Rabu, 31 Desember 2008

Pertandakah?

Waktu itu, baru sekitar satu-dua bulan kami sampai di Negri Diesel ini.  Bulan-bulan pertama, ketika kami sibuk mencari berbagai isi rumah plus perlengkapanya.  Ketika suamiku pergi untuk berbelanja, mencari berbagai perlengkapan, pernah dia salah beli, dikiranya bantal (karena bantai disini tipis dan rata-rata berukuran 80X80cm²), ternyata yang dikira bantal itu adalah selimut bayi dan sarung selimutnya plus sarung untuk bantal bayi.
Hm, inikah pertanda pertama?
Kemudian, Tetangga di lantai atas yang memang dia sering memberi sesuatu yang masih bisa kita gunakan, pernah memberi sepasang kaus kaki rajutan baru, katanya sih hasil rajutan temennya.  Pernah juga dia memberikami guling untuk bayi.
Inikah pertanda kedua?
Dan ketka tamu dari Gotingen(salah ga nulisnya ya?) yang menginap dirumah kami pulang, selain mereka meninggalkan oleh-oleh.  Ternyata ada barang mereka juga yang ketinggalan.  Dan barang itu adalah bedak bayi.
Inikah pertanda ketiga?

Itulah tiga rangkaian kejadian yang terjadi ketika pertanda kehamilanku sama sekali belum datang.  Ketika aku tidak berfikir untuk memberi adik pada ketiga buah hatiku saat itu.  Ketika aku masih merasa sangat kerepotan membagi waktu, mencurahkan kasih sayang dan memberikan yang terbaik untuk tiga buah hatiku.
Tapi Allah berkehendak lain.  Amanah itu datang lagi.  Jika tidak ada sesuatu yang merintang, kelak di pertengahan maret, amanah itu akan hadir untuk dicintai.  Kini, saat waktu kehadirannya kian mendekat, saat sibuk menyiapkan berbagai hal untuk bekal kehadirannya, aku jadi teringat tiga rangkaian kejadian diatas dan bertanya pada diri sendiri ; itukah sebenarnya pertanda akan datang amanah ini?
Pertanda yang barangkali saat terjadinya sama sekali tak disadari, tak dimengerti.  Kini seolah semua peristiwa terasa sangat istimewa.

Pertanda-pertandadan pertanda hanya bisa kita reka-reka belaka.  Kenapa?  karena hidup kita dibatasi oleh ruang dan waktu.  Karena kita tidak pernah tahu pasti apa yang akan terjadi esok lusa dan hari selanjutnya.  Pertanda, hanya semata mencoba menduga, mencoba merangkai kisah yang terpatah agar terlihat seperti sebuah rangkaian kisa yang indah.
Pertanda, barangkali sah-sah saja kita duga, selama kita tidak menduakan DIA.  Selam kita tidak mencoba menembus batas ruang dan waktu lewat sebuah kata ajaib "Ramalan".
Pertanda, jika dia hanya mencoba menjebak kita pada duka, pada prasanka belaka, barangkali sebaiknya dikembalikan saja pada DIA yang maha KUASA

6 komentar:

  1. Pertanda yg indah,Teh..!
    Ketika teteh begitu sukanya menggendong2 stefan,aku merasa teteh sdg merindukan kehadiran sang baby hehehe..:)

    BalasHapus
  2. sudah beli perlengkapan buat baby nya bu?...

    BalasHapus
  3. Hehehe.. aku juga suka kayak gini, Teh.. menghubung2kan beberapa kejadian, jiga detektif wae, pdhl mah sebenarnya blm tentu nyambung. Tapi hal ini selalu berakhir pada memuji-Nya, karena skenario-Nya begitu indah. ;)

    Btw, setelah baca komen Mpok Aas, jd inget sesutu, pertanda terakhir nih Teh, di-ee-in Baby Maryam di Stuttgart. :D

    BalasHapus
  4. Selamat ya teh, semoga lancar menjelang waktunya

    BalasHapus
  5. memang teh terkadang pertanda2 itu tidak kita sadari dan akan kita sadari setelah sesuatu terjadi. btw selamat menunggu kehadiran buah hati yang ke4, semoga semuanya lancar yah, amiin

    BalasHapus