Kamis, 18 September 2008

(puisi) Terjajah impian

Sebenarnya aku tahu betul apa yang dihatimu, dan juga dimimpimu.
Juga aku tahu bahwa kau tak kan pernah lelah pun menyerah tuk dapatkan semuanya.
Karena kau yakin dan sedemikian yakin bahwa disanalah bahagia sejatimu.
Tapi ijinkan aku membuka matahatimu,

Lihatlah langit,ia berhias indah warna warni pelangi
ketika hujan usai menyimbah tanah, saat awan begitu kelabu.
Bukan, bukan saat terik mentari menyengat keindahan lagit kan terlihat.
dan sadarkah kau,cita dan mimpimu kini seperti benderang terang,
silau menghalang pandang.
dan tahukah kau,di balik awan kelabu tersimpan biru rindu.
Karenanya terimalah kelabu karena kelak pelangi kan terlukis dihatimu.

Kemudian pandanglah malam ketika bulan tampil sepenggalan,
Ia memang tampil tak seindah kala purnama,
Tapi,simaklah gemintang disekelilingnya,
Semuanya berkedip indah memancarkan pesona
Sehingga gelap tak jadi pekat
Dan semua tampak senada seiarama.
Dan tahukah kau bahwa mimpimu laksana purnama,
Telah menghapus pesona kedipan gemintang yang biasanya tampil cemerlang.
Sempurna purnama adalah puncak keindahan,
Sempurna indah karena ia muncul dikesendirian,
dan bukankah kesendirian ingin segera kau sudahkan?
Karenanya lihatlah gemintang yang berkedip disekelilingmu
dan ijinkan waktu melukis mimpi dalam sabit bulanmu

Jangan pernah salahkan awan ketika ia redupkan sinarmu,
Jangan salahkan hujan ketika ia simbahkan dukamu,
Jangan berpaling dari bulan yang tampil sepenggalan,
Jangan membenci gemintang ketika karena tak bermaksud merebut mimpimu.
Berkacalah pada hati,
Jujurlah pada diri,
Taqdir seperti apakah yang kau cari
Bukankah kau tahu bahwa lukisan ilahi
adalah sebuah keindahan sejati?
Karenanya, jangan serankan mimpi hanya pada diri
Ijinkanlah DIA mengatur semuanya untukmu, dalam pasrahmu.
aku disini tak rela melihatmu terjajah mimpi.

3 komentar: