Sabtu, 11 September 2010

Pendidikan Seks dalam pandangan Islam

Pengantar
Pendidikan seks untuk anak disekolah, kini

tengan menjadi pembahasan yang kontroversi

antara pihak yang pro dan pihak yang kontra.

 Pihak yang pro berargumen bahwa pendidikan

seks untuk anak layak diberikan dengan

alasan :1. Informasi tentang seks bisa

didapat dengan mudah dimana-mana. 2. Untuk

menghindari pergaulan bebas. 3. Perlindungan

anak terhadap pelecehan seksual.
Sedangkan pihak yang kontra justru melihat

bahwa pendidikan seks untuk anak itu belum

perlu karena dianggap terlalu prematur untuk

diajarkan kepada anak-anak yang secara

psikologis belum pada waktunya.
Fakta Pendidikan Seks untuk anak di dunia

Barat
(Contoh Kasus Negara bagian Bayern, Germany)
1.    Proses penyampaian materi
Pendidikan di Jerman tergantung negara

bagian masing-masing (desentralisasi).

Karena itu pendidikan seksual di tiap negara

bagian berbeda-beda. Yang di utara telah

menerapkan pendidikan seksual sebagai bagian

dari kurikulum sekolah sejak lama. Tapi

negara bagian yang terbilang konservatif

seperti Bayern, dengan diiringi 'protes'

sana sini, menerapkannya belakangan. Awalnya

dulu mulainya sejak kelas 6. Tapi seiring

perkembangan jaman yang 'menghasilkan' masa

puber yang lebih awal, maka sekarang

pendidikan seksual dimulai sejak kelas 4. Di

kelas-kelas selanjutnya pun masih ada

pendidikan lanjutannya.

Pelajaran ini sifatnya wajib. Artinya sama

kedudukannya dengan pelajaran lain, mengikat

seluruh murid. Tapi tidak ada ulangan dan

nilainya.

Yang memberi materi adalah guru kelas,

tenaga ahli kesehatan (perawat, dokter), dan

dari Dinas Kesehatan (Gesundheitsamt). Ada

saatnya satu pengajar untuk seluruh kelas,

ada kalanya juga murid laki-laki dengan

pengajar laki-laki, dan sebaliknya.

Beberapa bulan sebelum tema pelajaran ini

dimulai, diadakan pertemuan orang tua.

Petugas dari dinas kesehatan dan guru-guru

memberikan penjelasan pada orang tua tentang

cakupan materi dan metode pelajaran ini.

Dipenghujung pertemuan, orang tua dibekali

beberapa buku kecil yang berkaitan dengan

pelajaran.

Saat pertemuan orang tua kelas, diskusi

dengan orang tua terasa cukup panas.

Sebagian besar orang tua, apalagi yang waktu

kecilnya sekolah di Utara, tampaknya

mendukung penuh pelajaran ini. Tapi ada juga

yang mempertanyakannya. Misalnya, seorang

Ibu yang sekuat tenaga mengusahakan agar

anaknya tidak mengikuti pelajaran ini.

Menurut Ibu itu dia sangat kenal anaknya.

Menurutnya saat ini anaknya belum butuh

mendapatkan informari tentang ini. Anaknya

yang akan memberi tanda jika ia

membutuhkannya. Dan di saat itulah, Ibu itu

akan mulai memberikannya. Ya, hal senada

inilah. Pertanyaan tentang kompetensi

pemberi materi dan metode juga menjadi

bahasan hangat malam itu. Juga tentang

respon anak-anak angkatan sebelumnya. Tapi

di penghujung pertemuan orang tua tampaknya

bisa menerima program ini dengan tenang.
Materi pelajaran dimulai dengan penjelasan

mengapa anak-anak mendapat pelajaran ini.

Kemudian apa itu pengertian seksual. Lalu

dijelaskan tentang bagian-bagian tubuh

wanita dan pria. Pengertian puber, tanda-

tandanya, dan apa yang harus

diperhatikan/dilakukan. Apa itu menstruasi,

bagaimana terjadinya menstruasi, bagaimana

kondisi tubuh (berkaitan dengan hormon)

ketika terjadi menstruasi, apa yang yang

harus dilakukan saat menstruasi. Apa dan

bagaimana itu mimpi basah. Apa dan bagaimana

berfungsinya kondom. Jenis orientasi

seksual. Bagaimana proses terjadinya bayi

mulai dari terbentuknya telur, masuknya

sperma, dst sampai bagaimana lahirnya baik

cara normal maupun caesar. Bagaimana

terjadinya kembar.

