Senin, 02 Maret 2009

kau sahabatku, dimana dirimu kini?

Akhirnya kabar itu sampai juga padaku.  Pedih & sedih yang kurasakan.  Aku tahu semuanya terasa berat bagimu.  Tapi apa dikata, kau terlanjur berbuat & kini harus menerima semua akibat.  Aku tahu betul kau hanyalah korban, kau hanya diperalat, sayangnya secara fakta memang engkau yang berbuat.

Masih teringat kala aku bercerita padanya tentang rencanaku untuk memperkenalkanmu pada seseorang disana.  "jangan" begitu dia mencegahku "aku sedang memperkenalkan sahabat kita itu dengan saudaraku" jelasnya.  Akhirnya aku menghargainya & tak jadi memperkenalkanmu dengan seorang lelaki yang kukenal & kupikir cocok untukmu.  "saudaraku", kata-kata itu begitu kupegang dengan harapan kelak kau akan temukan kebahagiaan.  Kau yang memang selalu ramah & penuh kehangatan, saat itu terlihat selalu tampak cemerlang.

Hingga akhirnya aku mendapatkan cerita lain darinya.  Lelaki yang dia perkenalkan padamu itu, yang pernah dia katakan sebagai saudaranya, kini seolah dia meralatnya.  Entah dia lupa pernah bercerita padaku, atau entah apa.  Dengan gelisah saat itu dia bercerita bahwa dia pernah memperkenalkanmu dengan seorang kenalan.  "Kenalan"(?).  Aku mulai curiga saat itu, tapi aku hanya mencoba berbaik sangka.  Lelaki yang sebelumnya diklaim sebagai saudaranya, kini diakui sebagai kenalan belaka.  Mana yang benar aku tidak tahu.  Apakah dia lelaki yang sama atau lelaki yang berbeda.  Tapi dari pengamatanku, sepertinya dia lelaki yang sama.

Celakanya, kau terlanjur & terlalu percaya pada mereka, hingga kau rela menggunakan tanganmu demi keuntungan mereka.  Siapa sangka hal ini bisa terjadi.  Entah karena cinta, entah karena apa, kau lumuri juga tanganmu itu seperti apa yang mereka pinta.
Ah kau sahabatku.  Betapa malang nasibmu.  Setelah mereka mendapatkan semuanya darimu, kaupun tercampakkan begitu saja.  Merekapun lari & berpaling darimu.  Sementara kau, harus membersihkan tanganmu tanpa seorangpun bisa membantumu, termasuk aku.  Ya, aku hanya bisa memberikan simpati & doá belaka, karena tak ada yang aku punya selainnya.

Kau sahabatku, dimanapun kini kau berada, aku berdoá agar kau bahagia.
Ketahuilah bahwa aku menyayangimu karenaNya, & aku kini merindukanmu.
Semoga kelal Allah berkenan mempertemukan kita kembali; dalam kebaikan; dalam kebahagiaan.

11 komentar:

  1. tragis Ran, ini kisah nyata kah?
    kadang perempuan bila sudah percaya sesuatu/seseorang dia bisa menutup mata dan telinganya dari masukan orang lain :(

    BalasHapus
  2. Sayangnya ini benar-benar nyata, padahal saya harap tidak!

    BalasHapus
  3. saya kenal dgn orang nya ga bu....*sok kenal.com

    BalasHapus
  4. semoga sahabatnya segera ketemu minimal ngasih kabar ya mbak

    BalasHapus
  5. itulah hidup, penuh dengan kisah yg tak disangka sebelumnya, aphit , manis itulah kehidupan

    BalasHapus
  6. teh, selalu saja ada tipe orang begitu di muka bumi ini ....

    *pernah ngalemin jg... ^^*

    BalasHapus
  7. Betul Kang, betul-betul seperti panggung sandiwara...

    BalasHapus
  8. Dimanapun berada semoga Allah selalu melindungi temannya teteh.
    isyah kangen teteh...;) love hugs.

    BalasHapus