita, membuat luka yang mendalam, memupus harapan kita & mengarahkan langkah kita pada keputus asaan.  Satu-satunya jalan yang terbaik mengahadapi "dementor" ini adalah dengan mengabaikannya.
( lihat di : http://crossifico.multiply.com/journal/item/32/Dementor)  Egepe-in aja.
Tadinya saya berpikir bahwa tokoh-tokoh antagonis yang bermental dementor yang suka menteror itu hanya ada dalam cerita-cerita fiksi belaka.  Tapi ternyata kata orang, fiksi itu diambil & disarikan dari kehidupan nyata.
Mudah-mudahan Allah melindungi kita dari sifat-sifat seperti dementor ini.  Dan semoga Allah juga menjauhkan kita dari orang-orang yang bersifat seperti dementor ini.  Jikapun memang ada orang bersifat seperti demontor ini, mudah mudahan Allah segera memberi hidayah pada mereka.  Amin

8 komentar:

  1. Wah... Subhaanallaah...
    Makasih, Tetehku sayang. :)
    Yup. Jadi SEMANGAT, nih.

    BalasHapus
  2. Wah... Subhaanallaah...
    Makasih, Tetehku sayang. :)
    Yup. Jadi SEMANGAT, nih.

    BalasHapus
  3. Sama-sama Sov,
    Big hug for you.

    BalasHapus
  4. dongeng yg baguss Teh,...^_^

    * inti nya teteuppp SEMANGATTT yaa kan Teh,..:)

    hayoo,...SPIRITTT......

    BalasHapus
  5. terima kasih bu. ceritanya inspiratif..

    BalasHapus
  6. Trimakasih Teh ceritanya .. bisa jadi pengingat ... yup, moga2 kita dijauhkan dari sikap Demontor ya ... amien

    BalasHapus
  7. Ya... betul tehhh aku setuju banget... birkan anjing menggonggong kafila tetap berlalu,...... SEMANGAT....

    BalasHapus