Jumat, 25 Januari 2019

Love will find away






Cinta akan menemukan jalannya.  Allah sudah fitrahkan demikian.  Lihatlah episode Adam & Hawa.  Episode kisah cinta pertama yang ada di muka bumi.  Episode kisah cinta sepasang hamba.
Allah pisahkan keduanya dijarak yang teramat jauh.  Allah pisahkan keduanya,  untuk dipertemukan setelah taubat dijalankan.  Allah titipkan cinta dihati keduanya.  Dan Allah ijinkan keduanya untuk saling menemukan.  Love will find a way.  So sweet.

Kemudian Allah satukan Adam & Hawa dalam cinta. Cinta yang tak pernah hilang dari keduanya, cinta yang menjadi energy bagi mereka dalam menjalankan semua titah penghambaan dariNYA. Hingga lahirlah keturunannya yang akan melaksanakan estafeta tugas untuk menjadi khalifatullooh fiil ardh.

Adam dan Hawa yang bahagia dalam cinta mereka. Dan cinta adalah kunci dalam berumah tangga. Maka pastikan kunci ini jangan sampai sedikitpun memgalami kerusakan, jangan sampai tergores, jangan sampai retak, patah,  apalagi hilang.  Menjaga cinta agar terus menyala adalah perjuangan setiap pasangan yang ingin selalu bersama hingga ke surgaNYA.  Sadari ini dari awal,  azzamkan n bahwa rumah tangga yang kau bangun adalah cerminan  rumahmu di surga nanti.  Niatkan untuk membangun rumah surga.

Indahnya kekal cinta Adam & Hawa karena cintanya dijaga & tak pernah hilang arah tujuan.  Apa tujuan utama dari sebuah keluarga?  Saling membahagiakan.  Karena Allah persatukan sepasang hamba dalam pernikahan untuk menyempurnakan kebahagiaan.  Tentunya juga untuk menyempurnakan agamanya.  Namun,  bahwa Allah ciptakan kehidupan untuk menguji diantara kita siapa yang paling baik amalnya, ini juga berlaku dalam rumah tangga.   Akan ada ujian di dalamnya. Akan ada konflik yang mungkin sama sekali tak pernah  terduga.  Sesekali akan ada amarah yang mengusik.  Sesekali akan ada kecewa yang menyeruak.  Sesekali akan ada kesal yang menggumpal.  Sadari semua dari awal.  Bahwa hidup,  termasuk kehidupan rumah tanggamu adalah petualangan antara tawa & tangis yang akan terus bergantian menuju perkembangan kedewasaan.

Namun jangan khawatir.  Kalian punya cinta.  Cinta yang akan selalu menyatukan karena cinta akan selalu menemukan jalan untuk kembali.  Sekali lagi,  jagalah rasa cinta ini.  Jadikan perjuangan menjaga cinta ini sebagai perjuangan bersama hingga ke surga.

Cinta akan terkikis hilang seiring dengan berkurangnya kebahagiaan.   Bahagia bukan tentang harta, bukan tentang segala macam pemenuhan semua keinginan.  Bahagia adalah rasa ridho atas semua yang ada.  Kuatkan bahagia dengan rasa syukur.  Kuatkan rasa syukur dengan  selalu menjaga diri.  Merawat diri.  Menjaga hati,  merawat hati dari segala penyakitnya.  Kedepankan baik sangka.  Hapus iri,  dengki,  bangga diri & semua penyakit hati lainnya.  Biasakan mendahulukan introspeksi ketika konflik mulai terlihat muncul ke permukaan.  Biasakan melihat kelebihan pasangan saat terlihat sebuah kekurangan.
Ingat ini adalah perjuangan.  Perjuangan untuk tetap bersama hingga ke surga. Perjuangan menjaga cintamu,  cintanya,  dalam ikatan cinta Allah.
Pintalah pada Allah agar cinta kalian selalu terjaga hingga ke surgaNYA. 

Jangan pernah lupa juga bahwa salah satu tugas yang Allah berikan adalah agar keluarga yang kalian bangun terbebas dari neraka.  Agar belahan jiwa & buah hati kalian semuanya selamat hingga ke surgaNYA.   Maka pastikan semua selalu berpegang tangan dalam cinta yang penuh kasih.  Pastikan semua saling menuntun dalam cinta yang penuh sayang.  Pastikan semua saling meyelamatkan dalam kelembutan. Pastikan semuanya selalu memperbaharui cinta dihati.

Ah, kisah cinta memang selalu indah,  meski kadang berhias tangis. Kisah cinta selalu mengundang kebahagiaan,  meski kadang sempat berhias penyesalan.  Hidup memang tak selamanya indah,  tapi pastikan setiap akhir episodenya berakhir indah.  Pastikan semuanya berujung pada kebahagiaan seperti yang Allah inginkan. Dan ini hanya bisa terlaksana jika kita bisa merawat cinta.  Cinta pada belahan jiwa,  atas dasar cinta padaNYA.
In the end:  love will find a way.

Senin, 21 Januari 2019

Hutan yang Terbakar


Adinda,
dimanakah air menemukan tempatnya yang paling nyaman
di samudrakah?
ketika luas menjadi tempatnya
Meski kadang kejam hembusnya angin menghempasnya ke bibir pantai. 

Adinda,
dimanakah air menemukan kehangatannya saat dia mengalir?
di sungaikah?
ketika ia berlari sembari menebar kesegaran
atau di pelupukmu kah?
ketika ia menetes melarutkan duka yang terpendam


Amara, pernahkah kau mendengar cerita tentang hutan yang terbakar?  Tentang bagaimana setitik bara ternyata menjadi awal adanya api membakar semua pepohonan yang ada.  Bisakah kau bayangkan Amara? Setitik bara mengena sebatang ranting kering yang terjatuh.  Ranting yang malang itu pun menjerit dalam hening.  Bara yang singgah padanya telah menikamkan panas yang teramat sangat menyiksa, hingga iapun terpaksa menjadi abu.  Tapi ranting kering itu tak sendiri terjatuh.  Ada banyak patahan ranting lain disekelilingnya.  Ada ribuan daun juga telah terjatuh dalam taqdirnya.  Dan suka tidak suka, mau tidak mau, api yang telah menjadikan sang ranting pertama abu, menjalar, mencari tempatnya membesar dan terus membesar.

Bisa kau bayangkan Amara?  Satu ranting pertama menjerit dalam diam heningnya.  Seandainya bisa, mungkin ia akan berusaha agar cukup dirinya saja yang terpanggang panasnya bara, yang hangus terbakar api, yang akhirnya harus menjadi abu.  Tapi apalah daya?  Kau tahu apa yang lebih menyakitkan dari itu, Amara?  Dalam wujud abunya, ranting pertama harus mendengarkan jeritan-jeritan pilu nan menyayat hati, dari ranting-ranting berikutnya, dari daun-daun yang harus terbakar juga.  Tak seorangpun menyalahkannya, tapi dia harus menanggung rasa bersalah itu, sendiri dalam diam, dalam pedihnya.  Melihat ranting-ranting terbakar dalam jeritan, dalam diam.  Melihat api meraja melahap semua.  Semua, Amara.

Akar pohon yang kokoh itu pun kalah, Amara.  Akar itu mulai menjerit.  Pilu dalam diam hening.  Menjalar panas sang api menyiksa batang.  Saat ranting menjerit pilu, kau bisa bayangkan Amara?  Apakah batang hanya diam?  Tidak.  Jeritannya beribu kali lebih pilu.  Batang adalah penopang kehidupan.  Ia adalah jalan bagi daun, bagi ranting, bagi buah untuk mendapatkan kehidupan.  Pedih dan pilu sang batang menangis Amara, melolong pedih dalam bisu.  Tak kuasa menyelamatkan diriya.  Tak kuasa melindungi dahannya, tak mampu menyelamatkan buah dan deaunannya.  Tak sanggup mendengar ribuan jeritan dari reranting dan dedaunan yang menjadi amanahnya.  Terkoyak perasaannya saat daun demi daun melengkingkang jeritnya.  Apa yang bisa ia lakukan?

Api ketika membesar adalah wujud terkejam dari keserakahannya, Amara. Entahlah.  Barangkali jeritan demi jeritan, lengkingan dan lolongan terdengar merdu bagi sang api.  Maka ia pun menarikan tariannya dari daun ke daun, dari ranting ke ranting, dari pohon ke pohon.  Gemuruh lidahnya yang menjilat apa yang dilewat adalah kerianagannya.  Riang diatas airmata derita dari semua yang dilahapnya.

Amara, tarian keserakahan dan kejamnya api tak berhenti di daun terakhir pohon pertama.  Ia meloncat pada pohon berikutnya.  Kini jeritan terdengar mulai dari dedaunan.  Dedaunan yang meronta telah mengundang angin.  Tahukah kau Amara? Hadirnya angin semakin melenakan api.  Hadirnya angin menggelisahkan pepohonan lain yang melihat semuanya.  Pepohonan yang tegar menunggu taqdirnya.  Taqdir untuk terbakar.  Adakah yang bisa ia lakukan? Pasrah.  Berdzikir menunggu taqdir.  Barangkali itu akan sedikit meringankannya.

Amara, di atas langit masih ada langit.  Di bawah lapisan tanah masih ada lapisan-lapisannya pula.  Demikian juga pedih dan derita, Amara.  Ada yang lebih menyayat dari semua yang terlihat.  Yang tak terlihat adalah udara.  Kau tahu kan Amara? Setiap pepohonan Allaah taqdirkan untuk menyerap karbon dioksida dan memberikan oksigen dalam kehidupan.  Allaah jadikan pepohonan sebagai penyambung nafas kita.  Maka diatas pedihnya menjadi abu atas gemuruh jilatan api adalah ketika yak lagi bisa memberikan nafas kehidupan untuk mahluq lainnya.  Inilah kepedihan di atas kepedihan.

Aku berada diantara pepohonan itu amara.  Setelah pilu diatas luka saat mata mengeja pohon di negri Solomon yang kau jatuhkan dengan sejuta teriakanmu Amara,teriakan yang kau sembunyikan selama tujuh belas purnama, kini aku menyakisan keserakahan kejamnya api, Amara.  Api dalam hutan kehidupanku.  Padahal sayatan ujung dedaunan dihatiku belum mengering.  Tusukan dari ranting demi ranting dijantungku masih membekas luka.  Tubuhku masih membiru menahan robohnya pohon yang kau jatuhkan di negri Solomon.

Amara.  Aku tahu, deras airmatalu tak pernah bisa memadamkan api.  Aku sadar pintaku pada api untuk berhenti menari tak pernah didengarnya.  Aku faham, aku harus segera berlari pada Pemilik semesta alam.  Aku mengerti, aku hanya harus rela dengan taqdir ini. 

Ah Amara, kau menyaksikannya semua.  Kau datang dengan segelas air.  Bukan untukku, tapi untuk memadamkan api.  Terima kasih Amara.  Air apapun yang kau bawa, kau pun tahu tak bisa memadamkan amukan api di hutanku.  Sebenarnya aku tak ingin melihatmu datang.  Tapi biarlah.  Biar kau dengar gemuruh tarian api, biar kau saksikan jeritan dan lolongan dari setiap yang terbakar. 

Biarlah Pemilik semesta alam menuntunku kemana aku harus mencari air untuk memadamkan api yang kejam.  Biarlah aku berlari mencari pertolongan yang DIA jadikan jalan untuk berakhirnya ujian ini.  Biarlah aku mencoba dan terus mencoba dalam iringan do’a.  Barangkali hilangnya hutanku adalah jalanku untuk meminta segenap kebaikan padaNYA.  Barangkali gemuruh api adalah cara dariNYA untuk membakar semua dosa dan khilafku.  Barangkali bencana ini adalah bungkus dari sebuah keajaiban yang telah disiapkanNYA.  Kau tahu Amara?  Apa yang paling berat dari rentang derita ini?  Menjaga, Amara.  Menjaga agar aku tak berputus asa dari pertolonganNYA.

Aku tak ingin berputus asa.  Meski jeritan demi jeritan dalam hening mengoyak langit hatiku.  Aku tak ingin berputus asa, meski luka ini teramat sangat menganga.  Aku tak ingin berputus asa, meski asap telah mengabut di hidupku, menyesak dada, merampas segarnya udara.  Aku tak ingin berputus asa meski mereka mulai melontar kata tak suka.  Aku tak ingin berputus asa, meski kadang aku ingin berlari dari kenyataan ini.  Aku tak ingin berputus asa meski tak tahu sampai kapan aku harus bertahan.  Aku tak ingin berputus asa, karena kutahu putus asa adalah jurang terdalam dari sebuah kesengsaraan.  Aku tak ingin berputus asa.  Maka akupun berlari mencari air, Amara.

Amara, Bunda Hajar yang mulai, berlari dari bukit Shafa dan Marwa mencari air untuk sebuah kehidupan.  Untuk sang buah hati yang ia sayangi.  Bunda Hajar berlari dalam keikhlasan, dalam do’a, dalam penghambaan.  Aku juga mencoba berlari Amara.  Mencari air, air yang bisa memadamkan kobaran hutanku dan mengembalikan kehidupan Adindaku.  Aku berlari sambil menguatkan diri agar rasa putus asa pergi menjauh dariku. 

Aku memandang langit.  Musim tengah kering.  Hujan sepertinya masih enggan turun.  Aku datang pada setiap pemilik sumur, barangkali ada yang sudi membantuku.  Mereka membantuku.  Tapi taqdir berhentinya api dihutanku belum selesai.  Aku masih harus mencari dan mencari.  Iya Amara, tugasku hanya harus mencari.  Mencari sembari terus melantun do’a dalam kepedihan.  Aku mencoba memoles pedihku dengan keikhlasan.  Polesan yang meringankan luka.  Aku terus dan terus mencerna makna tentang ikhlas.  Akhirnya aku faham Amara.  Untuk ikhlas aku harus terus berbaik sangka.  Berbaik sangka padamu, pada taqdir, pada Allah Pemilik semua taqdir kebaikan.

Maka akupun menuliskannya Amara.  Aku berbaik sangka bahwa tanganmulah yang DIA pilih untuk menuntunku.  Aku berbaik sangka pada taqdir, bahwa api itulah yang DIA jadikan untuk membakar semua kesalahanku.  Aku berbaik sangka padaNYA, bahwa setelah hutanku terbakar, akan tumbuh tunas baru, harapan dalam hidupku yang hanya akan menebar kebaikan hingga ke surgaNYA.  Aku terus mengeja dan mengeja kata tentang ikhlas, Amara. Sembari terus menjaga agar kata putus asa tak datang padaku.  Amara, semoga taqdirmu tak sepertiku.

Sabtu, 19 Januari 2019

5th ; Loving your Big baby




“Ayah lagi sakit, manjanya lebih dari si syanthik”  Begitu kurang lebih isi dari sebuah status di timeline wa salah satu kontak yang tersimpan di handphone aku.  
Dan si syanthiknya ini usianya belum genap dua tahun.  Kebayang kaaan manjanya seperti apa little girl yang usianya belum genap dua tahun, lagi lucu-lucunya.  Lagi manja-manjanya. Lagi nempel-nempelnya sama mommy.  Anak batita kayak gini, lihat apa yang dipegang mommy, dia pasti mau.  Dikasih yang sama atau mirip, maunya yang punya mommy.  Bahkan anak seusia gini, kalau biasa dibuatin susu sama mommy, dia bakalan tahu kalau yang buatin susu bukan mommynya.  Kenapa?  Karena mommy adalah dunianya.  Kebayang kan kalau ayah yang lagi sakit manjanya lebih dari si syantihik?

Wajar ga sih kayak gitu?  Sangat wajar sekali.  Yang namanya seorang anak, dia selamanya akan jadi seorang anak.  Cuma Nabi Adam & siti Hawa yang ga punya titel sebagai anak.  Apalagi anak mertua.  Jelas lah dia seorang anak.  Iya kan?  Tapi bukan itu juga sih alasannya. 

Begini, menurut Eric berne dalam teori kepribadiannya yang disebut ego state, dalam diri manusia itu selalu ada 3 sifat yaitu : Orang tua, dewasa & kanak-kanak.  Mengenai pengertian dari ketiga instansi identitas utama ini, Verhaar (1993: 62) menyatakan: “Parent, Child, dan Adult yang mau dinyatakan adalah bukan pribadinya (bukan seorang ayah atau ibu, bukan seorang anak kecil, bukan seorang dewasa) melainkan instansi identitas, dan memang instansi tersebut tampak di dalam pribadi orang dewasa, anak kecil, atau orang tua.” Dengan kata lain, yang dimaksud dengan istilah-istilah tersebut bukanlah pribadi sesungguhnya, melainkan kepribadian atau sifat-sifat yang tampak pada pribadi-pribadi tersebut, misalnya, seorang anak kecil bisa berkepribadian dewasa (memiliki ego state dewasa) apabila dia selalu mengolah data yang ada ketika sedang berbicara dengan yang lainnya. Seorang anak kecil bisa berkepribadian orang tua apabila suatu ketika ia memerintah, mengajarkan atau menghakimi seseorang. Untuk selanjutnya, istilah dari jenis-jenis ego state yang digunakan dalam penelitian ini adalah istilah ego state dalam bahasa Indonesia, yaitu ego state orang tua, ego state anak, dan ego state dewasa.  Teorinya panjang kali lebar kali lama, dikenal dengan teori Analisis Transaksi.  Tapi, kali ini, kita ga akan bahas itu yaa. Kita akan bahas bagaimana seni bertindak sebagai istri pada setiap state ego yang dimunculkan belahan jiwa kita.

Kondisi ideal seseorang adalah ketika dia berada dalam kondisi Dewasa (Erwachsenen). Ego state dewasa tidak menggunakan emosi seperti ego state anak atau menggunakan opini seperti ego state orang tua, melainkan menggunakan data dan fakta sebagai bahan untuk membangun pemikirannya yang selalu rasional (lihat Eschenmoser, 2008: 17). Ego state dewasa selalu menggunakan komunikasi dua arah, diplomatis, hati-hati, dan jelas. Ego state dewasa selalu berbicara dengan tenang dan nada suara yang datar.  Dalam kondisi seperti ini, sang belahan jiwa akan sangat mempesona, enak diajak curhat, enak diajak kerja, enak diajak apa saja.  Ini adalah kondisi aman.


Kondisi berikutnya adalah orang tua apabila suatu ketika ia memerintah, mengajarkan atau menghakimi seseorang.  Perhatikan.  Ini adalah saat dimana rasa kepemimpinan belahan jiwa kita muncul dalam konsentrasi yang tinggi.  Yupz.  Walau bagaimanapun, suami adalah pemimpin.  Istri Cuma punya satu  pilihan yaitu ta’at.  Berat ga?  Ngga kalau dasarnya adalah taqwa plus cinta.  Ikuti saja semua apa yang dia minta selama tidak melanggar syara.  Jangan menyela apalagi mencela dan mencemoohnya.  Jangan mengomel jika kau tak ingin kehilangan cintanya.  Kenapa?  Karena seorang wanita yang mengomel, menyela, mencela dan mencemooh akan kehilangan kecantiaknnya 100%.  Akan kehilngan 100% keindahannya sebagai perhiasan dunia.  Akan membuat lelaki enggan mendekat apalagi menyentuhnya.  Dan mungkin, sangat mungkin, akan membuat lelaki mudah tergoda ketika melihat perhiasan dunia di luar sana.  Ingat.  Lelaki telah bekerja di dunia yang sangat keras.  Dunia yang hanya peduli pada karya hasil kerjanya, bukan pada perasaannya.  Maka ketika ada yang peduli pada perasaannya, pada gengsi kelelakiannya, padanyalah hatinya akan mudah tersentuh dan berlabuh.  Nah, kalau bukan pada kita sebagai istrinya, apa nanti jadinya.  Tahan ego, tahan segala macam kepenatan, tahan segala macam lelah saat belahan jiwa kita berada dalam kondisi ego state orang tua.  Berikan ketaatan, berikan penghormatan. Berikan rasa ta’zim sepenuhnya.  Berikan pujian yang ia perlukan.  Konon katanya, jika ada lelaki yang selalu membanggakan dirinya diahadapan teman-temannya, itu karena sang istri kurang memberikan pujian padanya.  Berikan pujian yang tulus, yang spesifik, bukan pujian gombal yang tak terarah.  Walau bagaimanapun, lelaki mempunyai sisi kepekaan yang lembut dalam hatinya, dibalik keperkasaannya.  Berikan semua yang ia perlukan. Taat & tak ada pilihan lain.  Hanya ta’at dalam taqwa dan cinta.  Ingat, suami berhak sepenuhnya atas istrinya.  Bahkan jika seorang mahluk diperbolehkan sujud pada mahluk, Allah akan memerintahkan istri untuk sujud pada suaminya.  Bahkan pada ibu sebagai pemilik surga pun, seorang anak tidak dipermisalkan untuk diperintahkan bersujud.

Terakhir, ego state Anak : menggunakan perasaan atau emosi dalam berkomunikasi, spontan, dan berorientasi pada dirinya sendiri, kadang disertai oleh penolakan dan rasa tidak suka. Ego state ini akan muncul jika harga dirinya tersinggung, atau jika ada permasalahan yang tidak mampu untuk ia ungkapkan.   Nah, saat seperti ini, seorang istri harus siap menggantikan posisi ibunya dimasa kanak-kanak.  Pelajari dari ibunya bagaimana sang ibu memperlakukan dia semasa kecil.  Itulah pentingnya hubungan harmonis antara menantu dan mertua.  Untuk mempertahankan cinta.
Ketika suami sebagai belahan jiwa berada dalam ego state ini, lupakan kepemimpinannya, lupakan bahwa dia adalah manusia dewasa yang bisa menolong dirinya sendiri.  Lupakan bahwa dia lelaki perkasa.  Lupakan bahwa bahu lebarnya adalah tempat kita bersandar dan berlindung.  Lihatlah dia sebagai seorang anak yang merindukan ibunya.  Merindukan saat-saat bermanja.  Merindukan pelukan lembut penuh kehangatan.  Menginginkan perhatian hanya tertuju padanya saja.  Bahkan saat anak rewelpun, perhatikan suami kita dulu jika dalam kondisi seperti ini.  Kenapa?  Karena sifat kanak-kanak dalam tubuh manusia dewasa, lebih berbahaya daripada sifat kanak-kanak pada tubuh yang sebenarnya.  Hatinya yang terluka sedang berada dalam kondisi terapuhnya.  Jangan tinggalkan dan jangan pernah tinggalkan.  Dampingi.  Kuatkan dengan pelukan.  Sayangi dengan motivasi.  bangkitkan dengan pujian yang dia perlukan.  Berikan kehangatan indahnya ibadah percintaan.   

Setelah semuanya reda.  Setelah ia merasa nyaman kembali.  Perlahan tapi pasti, belahan jiwa kita akan kembali pada kondisi ideal yaitu kondisi dewasa. 
Jadi jangan kaget ya, jika suami tercinta tiba-tiba terlihat lebih manja dari anak-anak kita bahkan yang masih balita.

Jumat, 18 Januari 2019

Menunggu

Menghitung detik demi detik,
Mengeja dan mengeja kembali janji
Berharap hari cepat berganti
lalu apa yang sudah dipersiapkan diri???

Membaca ulang harapan
Tentang sebuah indah impian
Ada lelah diantara resah
Ada jarak yang membuat gundah
Kembali aku bertanya ;
Apa yang sudah dipersiapkan?

Allaah,
Semua jiwa adalah milikNYA
Semua taqdir ada dalam genggamannNYA
Semua cerita DIA atur demikian indahnya

Allaah,
Jika semua adalah untukNYA
Harusnya tak tereja gundah
Harusnya tiada lelah dan resah

lihatlah ke dalam diri
Apa sebenarnya yang kau cari?

Kamis, 17 Januari 2019

4th art : Beeing Silly, being happy with you




Ada yang tidak suka nonton film komedi?  Kayaknya ga ada deh.  Kalaupun ga suka bukan berarti antipati banget.  Sesekali pastilah pernah nonton.  Mungkin memang ada beberapa adegan yang bagi sebagian orang lucu, tapi bagi sebagian yang lain tidak.  Tergantung selera memang. Nah, coba perhatikan deh.  Bagian yang menurut kita tidak lucu, tapi bagi orang lain tidak lucu.  Bagaimana penilaian kita?  Tidak lucu.  Tahu kata lain dari tidak lucu?  Menyebalkan.  Iya kan?   Tapi perhatikan, mengapa orang lain bisa tertawa lepas terhadap sesuatu yang menurut kita tidak lucu alias menyebalkan?  Betul.  Karena mereka mempunyai sudut pandang yang berbeda.  That’s the point.  Maka cara untuk menikmati sebuah komedi, kadang kita harus merubah sudut pandang

Sepasang belahan jiwa yang Allah ikat dalam sebuah pernikahan yang mulia, keduanya adalah manusia yang tidak luput dari salah dan khilaf.  Keduanya sama tak sempurna.  Keduanya bukan cinderela dan pangeran dari istana.  Keduanya sama mempunyai kebiasaan rahasia.  Keduanya sama mempunyai kekurangan.  Keduanya mempunyai kebiasaan-kebiasaan yang dalam keluarga lain dianggap tidak biasa.  Ada keluarga yang terbiasa rapi dan sangat rapi.  Ada keluarga yang standar rapinya lebih rendah.  Ada keluarga yang selalu serius membahas segala sesuatu, ada keluarga yang bawaannya bercanda dalam banyak hal.  Ada keluarga yang terbiasa dalam displin waktu yang sangat kuat dan ketat.  Ada keluarga yang santai dan longgar dalam masalah waktu.  Ada keluarga yang sangat menjunjung tinggi ilmu.  Ada keluarga yang menganggap ilmu tidak lebih penting dari hal lainnya.  Ada keluarga yang sangat ketat dalam masalah pengeluaran.  Ada keluarga yang mungkin agak boros dan terbiasa makan di restoran. Ada yang punya sifat pelupa dan suka menyimpan barang sembarangan, ada juga yang terbiasa disiplin menyimpan sesuatu harus tepat pada tempatnya dan pada waktunya. Terlihat sepele memang.  Tapi perbedaan kecil ini kadang cukup mengagetkan dan mengecewakan.  Tapi coba perhatikan lagi.  Dan perhatikan lebih lanjut.  Perbedaan yang ada sebenarnya saling melengkapi.  Ibarat sepasang alas kaki, satu kanan, satu kiri, menjadi nyaman dan pasti saat berjalan.  Ibarat telapak tangan dan kiri, Menjadi pas ketika ditempelkan untuk memberi salam.  Begitulah seharusnya kehidupan sepasang belahan jiwa.

Berikut beberapa contoh sederhana : ada suami yang punya kebiasaan unik ketika hujan, dia bawa payung ketika berangkat, ketika pulang, hujan sudah reda, lupa lah pada payung yang telah melindungi kepalanya.  Kenapa?  Karena tidak ada air yang membasahi kepala dan tubuhnya, lupa lah dia.    Contoh berikutnya ;  pernah dengar kalimat “Terima bongkat tapi tidak terima pasang?”  Beberapa suami yang dibesarkan ibunya mungkin terbiasa dilayani dan dimanja ibunya.  Ketika mengambil baju berantakan, dengan alasan terburu-buru, tidak menutup lacinya, tidak membereskan baju yang berantakan, dan tidak membereskan barang-barang yang telah dikeluarkannya.  Bagaimana reaksi istri?   Duuuuh, ini anak mertua tercinta.  Bisa kah tidak menambah dan menambah pekerjaan lagi.  Bisakah tidak membuat istri harus beli payung dan payung lagi?  Lumayan kan daripada buat beli payung mendingan buat beli hujab syar’ie.

Ah, sebenarnya ga hanya suami, istri juga mungkin banyak kekurangan yang tidak disangka-sangka oleh suami.  Dulu yang ketika dikhitbah suaranya lembut, lirih mendayu, setelah menikah naik beberapa okktaf ketika meminta tolong dibantu, tolong dibereskan lagi, tolong belikan ini, tolong buang sampah, tolong ini tolong itu.  Dulu begitu anggun dalam balutan gaun, kini agak sedikit angker dalam pakaian bernama daster.  Dulu hanya mengannguk dan tersenyum manis, kini cerewetnya bikin suami harus terus menjaga wudhu dan banyak berdzikir.  Banyak beristighfar.

Cara pandang terhadap hal itu semua akan membuat perasaan yang berbeda.  Seperti ketika memotret dengan  sebuah kamera, angel yang berbeda akan menghasilkan gambar yang berbeda.  Demikian juga juga dalam memandang masalah perbedaan antara dua belahan jiwa.  Don’t be to serious.  Jangan terlalu serius.  Tertawakan saja.  Bukan tertawa menghina dan meremehkan,  tapi tertawa karena semua terlihat lucu.  Anggap aja semua seperti dalam film kartun.  Atau anggap saja kamu sedang berada dalam sebuah adegan komedi.  Maka ketika kamu membukakan payung untuk suamimu yang hendak berangkat, beri suamimu bisikan merdu :”Sayang, walaupun nanti saat pulang sudah tidak ada hujan yang membasahimu, payungnya tetep dibawa pulang ya, karena payung bukan termasuk barang yang sekali pakai”

Hal-hal yang tidak disukai, yang tidak sesuai dengan standar sang belahan jiwa mungkin akan selalu ada.  Tapi cobalah memandangnya dengan cara jenaka.  Cara yang bisa membuatmu dan belahan jiwamu tertawa bahagia.  Beeing Silly, being happy with you.  Because love is laughing together with you.
Dan harus selalu ingat : Allah mempersatukan dua insan dalam ikatan pernikahan untuk saling membahagiakan.


Rabu, 16 Januari 2019

Benang kusut bernama pertengkaran



Marah bagian dari sistem perlindungan.  Setiap orang pasti punya potensi untuk marah.  Marah tidak masalah kalau pada tempatnya.  Marah tidak salah kalau sesuai tuntunan syari'ah.  Rosululloh saw yang mulia juga pernah marah koq, tapi marahnya kalau agama Allah dihina.  Kita juga harus lah marah kalau masalah penghinaan agama Allah.  Cuma dengan segala kelemahan yang Allah ciptakan pada manusia, kadang marah itu muncul pada tempat dan waktu yang tidak kita duga.

Dalam sebuah rumah tangga, rasa marah antara suami istri sangat mungkin untuk muncul.  Setiap rasa marah biasanya dipacu oleh kekecewaan dan ketersinggungan.  Ada harapan yang tak terwujud, ada ego yang terusik.  Ada ketidaknyamanan yang menciptakan jarak.  Jarak ini tentunya akan mengganngu, karena harus segera dipapus.  Dua tangan harus segera saling menggenggam, saling merengkuh agar tak menjauh.  Karena dua insan dalam rumah tangga diikat untuk selalu saling mendekat, saling memberikan sakinah satu sama lain.  Oleh karena itu, Dalam sebuah rumah tangga yang sehat, rasa marah ini harus tersalurkan dengan baik.  Harus ada solusi yang bisa diterima oleh dua belah pihak.  Jika tidak, masalah tidak selesai ini akan menjadi selembar sekat tipis.  Sangat tipis dan transparan.  Tapi jika terus menerus terjadi, ibaratnya sekat tansparan itu akan bertambah dan bertambah hingga tanpa disadari telah menjadi dinding yang tebal yang memisahkan dua orang yang semula saling mencintai.

Memaafkan adalah cara terbaik cara terbaik.  Tapi kadang untuk memaafkan diperlukan proses yang cukup rumit tak semudah membalik dua telapak tangan.  Kenapa?  Karena dua insan yang disatukan mempunyai latar belakang yang berbeda. Dua manusia, meski terikat dengan aqidah yang sama, berpegang pada hukum yang sama, mencintai DZAT yang sama, mengikuti nabi yang sama, karena dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda, maka akan membawa banyak hal yang berbeda.  Perbedaan yang mungkin cukup mengagetkan meskipun sebenarnya mungkin merupakan hal yang kecil.  

Untuk itu, diperlukan kesepakan bersama antara dua belahan jiwa yang telah dipersatukan Allah dalam ikatan mitsaqon gholidho untuk mengatasi masalah-masalah kecil ini.  Buatlah kesepakatan dari awal.  Landasan utama tentu hukum syara dan apa yang dicontohkan Rosulullooh saw.  Namun tips berikut mungkin bisa membantu mengurai benang kusut bernama pertengkaran.  Yang harus dicatat adalah sebuah pertengkaran suami istri hanya boleh diketahui oleh dua pasang mata.  

 9 aturan pertengkaran yg jujur & sehat.


1.  setujui waktu yg tepat ; lihat apakah tergugat sudah siap? Apakah penggugat sudah siap?

Setiap diri kita, setiap waktu setiap saat tentu ingin berkembang menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.  Termasuk juga dua insan yang dipersatukan dalam pernikahan.  Dipersatukan untuk menggenapkan agama, menyempurnakan ibadah.  Maka saling memberikan kesempatan untuk berkembang berarti saling menuntun menuju surgaNYA.  Maka yang harus disadari adalah bahwa tujuan pertengkaran adalah untuk mencapai saling pengertian yang lebih baik antara kedua belah pihak. oleh karena itu, pegang teguh hal ini : Bekal untuk mencapai saling pengertian : rasa belas kasih, kesabaran, kejujuran.

Karenanya ketika hendak masuk ke babak pertengkaran, lihatlah, apakah tergugat siap bersabar menerima keluhan dan teguran.  Apakah penggugat sudah siap dengan kata-kata yang lembut, sudah siap dengan belas kasih.  Apakah keduanya, penggugat dan tergugat sudah siap untuk membicarakan secara terbuka dan jujur tentang apa yang mereka inginkan, apa yang mereka rasakan?  Jika sudah siap, lanjut ke langkah kedua.


2 Pastikan bahwa senjata kita tak akan mematikan lawan
Setiap perang mempunyai aturan, aturan perang kecil bernama pertengkaran dalam rumah tangga yang pertama dan utama adalah bahwa : Bahwa Allah telah memuliakan Bany Adam, termasuk diantaranya adalah belahan jiwamu.  Maka, walaupun harus bertengkar, tetap jaga kemuliannya, jaga perasaan dan hatinya.  Tips berikut ini in syaa Allah akan membantu.
💙 jangan mencela sesuatu yg sudah menjadi qodlo Allaah.
💙 sampaikan kritik dengan cara yang lembut
💙 jangan ucapkan ungkapkan yang sudah sering dikemukakan hingga jadi menjemukan, hindari kata kau tak pernah & kau selalu
💙 adakalanya diam merupakan jawaban yang tepat. Ada saatnya sesuatu harus diungkapkan
❤ pelajari aturan ini & laksanakan pada tempat & waktu yang tepat.

3. Lirihkan suara, jangan pernah mengeraskannya.
Mungkin ini perlu perjuangan, tapi ingat : senjata wanita adalah keindahan suaranya yg begitu halus, lembut & lirih.  Ingat, Dua belahan jiwa Allah satukan untuk saling mendekat dalam cinta.  Suara yang keras pertanda jauhnya dua hati.  Karena itu mendekatlah.  Wudhu, pegang tangan erat, sampaikan dan dengarkan walaupun berat.

4. Tidak di depan siapapun, hanya 2 pasang mata. & tidak membuka rahasia pribadi pada siapapun.
Ingat seni kedua : kalian Allah ciptakan sebagai pakaian satu sama lain.  Saling menutupi hal-hal yang pribadi, saling menjaga.  Kehormatannya adalah kehormatanmu.

5. Rundingkan gencatan senjata kalau salah satu pihak bilang "stop"
Adakalanya tergugat atau penggugat  merasa sangat terbebani & tidak kuat lagi menghadapi ungkapan kekecewaan yang disampaikan.
Jika salah satu ingin berhenti, sementara yg 1 merasa belum, katakan : "aku faham, tp aku butuh waktu untuk merenung & mempertimbangkan bahwa yang kau katakan adalah benar"  Kadang memang diperlukan waktu untuk mencerna sesuatu.  Berikan waktu untuk merenung.  Berikan kesempatan hingga dadanya lapang.

6. Kalau sudah berdamai, sudah selesai, jangan ungkit lagi kecuali jika sepakat perlu ada yg diperbaiki.
Jika sebuah masalah sudah disepakati dianggap selesai, jangan pernah mengungkitnya lagi.  Azzamkan bahwa untuk masalah tersebut kalian sebagai dua belahan jiwa yang berjanji saling menuntun menuju surgaNYA, akan memulai tema yang menjadi pertengkaran dari awal lagi.  Belajar lagi.  Simpan rapat-rapat rahasia pertengkaran tersebut dalam sebuah peti es.  Kunci rapat, buang kuncinya dan terbangkan peti esnya ke kutub selatan, atau buang ke lautan tropis.  Biarlah larut disana, bukan dalam hatimu, bukan dalam surga rumah tanggamu.

7. Maafkan
Penghuni surga adalah orang yang dengan ikhlas penuh kelapangan dada memaafkan kesalahan manusia.  Dan kalian sepasang belahan jiwa yang Allah ciptakan dalam ikatan cintaNYA tengah membangun rumah surga, dalam rumah tangga.  Rumah yang dibangun untuk membumikan kalamNYA, melaksanakan semua titah kemulian dariNYA, maka jadikanlah kemuliaan memaafkan sebagai perbekalan yang harus selalu ada.  Maafkan, lupakan, hapuskan kesalahan & catat semua kebaikan-kebaikan dari belahan jiwamu.  Buka catatanmu tentang always be an adamirer.  Lihat & rasakan betapa mempesonanya belahan jiwamu.  Terutama untuk suami, sebagai pemegang kunci surga sang istri.  Maafkan, beri jalan yang lapang untuk istrimu menuju surgaNYA, surga yang pondasinya tengah kau bangun di sini, di dunia, di dalam rumah tanggamu.

8. Jangan tunda sampai esok hari
Camkan dan jawab pertanyaan berikut :
Siapa yang menjamin bahwa esok kita masih bisa merasakan nikmatnya pagi?
Siapa yang menjamin bahwa esok masih ada waktu lagi?
Siapa yang menjamin bahwa waktu kita masih tersisa banyak dan banyak lagi?
Bagaimana jika esok nafas kita terhenti?
Bagaimana jika suami belum meridhoi istri sementara nilai baktinya telah ia sampaikan sepenuh hati?
Bagaimana jika Allah lebih mencintai belahan jiwa yang kita cintai dengan cara memanggilnya ke hadirat ilahi?


9. Rayakan
Sebelum merayakan, pastikan dulu bahwa win-win solution telah berhasil didaptakan.  Setelah itu, sadari bahwa sebuah pertengkaran telah membuat hati dan tubuh jadi kaku, maka segera lakukan relaksasi.  Hilangkan segala penat dan sakit yang melanda hati.  Segera ambil wudhu, rengkuh belahan jiwamu dan berikan sentuhan juga pelukan.  Sempurnakan akhir semuanya dengan sebuah ibadah cinta yang indah.  Singkirkan rasa malu, buang jauh ego, dan nikmatilah karunia air kehidupan dari Ilahi.  Semoga dalam ibadah cinta yang indah ini Allah berkahi hingga lahir buah hati. 

Ingat, Allah hanya ingin kalian bahagia, maka jadilah kalian sepasang belahan jiwa yang selalu bisa memberikan kenikmatan dan kebahagiaan atas ijinNYA.





Aku memaafkanmu, Amara


Adinda,
dititik manakah air menemukan bentuk terindahnya?
Saat ia membeku  dalam ukiran keping unik bernama salju?
atau saat ia hadir mengembun dipagi hari, bertahta di selembar daun?

Adinda,
di waktu manakah air merasa dirinya teramat tersiksa?
Saat ia harus pergi mengankasa
atau saat ia harus jatuh terhempas menuju tempatnya melandas?

***

Amara,kabar itu telah sampai padaku.  Tentang sebuah jabatan yang kini kau pegang.  Aku tak tahu Amara, apakah aku harus mengucapkan selamat atau harus menyampaikan nasehat.
Jika aku mengucapkan selamat, mungkin kau mengira aku tak tulus.  Jika aku memberikan nasehat, mungkin kau mengira aku akan mengorek luka lama, mengungkit segala cerita di masa lalu.  Tapi sudahlah.  Amara, akhirnya aku memilh mendo'akanmu.  Aku meminta pada Allah agar DIA menolongmu menuntaskan semua tugas yang kau emban.  Aku tetap memilih menjauh darimu.

Amara, akhirnya kita harus terima bahwa aku akan selalu membataskan jarak denganmu sejak kejadian itu.  Kuharap jarak ini akan melindungiku, melindungimu.  Dalam jarak ini aku bisa membaca kata syukur.  Aku bisa mengeja taqdir meski dengan terbata.  Tidak, kini aku tak terbata lagi.  Aku sudah bisa memahaminya dengan lancar.  Aku sudah melapangkan dadadu.  Aku sudah meyamudrakan maaf untukmu Amara.

Amara, Adindaku bukanlah pohon di negri Solomon.  Dan kau pun bukan seseorang yang berasal dari negri itu.  Negri yang punya kebiasaan aneh.  Ah, mungkin ceritanya belum sampai padamu Amara.  Mereka, penduduk Solomon dimasa primitif punya cara tersendiri untuk merubuhkan sebuah pohon yang akarnya sangat kuat.  Mereka naik memanajat pada pohonnya kemudian meneriaki pohon.  Meneriakinya selama empat puluh hari.  Dan kau melakukannya pada Adindaku, Amara.  Kau melakukannya dalam hitungan lebih dari 17 purnama.

Kau bilang semua karena cinta.  Cinta?  maafkan aku Amara, nampaknya kau harus banyak belajar mengenai makna cinta.  Cinta itu kelembutan, Amara.  Bukan teriakan.  Cinta itu pengertian bukan bentakan,  apalagi tak ada kesalahan. Cinta itu memeluk bukan menghempas.  Cinta itu membahagiakan  bukan menganga derita.
Cinta itu seperti kisah Ibrahim dan  Sarah.  Seperti Mumammad dan khodijah.  Seperti Ali dan Fathimah.  Dan Amara,  harusnya  kau bisa mencintai  Adindaku seperti Asiyah mencintai Musa. 

Amara,  Yukabed ibu Musa telah menitipkan taqdir Musa pada derasnya gelombang Nil.  Tapi Allah memilih Asiyah yang sama sekali tidak ada hubungan darah.  Asiyah,  wanita negarawan yang mulia kukuh memegang  tauhid. Asiyah membesarkan Musa dengan kasih sayang dalam balutan tauhid, dalam ajaran cinta & pengabdian pada Robbnya..  Amara. Asiyah menerima amanah itu tidak hanya dengan tulus, tapi juga dengan ilmu.  Betul Amara,  dengan ilmu.  Karena Asiyah adalah wanita ratu surga yang luar  biasa.   Kau tahu  Amara?  Semua wanita surga itu cerdas  dan berpegang pada ilmu,  bukan pada asumsi apalagi ilusi. Sedemikian hati-hatinya mereka bertindak agar tak lepas dari ilmu.  Tidak hanya ilmu,  Amara,  wanita surga itu sabar dan tulusnya menyamudra.  Mereka ikhlas bekerja demi mencari keridhoan Robbnya.  Mereka menciptakan surga di dunia untuk orang-orang di sekitarnya.   
Lalu Amara,  apa yang telah kau berikan pada Adindaku.  Atas  kesalahan apa kau memperlakukan Adindaku seperti orang Solomon hendak menumbangkan pohon?  Atas kesalahan apa?  Bukan hanya itu ternyata kau pun telah mempengaruhi orang-orangmu untuk melakukan apa yang kau contohkan. 

Kau bilang Adindaku terbuai entah dalam kepedihan dan angan.  Kau bilang Adindaku tenggelam dalam bisikan dari bayang yang tak terlihat.  Kau bilang cara untuk menyadarkan Adindaku adalah dengan mengeraskan suara,  membentaknya.  Dari mana kau pelajari itu Amara?  Bawa aku Amara,  bawa aku pada yang telah mengajarimu.  Atau berikan aku literasinya,  Amara,  jika kau menemukannya dalam untaian kata.  Lalu kenapa pula kau diam tak mengabariku Amara?  Bukankah  kau tahu kau hanyalah  pemegang amanah?  Bukankah kau tahu aku berhak mengetahui semua apa yang kau bilang sebagai program? 

Amara. Tujuh belas purnama bukanlah waktu yang singkat.  Taqdir telah menghijab kabar Adindaku darimu.  Hingga akhirnya hijab itu terkuak seperti saat pohon di negri Solomon itu roboh.  Kau terkejut. Aku berduka,  aku terluka.  Tidak ada luka yang lebih sakit  dari ini Amara.  Tidak ada. Luka dari pohon di negri Solomon yang berhasil kau tumbangkan.  Lukanya  seperti setiap serabut akarnya menghujam jantungku.  Seperti setiap ranting dari pohon tajam menyayat hatiku. Seperti setiap dahannya memukul setiap inchi tubuhku.  Seperti batang kokohnya tumbang  tepat menimpa tubuhku. 

Aku mencoba mengeja taqdir Amara.   Bahwa  ini adalah cara taqdir membawaku mendekat padaNYA.  Tapi maafkan aku,  Amara.  Aku tidak bisa berterima kasih padamu yang telah DIA jadikan jalan untukku agar mendekat padaNYA.  

Amara,  luka ini mulai mengering.  Adindaku kini seperti tunas baru di hutan yang telah terbakar.  Perjalanan dan perjuangan panjang telah aku tempuh dalam panasnya api hutan yang terbakar.  Aku mulai menuliskan cerita baruku Amara, tadinya kuharap aku tak menemukan namamu lagi dalam lembarannya meski aku telah memaafkanmu,  Amara.  Namun kabar itu sampai padaku.  Amara,  semoga kau bisa banyak menyaring dan mencerna hikmah semuanya.  Amara,  do'aku  untukmu,  semoga Allah mudahkan semua urusanmu. 



Jumat, 11 Januari 2019

Kulantunkan do'a untukmu




Kulantunkan do'a untukmu
(Aisyah Kamilah)


Ku lantunkan do'a untukmu.
Semoga Allah segerakan hidayah untukmu.
Bahkan aku dulu hanya meminta sajadah, bukan seperangkat alat sholat.
Tapi aku mendapatkannya lebih.
seperangkat alat sholat seperti kau bilang, perhiasan emas juga lautan ilmu dalam tafsir
Tapi lebih dari itu aku mendapatkan semua yang kuinginkan.

Ku lantunkan do'a untukmu.
Semoga Allah segerakan hidayah untukmu.
Mungkin kau juga mendapatkan apa yang kau inginkan yaitu uang.
Kau tahu?
Uang yang kau dapat tak seberapa dibanding yang kudapat.
Selebihnya aku mendapatkan cinta, perlindungan, kebahagiaan,
anak-anak yang penyejuk hati,
harta yang melimpah...
Keluarga yang bahagia,
Kehormatan, kebanggaan & sesuatu yang tak mungkin terhitung dengan angka matematika

Ku lantunkan do'a untukmu.
Semoga Allah segerakan hidayah untukmu.
Ampunan Allaah terbuka untukmu.
Kasih sayangNYA meliputi langit & bumi.
Bahkan yang melacurkan diri seperti yg kau banggakan Allah ampuni & berikan surga ketika ia melakukan taubat & kebaikan hanya dengan menyelamatkan seekor anjing dgn minuman yg ia perjuangkan.
Ku lantunkan do'a untukmu,
Tahukah kamu? Ampunan Allaah terbuka untukmu.
Maukah kau menuju kebahagiaan abadi dalam ridhoNYA?

Selasa, 08 Januari 2019

Clothes ; second art


Belanja.  Kata yang paling disukai kaum hawa.  Ajakan paling merdu yang tak mungkin ditolak begitu saja.  Apalagi belanja baju.  Lemari-lemari pakaian dirumah mendadak dilupakan begitu saja. Seperti orang baru mau pidah rumah yang lemari pakaiannya masih kosong.
Oke lah, kita mulai belanja.  Bebas mau memilih yang mana saja.  Lupakan masalah harga.  Ada bos yang siap membayar semua pakaian yang akan dibeli.
Kalau seperti itu, kamu mau pilih yang mana?
Yang paling kamu suka lah tentunya.  Modelnya & variasinya, warnanya, kainnya, dan yang jelas fungsinya.  Ada baju tidur, ada baju sehari-hari, ada baju kerja ada baju pesta ada baju pantai, ada baju musim panas, baju musim semi, baju musim gugur dan baju musim dingin kalau perlu.  Kamu pilih yang mana?  Yang paling bagus, yang paling nyaman,
Waduuh.  Kalau ada yang bayarin kayak gini langsung penuh deh lima lemari juga.

Kenapa sedemikian banyak belanja baju?
Karena baju itu :
  • Sesuatu yang kamu sukai
  • Sesuatu yang mencerminkan kepribadianmu
  • Sesuatu yang wajib kamu pakai agar kamu nyaman sehari-harinya
  • Sesuatu yang kamu jaga, kamu cuci keika kotor, kamu simpan baik-baik, kamu berikan pelembut dan pewangi. 
  • Sesuatu yang membuatmu terlihat cantik dan mempesona
  • Sesuatu yang menutupi auratmu
  • Sesuatu yang melindungi diri dari sengatan matahari dan radikal bebas lainnya
  • Sesuatu yang melindungi diri dari dingin yang menusuk setiap titik pori-pori
  • Sesuatu yang menutupi hal yang sangat pribadi
  • Sesuatu yang kamu pakai untuk membunyikan kekurangan
Ternyata yang namanya baju emang sesuatu banget yaa. Dan Allah ibaratkan belahan jiwa kita itu sebagai baju/pakaian loooh.  (QS 2 : 187).

Maka ketika kita sudah berkomitmen untuk menjadi seorang istri yang professional, seorang istri yang mengerti seni cara bertindak sebagai istri, harus bisa menghayati peran kita sebagai pakaian bagi belahan jiwa kita. Mari kita mulai penghayannya.  

Pertama baju adalah sesuatu yang kamu sukai.  Sesuatu yang enak dipandang.  Bahkan dalam sebuah hadits salah satu ciri wanita sholihah adalah menyenangkan ketika dipandang.  Maka wajib loh bagi wanita sholihah itu tampil menarik di mata suami.  Sayangnya kadang banyak wanita yang sudah bersuami, sudah merasa laku, kemudian tampil apa adanya.  Daster sobek dengan aroma bawang cabe & terasi, atau bau ompol dan pup bayi.  Duh, inikah bidadari?  Emang sih kalau suaminya ridho gapapa.  Cuma kamu harus tahu aja kalau di luar sana banyak tampilan cantic & ciamik yang cukup menggoda pandang suami.  Nah looh.
Kalau kamu memang ga punya baju rumah yang bagus, anggarkan saja.  Jangan korbankan penampilan.  Ini harus jadi prioritas.  Karena selama on duty jadi istri, harus tampil prima, enak dipandang, enak disandang, enak di pangan, enak di papan, enak di r*****g.  Nah loh jadi kemana-mana.

Kedua, pakaian itu harus membuatmu nyaman.  Mana ada sih orang yang pake baju yang ga nyaman.  Maka sebagai pakaian dari belahan jiwamu, kamu harus benar-benar membuatnya nyaman.  Nyaman diajak bercanda, nyaman diajak bicara, nyaman diajak curhat, nyaman diajak ngerjain tugas rumah tangga, juga nyaman diajak belanja. Pokoknya nyaman diajak apapun.  Bagaimana sih cara memberikan kenyamanan?   Gampang, pusatkan perhatian & berikan hati yang tulus.  Simpen dulu HP.  Fokus pada apa yang diutarakan belahan jiwamu.  Berikan perhatianmu, berikan  matamu, berikan telingamu, berikan hatimu, berikan waktumu, berikan jiwa & ragamu.  Nikamti kebersamaan kalian dalam ridhoNYA.  Jangan anggap enteng hal seperti ini, pahalanya surge looh.  Dan jangan sepelekan, karena efek negatifnya juga banyak.  Jangan sampai belahan jiwa kita mencari kenyamanan di luar sana.  Ntar nangis darah baru deh tau rasa.  Dan lagian Allah persatuka sepasang belahan jiwa emang untuk merasa nyaman satu sama lain.  Untuk merasa tenang.

Yang ketiga, baju adalah sesuatu yang kita jaga. Sesayang-sayangnya kita sama satu baju, tetep aja baju kesayangan itu biasanya CKP (cuci kering pakai).  Ga akan kita biarkan kotor, bau, kusut tak beraturan.  Baju kesayangan itu walaupun jam terbangnya tinggi, tetep kita rawat, dijahit kalau ada yang sobek, dicuci biar tidak bau, dikasih pewangi, pokoknya diperlakukan istimewa banget deh.  Nah begitupun harusnya kita menjaga diri kita dan merawat belahan jiwa kita.  Jaga dan pastikan keberdaannya baik-baik saja. Sebagai istri, tugas kita double, memastikan diri kita terawatt baik.  Memastikan suami kita juga terawatt baik (tenang, jangan takut nanti ada yang naksir, kalau kita merawatnya dengan baik, semua kebaikan akan kembali pada kita).  Perawatan ini bukan hanya fisik ya.  Hati dan cintanya juga harus dirawat.  Jangan sampai menjadi sesuatu yang usang dan tidak layak lagi.  Rawat cinta kita agar tetap mewangi, rawat cinta kita jangan sampai ada noda.  Bagaiman tips dan trik merawat cinta, kita bahas nanti ya.

Yang keempat, baju itu harus membuat kita tampil cantik mempesona.  Artinya, sebagai pakaian belahan jiwa kita, kita itu harus memberikan nilai lebih dalam hidupnya.  Kita harus pastikan bahwa kita selalu bisa melihat senyuman tersungging diwajahmya.  Kita pastikan wajahnya bersinar karena bahagia. Kita harus bisa membuatnya bangga.  Aduuh sulit ya? Ngga.  Jaga saja semua fitrah dan nalurinya.  Pastikan bahwa jam makannya selalu tepat sehingga lapar tak sempat menyerangnya, menyiratkan gurat keluhan di pipinya.  Pastikan saja Metabolisme tubuhnya terjaga dengan baik, sehingga penyakit menjauh dari raganya.  Pastikan saja semua nalurinya bisa tersalurkan dengan baik.  Pastikan dia bisa khusyu dalam beribadah.  Pastikan semua amanah dakwah telah tuntas terlaksana, pastikan dia tetep online dengan Robbnya selama 24 jam.  Jangan lupa juga dengan naluri cinta dan fitrah penciptaan, pastikan semua yang dia inginkan telah terpuaskan.  Repot amat ya? Ngga.  Kita hanya tinggal menyediakan sedikit waktu & effort saja. Selebihnya sempurnakan dengan do’a.  Toh yang menikmatinya juga berdua, kamu dan belahan jiwamu juga permata hatimu jika Allah telah mengaruniakannya.  Ketika terasa berat saat merawat, ingat bahwa tujuan kalian adalah surga.  Mintalah pertolongan padaNYA agar DIA memudahkan kalian meniti jalan menuju surgaNYA.  Tidak akan kecewa, orang yang meminta pertolongan padaNYA.

Yang kelima, baju itu fungsi utamanya adalah menutup aurat.  Artinya tutup rapat-rapat kekurangan belahan jiwamu. Tutup matamu dari kekurangannya, fokus pada kelebihan-kelebihannya.  Rumus syukur berlaku di sini, ketika kamu fokus pada kelebihan belahan jiwamu, kamu akan menemukannya terus dan terus kelebihannya.  Ini akan membahagiakan.  Jika kamu fokus pada kekurangannya, kamu akan menemukan terus dan terus lagi kekurangannya.  Ini akan menyesakkan.  Jika menemukan satu kekurangan, terima apa adanya lalu maafkan.  Berbak sangka lah pada Allah.  Dan tugasmu adalah menyempurnakannya.  Kesempurnaan terindah adalah dengan menerima apa adanya.

Terakhir, fungsi baju adalah untuk perlindungan.  Melindungi dari cuaca ekstrim entah itu panas, dingin dan berangin, basah dalam hujan.  Maka sebagai pakaian, kamu harus harus pastikan bahwa belahan jiwamu terlindungi.  Terlindungi raganya, terlindungi hatinya.  Jangan biarkan apapun atau siapapun termasuk kamu sendiri menyakitinya. Kamu tahu, setiap individu yang terlahir dari seorang ibu, akan mennginginkan masa-masa bermanja.  Ketika saat itu menyapa, manjakan ia.  Lupakan keperkasaan dan kegagannya, perlakukan ia seperti bayi yang memerlukan perhatian dan kasih sayang berlimpah.  Berikan usapan hangat dan belai manja.

Melindungi ini mencakup semuanya ya.  Perlindungan menyeluruh selama 24 jam, dari bangun tidur sampai tidur lagi.  Pastikan ketika taqdir membuatnya terluka, kamu ada disampingnya.  Memegang tangannya, mengatakan bahwa kamu akan menemaninya menghadapi semuanya.  Katakan bahwa dia bisa mengandalkanmu untuk membantunya.  Melindungi juga berarti kamu bisa pastika semua keperluannya tercukupi.  Repot?  Ngga. Karena semua tumbuh dari cinta dan pengabdian.  Cinta yang Allah tumbuhkan, dan pengabdian dalam rangka memenuhi semua titahNYA.  Ingat, balasannya adalah surge, dan harus selalu ingat bahwa kamu dan belahan jiwamu telah menyusun peta menuju surga.  Berjanji saling menuntun, berjanji saling menguatkan, berjanji untuk selalu bersama mencari ridho ilahi. 

Ah, ternyata pakaian adalah permisalan yang indah.  Seindah pakaian yang kau kenakan.  Seindah apa yang kau bayangkan.  Allah yang Maha Sempurna, Maha Bijaksana telah mengajari kita bertindak bagaimana seharusnya.  Belahan jiwamu ada;lah pakaianmu, pakaian terindahmu.  Pakaian taqwamu, pakaian kebesaran yang akan kau kenakan di surge, baik surge dunia maupun surgaNYA nanti.  Kamu dan dia telah sama-sama berjanji menuju surgaNYA kan?

Bersabarlah dalam menjalani hari-hari bersamanya.  Pastikan bahwa kebersamaan kalian selalu dalam ridhoNYA.  Bersabarlah & bersukurlah dalam kebahagiaan yang dilimpahkanNYA. 

Senin, 07 Januari 2019

Di Balik Altar Ilahi


Saat terucap kalimat mitsaqon gholido, saat pintu surga seorang wanita berpindah kepada lelaki yang telah berjabat tangan dengan ayahnya, saat itulah Allah hadiahkan kehidupan baru untuk mereka.  Sepasang insan yang telah Allah satukan dalam ridhoNYA di Altar Ilahi.

Dari Altar ilahi, Allah bukakan kehidupan baru.  Sekarang kamu dan belahan jiwamu akan menjelajahi pulau-pulau, mendaki gunung-gunung, menuruni lembah, menikmati segarnya air kehidupan, dan menemukan hal-hal baru.  Petualangan baru segera dimulai.  Long road to Jannah is begin.  Maka siapkan tenaga dan perbekalannya.

Ingat, ini adalah perjalanan menuju surga akhirat dengan cara mewujudkan surga di dunia.  Surga milikmu, milik belahan jiwamu, dan milik permata hati yang kelak akan Allah berikan.  Maka jadikan Al Quran dan Sunnah sebagai peta utamanya.  Alangkah indah jika kamu dan belahan jiwamu, sedari awal menuliskan peta langkah cita menuju surga.  Bukan hal yang berlebihan jika kamu dan belahan jiwamu menuliskan aneka keinginan dan impian dalam menempuh kehidupan baru yang Allah berikan.  Dan lihatlah nanti, satu persatu cita dan impian itu Allah hadiahkan dalam kenyataan.

Menjelajahi pulau pulau, tak selamanya indah.  Akan ada riak, atau mungkin gelombang yang menghempas,  tapi tetaplah bersama, apapun dan bagaimanapun keadaannya.  Tetaplah berpegang bersama belahan jiwamu, bersama Allah.  Satu hal bentuk tidak indahnya penjelajahan ini adalah Allah akan perlihatkan kekurangan belahan jiwamu.  Ini ujian pertama.  Allah ciptakan manusia tak sempurna, maka kamulah penyempurna belahan jiwamu.  Dan tahukah kamu kesempurnaan terindah adalah menerima belahan jiwamu apa adanya.  Terima apa adanya jika tidak ada titah kemuliaanNYA yang dilanggar.  Namun jika ada sikap yang dalam mendekat pada tiadanya kemuliaan seorang hamba, rengkuh tangan belahan jiwamu, ingatkan penuh kasih sayang, bahwa kau ingin dia mendapat kemuliaan dan keridhoanNYA.  Ingatkan pada janji untuk ke surga bersama. Dan jangan lupa, dibalik satu kekurangan, Allah berikan banyak kelebihan.  Fokus pada kelebihan, agar kekurangan belahan jiwamu tak mendominasi rasa dan pandangmu.

Adakalanya kamu dan belahan jiwamu harus mendaki.  Menempuh perjalanan yang menyulitkan.  Membuatmu harus menahan nafas menekan rasa. Marah.  Manusia Allah berikan ego untuk menjaga dan melindungi dirinya sendiri.  Ketika terkuak rasa marah, itu pertanda ada ego yang terganggu.  Ada harga diri yang terluka.  Orang yang marah sebenarnya dia tengah berlindung menutupi kelemahannya.  Jika tengah dalam pendakian sulit seperti ini, kembali pada Al Quran dan Sunnah.  Segeralah berlindung pada Allah, dan lindungi belahan jiwamu yang tengah didekati syaithon laknatullooh.  Segera berlarilah pada Allah dalam dzikir hati dan mulut terkunci.  Kamu dan belahan jiwamu, sesekali boleh marah, tapi gantian.  Jangan pernah marah bersamaan.  Maka dari awal, buat perjanjian, kalau nanti ada salah satu diantara kamu marah, apa yang harus dilakukan? Yang harus diingat adalah, perjanjian pertama yang harus dicantumkan dalam aturan marah ini adalah : maafkan.  Kedua, bicarakan, ketiga selesaikan.  Aturlah strategi supaya marah ini berakhir dengan solusi berimbang, win-win solution.  Kamu tahu tempat terindah untuk mengakhiri marah agar indah?  Tempat tidur kalian.  Segera setelah reda, ambilah wudhu, dan senangkan hatimu dan hatinya dalam segarnya anugrah yang Allah berikan.  Agar pendakian berakhir indah.  Agar terkuak cahaya mentari berseri saat pagi menyapa hari. 

Manusia tempatnya salah.  Begitupun denganmu dan belahan jiwamu.  Hanya Baginda Nabi saw yang Allah umumkan bebas dari kesalahan.  Selainnya tidak.  Maka ketika kau melihat belahan jiwamu melakukan kesalahan, ingatlah janjimu bahwa kamu akan bersamanya menuju surga.  Pertama kali yang dibutuhkan oleh orang yang bersalah adalah pertolongan bukan dakwaan.  Maka tolonglah dia terlebih dahulu, selamatkan dengan nasehat penuh kasih sayang. Sebaik-baik orang bersalah adalah yang bersegera memperbaiki dri dan berlari pada ampunan ilahi.  Berjanjilah untuk tak mengulanginya lagi.  Berjanji untuk sama-sama saling menuntun, saling merengkuh dalam ridho dan cintaNYA.

Dibalik Altar ilahi ada kehidupan penuh misteri.  Ada duka yang mungkin mengganggu hati.  Jangan risaukan.  Jangan mengganggu fokusmu membangun surga.  Lihatlah semua dengan kacamata jenaka agar hanya tawa yang ada.  Kamu harus selalu menyadari bahwa Allah persatukan kamu dan belahan jiwamu dalam ikatan mitsaqon gholidho di altar ilahi adalah untuk saling membahagiakan.  Maka rangkailah semuanya dalam kebersamaan denganNYA.  Ingat, Allah ingin kamu bahagia.  Bahagia di dunia hingga ke surgaNYA.

Senandung Asmaul Husna

Yaa Rohmaan, Yaa Rohiim, Yaa Maliik,
Duhai Robb yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Raja Pemilik semua kehidupan.
ini hamba, datang padaMU memohon ampunan, meminta kasih sayang.
Wahai yang kasihnya lebih luas dari langit dan bumi.  Duhai Robb yang peyayangnya tiada yang menandingi, Wahai Raja yang kuasanya tiada yang menandingi,
hamba yang papa datang padaMU, mengetuk pintuMU.
Irhamnaa, kasihi & sayangi hamba,
Waghfirlanaa, ampuni hamba yaa Robb.

Yaa Qudduus, yaa Salaam, Yaa Mu-min.
Wahai yang Maha Suci, Duhai yang Menggenggam keselamatan, Wahai ENGKAU yang memberikan keamanan.
ini hamba, datang padaMU,
meminta agar KAU sucikan hatiku dari selainMU, agar diri hanya menghamba padaMU, bukan pada kesenangan yang semu yang KAU tampakan padaku, bukan pada angan dan mimpiku yang hamba ingin ENGKAU mengabulkannya. Wahai Robb empunya segenap kesucian dan kemurnian, murnikan hatiku hanya untuk mencintaMU.
Yaa Robb pemilik keselamatan, selamatkan hamba dari semua fitnah dunia.  Ijinkan hamba larut dalam indah asmaMU, sembari hamba menjalankan semua titahMU.  Selamatkan hamba ya Robb.
Wahai Pemberi rasa aman, Pnguasa semesta jagad raya,
ini hamba, datang padaMU, memohon ampunanMU, meminta agar KAU amankan diri dari hal-hal yang mengundang azabMU.  Ampuni hamba yaa Robb.

Yaa Muhaimin, Yaa Aziiz, yaa Jabbaar.
Duhai ENGKAU yang Maha Menjaga semua yang ada, ENGKAU Yang berkuasa atas semuanya. ENGKAU Pemilik Mutlak semua keperkasaan.
ini hamba datang padaMU, meminta perlindunganMU, memohon agar KAU jaga diri ini dari kejamnya bisikan syaithon, dari sesatnya angan-angan, dari kejamnya perbuatan orang yang menjauh dariMU.
Yaa Robb, jagalah hamba, jaga hati ini agar selalu terpaut padaMU. jaga diri ini agar selalu tunduk pasrah padaMU.
ampuni hamba yaa Robb & tolonglah hamba.