Kesemua materi itu dijelaskan dengan bahasa

ilmiah (Fachbegriffe), tapi tetap dengan

bahasa yang mudah dimengerti anak-anak.

Penggunaan gambar juga tidak boleh dari

foto. Jadi kerangka ilmiahnya cukup

ditekankan.
2.    Tindak Lanjut Setelah Pemberian

Materi Pelajaran
Apa yang terjadi setelah pemberian materi

tersebut?  Penulis melihat ada 2 hal yaitu :

Pertama , Setelah  anak-anak mendapatkan

materi pembelajaran ini, biasanya anak-anak

kemudian menyerbu perpustakaan untuk mencari

buku-buku yang berkaitan dengan tema

tersebut.   Kedua Anak usia 12 tahun

disarankan untuk pergi ke dokter kandungan

(jika perempuan) dan dokter itu akan

menerangkan tentang hubungan seksual,

penyakit-penyakitnya serta cara „aman“ untuk

berhubungan.  Kemudian para remaja tersebut

dianjurkan untuk selalu membawa alat

kontrasepsi kemanapun mereka pergi.
3.    Apa yang terjadi?
Sebagaimana yang telah dijabarkan oleh

ustadz Taqiyudin bahwa ghorizah akan timbul

jika ada rangsangan.  Dan ternyata

Pendidikan seks yang terlalu dini dan

terlalu vulgar apalagi minus penjelasan

mengenai moral dan agama hanya akan

menimbulkan rangsangan dan keinginan anak

untuk mencoba mempraktekan apa yang telah

mereka ketahui.  Jadi dapat disimpulkan

bahwa pendapat yang mengatakan perlunya

pendidikan seks untuk anak dalam rangka

mengurangi angka peningkatan kehamilan

diluar nikah adalah salah.

Pendidikan seks untuk anak dalam pandangan

Islam
Pendidikan anak, dari semua aspek adalah

tanggung jawab orang tua.  Orang tualah yang

berkewajiban untuk menuntun anak menjadi

pribadi muslim tangguh yang sholeh, cerdas,

& sehat.
Ada dua hal yang harus ditanamkan orang tua

sebelum mengajarkan berbagai hal.
Yaitu Pertama : menanamkan ketaqwaan dalam

jiwa anak, dan kedua mencarikan lingkungan

dan pertemanan yang baik untuk anak. 

Ketaqwaan adalah fondasi adar bangunan ilmu

yang akan kita bangun pada diri anak menjadi

kokoh & kuat, sementara lingkungan yang baik

adalah pagar yang akan melindungi bangunan

ilmu itu dari pencemaran-pencemaran yang

bisa merusaknya.
Bagaimana mengenalkan pendidikan seks kepada

anak?
1.     Kenalkan bahwa Allah menciptakan

laki-laki & perempuan itu berbeda.
„Wa laisa dzakaro kal untsaa“ (qs 3: 36). 

Lengkap dengan tugasnya masing-masing.  Dari

perbedaan tugas ini dapat ditanamkan  pada

anak tentang maskulinitas & feminimitas. 

Jelaskan pula bahwa Allah melarang Laki-laki

menyerupai perempuan, pun sebaliknya

2.    Memisahkan tempat tidur mereka.
Jelaskan pada anak bahwa Rosulullah saw

menyuruh kita untuk memisahkan tempat tidur

laki-laki & perempuan pada usia 7 tahun. 

Anak pasti akan bertanya tentang alasannya. 

Selain menerangkan tentang  perbedaan laki2

& perempuan, berikan jawaban yang bisa

mereka terima, dengan menekankan pada nilai

-nilai positif dari pemisahan tempat tidur

tersebut seperti kemandirian, kebebasan

untuk berkreasi dikamar sendiri. 
3.    Meminta ijin pada 3 waktu
Tiga ketentuan waktu yang tidak

diperbolehkan anak-anak untuk memasuki

ruangan (kamar) orang dewasa kecuali meminta

izin terlebih dulu adalah: sebelum solat

subuh, tengah hari, dan setelah solat isya.

Aturan ini ditetapkan mengingat di antara

ketiga waktu tersebut merupakan waktu aurat,

yakni waktu ketika badan atau aurat orang

dewasa banyak terbuka (Lihat: QS al-Ahzab

[33]: 13). Jika pendidikan semacam ini

ditanamkan pada anak maka ia akan menjadi

anak yang memiliki rasa sopan-santun dan

etika yang luhur.
4.    Menjaga aurat
Jelaskan pada anak didepan siapa saja aurat

-dalam batasan-batasan yang sopan-  boleh

terlihat, dengan merujuk kepada Qs 24 : 30-

31.  Lengkapi juga dengan hadits & riwayat

tentang perintah Rosulullah saw untuk

menjaga pandangan.  Dari penjelasan ini

diharapkan akan tertanam rasa “iffah” pada

diri anak.  Rasa malu yang tepat pada

tempatnya juga diharapkan akan terbentuk

pada diri anak

5.    Mengenalkan batas-batas pergaulan

antara laki-laki & perempuan
Jelaskan tentang apa yang boleh yaitu

hubungan dalam muámalah serta apa yang tidak

boleh yaitu khalwat & ikhtilat.  Jelaskan

juga bencana sosial akibat rusaknya

pergaulan antara laki laki dan perempuan.
6.    Mengenalkan ciri-ciri Pubertas
Pengenalan ciri-ciri pubertas ini diberikan

kepada anak sesuai dengan masanya. 

Perempuan ketika usia –atau menjelang- usia

9 tahun sedangkan laki-laki pada usia 11-14

tahun.  Hanya saja perkembangan zaman telah

memacu anak pada pubertas dini.  Menurut

pengalaman, anak usia 10-11 tahun sudah

mulai bertanya tentang perubahan & perbedaan

fisik yang terjadi baik pada laki-laki

maupun perempuan.
Kenalkan pada anak bagaimana cara merawat

organ vital.  Tanamkan pula bahwa organ

vital merupakan salah satu nilai kehormatan

yang harus digaja (QS 23 :5).

Jika anak bertanya
Mudahnya bagi anak mencari informasi tentang

apapun dimana-mana, termasuk informasi

tentang seks, membuat orang tua harus selalu

waspada.  Bersikap terbuka barangkali adalah

salah satu cara yang bijaksana agar anak

selalu mendapatkan informasi dari sumber

yang tepat dengan jawaban yang benar

tentunya.  Pernah murid saya (ikhwan kelas 4

SD) dulu bercerita terbuka pada saya (secara

4 mata) bahwa dia sering membaca rubik

“dewasa”  di lapak Koran didekat tempat dia

bermain.  Saya hanya mencoba mendengarkan,

menangkap ekspresi lugu yang keluar dari

mukanya.  Terakhir saya berpesan “jangan

ulangi lagi ya Nak, nanti orangtuamu bias

kecewa & itu dosa”.  Saya tidak tahu apakah

murid saya itu melakukannya lagi atau tidak

tapi saya tetap mencoba lebih terbuka &

lebih dekat padanya agar dia tidak

menyembunyikan sesuatu & agar dia bias

mendapatkan semua jawaban yang membuat dia

penasaran dari sumber yang tepat.  Saya

tidak mengkomunikasikannya dengan patner

guru ikwan saya karena saya berjanji padanya

untuk memegang rahasia ini.  Tapi saya

merasa orangtuanya harus tahu.  Sayangnya

ketika saya sampaikan, orangtuanya tidak

percaya anaknya melakukan hal itu & malah

menyalahkan saya.  Hal ini mungkin

disebabkan oleh nilai idealism yang ada pada

orang tua tersebut.  Tapi menurut saya,

penolakan pada fakta yang saya sampaikan

adalah penilakan terhadap keterbukaan yang

akan malah semakin membuat anak mencoba

menjaga jarak & tidak atjut untuk

menyembunyikan sesuatu.

Satu hal yang harus kita siasati ketika

hendak menjawab pertanyaan anak adalah

“jajaki” dulu pengetahuan anak tentang apa

yang dia tanyakan.  Tanyakan kembali tema

yang dia tanyakan.  Pancing sejauh mana dia

mengetahui apa yang ia tanyakan.  Ketahui

juga kira-kira apa jawaban apa yang ia

inginkan.  Kemudian berilah jawaban

sederhana yang hanya berkaitan dengan

pertanyaannya saja.  Jangan melebarkan

jawaban.  Terutama untuk pertanyaan-

pertanyaan seputar seks.

Wallohu’alam bishowab.
Semoga bermanfaat
Gilching 11 September 2010

Rujukan
-   

http://ejatmiko.multiply.com/journal/item/50

5/Pendidikan_Seksual
-    http://ratuhati.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=374:pendi

dikan-seks-untuk-anak-dalam-

islam&catid=107&Itemid=100091
-    http://yusufku.com/media/pendidikan

-seks-untuk-anak-ditolak-oleh-muslim-inggris
-   
.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar