Senin, 01 September 2008

Kisah Bung & Bang

Syahdan zaman dahulu kala, di negri antah berantah hiduplah dua saudagar yang bersahabat.  Dua saudagar itu bernama Bung & Bang.  Kemanapun mereka selalu pergi bersama-sama, dan mereka selalu seia sekata.  Hingga pada suatu saat, Bang mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar dari Bung di sebuah pasar pesta rakyat.
Syetan meniupkan was-was kedalam hati Bung.  Bung berhasil dihasyut syetan & secara diam-diam dia memfitnah Bang.  Menyebarkan berita bohong mengenai Bang & dagangannya.
Pelan tapi pasti, para pelanggan yang biasa berbelanja pada Bang, berpindah berbelanja pada Bung. 
Bang menjadi bangkrut sementara Bung tengah berada dalam kejayaannya.
Tapi kejayaan itu tidak lama karena tiba-tiba Bung diserang oleh suatu penyakit aneh yang tak seorang tabib pun bisa mengobatinya.
Tabib terakhir hanya berpesan pada Bung "Minta maaflah atas kesalahan yang telah engkau perbuat"
Bung sadar, teringat bagaimana ia dulu pernah memfitnah Bang.  Maka iapun mendatangi Bang yang tempat tinggalnya kini sudah berjauhan.  Bang tinggal dipelosok desa yang terpencil.
"Baiklah aku akan memaafkanmu dengan dua syarat"  Begitu jawab Bang ketika Bung menyampaikan permohonan maafnya.
"Semua syaratmu akan aku terima" ujar Bung
"Pertama pergilah kepusat kota, dan saat angin berhembus kencang, terbarkanlah kapas-kapas ini"  Kata Bang sambil memberikan sekeranjang kapas.
Bung pun pergi kepusat kota dengan penuh harap akan kesembuhannya.
Ia menunggu badai akan datang & ketika ia mendapati badai itu, mendapati angin yang berhembus teramat sangat kencang, iapun menebarkan kapas itu keseluruh penjuru.
Ia puas & kembali menemui Bang.
"Aku sudah melakukannya, memenuhi syaratmu yang pertama"  Katanya pada Bang
"Baiklah"  sahut Bang" Sekarang yang kedua, kumpulkanlah kembali kapas-kapas yang telah bertebaran itu"
Bung terpana.
"Bagaimana mungkin aku akan bisa melakukan itu?"  Protesnya
"Begitulah kau memperlakukan aku dulu"  Jawab Bang.
"Berita bohong yang kau sebarluaskan itu adalah fitnah yang tak mungkin diperbaiki kembali, seperti mustahilnya engkau mengumpulkan kapas-kapas itu lagi"  Papar Bang.
Bung bersimpuh.  Menangis tersedu.
"Maafkan aku kawan" hanya itu yang keluar darimulutnya.
"Kini aku sudah memaafkanmu"  jawab Bang  "Pergilah, semoga Allah segera menyembuhkan penyakitmu".

10 komentar:

  1. wah,,,hikmah yg luar biasa ya..nga nyangka deh memulihkan akibat dari fitnah pasti begitu berat

    BalasHapus
  2. iya Kang, seolah hampir tidak mungkin

    BalasHapus
  3. perumpamaan kapas itu pas sekali...

    BalasHapus
  4. makanya dibilang lebih kejam dari pembunuhan ya mbak?...

    BalasHapus
  5. iya, ini juga ceritanya saya dapat dari seorang teman, dulu di salahsatu forum tausiyah

    BalasHapus
  6. ... perumpamaan yang pas dan bisa jadi pembelajaran ...

    BalasHapus