Kamis, 01 Oktober 2009

segores kata tentang cinta

Pernahkah kita melihat seorang bayi berjalan?
Perhatikanlah prosesnya.
Bagaimana ia mulai berdiri, bagaimana ia mulai melangkah, bagaimana ia tertatih-tatih, bagaimana ia terjatuh & bangun kembali, bagaimana ia akhirnya berlari.

Barangkali demikian juga proses pembelajaran cinta pada manusia.  Dari mulai dia ada, dari silih bergantinya datang bahagia & duka, hingga kelak menemukan cinta sejatinya, terjatuh, terbangun, untuk kemudian berlari menggapai mimpi.

Demikian juga cinta yang Allah ajarkan pada manusia. Ia ada menyergap hati setiap insan yang mulai beranjak remaja. Mennggoda & mengundah gulanakan hati setiap anak manusia yang mulai terheran-heran dengan perasaanya sendiri.
Heran, kaget, bingung & salah tingkah ketika mendapati hatinya berdegup kencang saat pikiran, hati, ataupun mata tertuju pada seseorang yang entah mengapa selalu mengusik hati.
Cinta yang membolak-balik hati bahkan menggangu konsentrasi ketika mulai datang itu adalah fitrah. Ia akan datang, ia akan menyapa, ia adalah sebuah modal untuk meraih bahagia.
Ia akan membuat sang remaja jatuh-bangun, menangis-tertawa, & menjadikan hari-harinya penuh warna.
Cinta yang terpelihara dari noda, cinta terjauh dari perbuatan nista, akan menuntun pelakunya pada bahagia. Bahkan pada surga & Itulah cinta karena Allah semata. Cinta yang ditata sedemikian rupa agar DIA tidak murka. Cinta yang dituang dalam jejak langkah sesuai syariáh. Cinta yang kelak kan dipersembahkan pada seseorang yang Allah pilihkan saja.
Namun sayangnya, cinta yang tengah mengelana menuju bentuk sempurna untuk dipersembahkan kepada dia yang dipilihkan oleh Allah untuk kita, sering terperangkap dalam duka, dalam airmata. Itulah fitrahnya cinta...
Mungkin Allah hendak mengajari kita, agar selalu kembali padaNYA, agar bahagia menjadi milik kita, agar cinta sejati itu membawa kita pada bahagia surga.
Maka... kembalikanlah cinta itu padaNYA jika memang belum waktunya.
Barangkali itulah langkah agar cinta tak jadi fitnah.
Agar cinta sejati milik kita adanya.

1 komentar:

  1. yups benul skali..





    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus