Senin, 24 Mei 2010

Kamis, 20 Mei 2010

tentang sebuah tanya

masih tak percaya
dan masih bertanya
mengapa bisa?

ada beberapa jawaban melintas
bahwa
Allah sedang tunjukan
sebuah sisi lain dari kehidupan

jawaban
yang tetatap tak bisa menghapus luka

Ya Allah
tolonglah aku agar tetap ikhlas,
lepas

Senin, 03 Mei 2010

Aku Ingin Pulang - Ebiet G.Ade




Pulang

Aaah, mendengar kata itu, berbagai rasa, berbagai tanya, beragam angan menyeruak dalam benak.  Seperti apa wajah teman dan sahabat yang lama tak sempat bersua.  Seperti apa suasana negri & kotaku setelah 3 tahun ku tinggalkan.  Seperti apa perjumpaan nanti adanya.  Akan kagetkah aku?  Hanya Allah saja yang tahu.

Rindu?
Tentu.  Ada banyak kerinduan yang tersimpan dihati yang paling dalam.  Rindu keluarga, rindu sahabat, rindu teman & tetangga, rindu segala macam kesibukan dalam pekerjaan.

Bimbang?
Ada juga.  Setelah jeda dari semuanya.  Beralih pada kehidupan, fasilitas, kegiataan yang sama sekali berbeda.  Mungkin perlu waktu untuk menyatukan kembali hati, pikiran & perasaan pada semua keadaan yang akan kujelang.  Aku berharap semoga Allah kan mudahkan semuanya.

Kapan?
Sayangnya sampai kutulis curhatku ini, semua masih serba belum pasti.  Bisa Juli, bisa september, bahkan kabarnya bisa juga maret tahun yang akan datang.  Semua tergantung pada perencanaan Profesornya suamiku.  Pihak UNU sudah memberi keleluasaan.  Hanya memerlukan persetujuan dari profesor yang bersangkutan.  Yang Jelas manusia selalu punya perhitungan & perencanaan.  Sayangnya manusia hanya hidup dalam sekat-sekat ruang & waktu.  Tiada yang tahu apa yang ada dibalik itu.  Apa yang manusia rencakan, bisa saja semuanya berantakan jika Allah menginginkan.  Yup Hanya rencana Allah saja yang akan terlaksanakan, kadang itu sesuai dengan yang manusia inginkan, kadang jauh dari harapan.  Hanya Allah saja yang tahu. Dan hanya Allah saja yang punya rencana indah untuk semua hambanya.  Kita hanya tinggal menyesuaikan suasana hati agar bisa mensyukuri.

P U L A N G.
ah, untuk pulang dari satu sudut bumi ke sudut yang lain saja begitu membimbangkan.
Bagaimana dengan kesiapan pulang kita pada DIA empunya jiwa kita?