Minggu, 24 Februari 2019

Wedding Fotografi



Membekukan masa, menjedakan waktu.  Itulah arti fotografi bagiku.  Seneng banget rasanya pegang kamera, menangkap aneka objek.  Menyimpannya dalam album kenangan.  Dulu paling seneng mengcapture landscape & arsitektur.  Seneng juga menangkap moment & ekspresi berharga.
Namun yang paling istimewa adalah ketika mendapatkan tawaran untuk memegang wedding fotografi.  WoW.

Tawaran pertama datang dari seorang sahabat yang menikah dengan seorang hafidz Quran.  Maa syaa Allah.  Sayang banget rasanya melewatkan kesempatan ini.  Hafidz quran gitu looh, bukan sembarang orang, apalagi pengantin wanitanya adalah sahabat kesayangan.  Ya udah, dengan bismillaah, akhirnya kami kerjakan.  Kami = aku & Khonsa, emak & anak.  Berdua saja.  Bekalnya kamera Pentax & Canon.  Editingnya pake photoscape bukan photoshop.  Amatiran banget.  Tapi alhamdulilaah, sahabatku puas dengan hasilnya.  Laa haula wa laa quwata illa billaah.

Tawaran kedua, datang lebih istimewa.  Seorang sahabat menikahkan putrinya. Istimewanya lagi, ini keduanya pasangan hafidz & hafidzoh quran.  Maa syaa Allah.  Kali ini teamnya banyak ada 6 awak & aku satu-satunya emak, memanage 5 fotografer muda.  Yang ini lebih istimewanya lagi, karena kita ambil foto mulai dari pre wedding fotografi.  Alhamdulillah semuanya sukses, berkat pertolongan Allaah.

Yang paling seru dari menggarap wedding fotografi adalah godain pasangan pengantin baru.  Abis deh digodain supaya ekspresi naturalnya keluar.  Karena foto moment terbaik itu adalah pancaran kebahagiaan yang alami.  Kebayang kaan, yang lagi deg-degan digodain abis-abisan.  Nah, saat mereka merekahkan senyum bahagia itulah kita ambil gambar-gambarnya.

Project pertama pernikahan hafidz quran, yang kedua sepasang hadidz & hafidzoh...
harapanku sih, nanti Teteh nikah udah atau menuju hafidzoh,  Aamiin


Senin, 04 Februari 2019

Kabar yang menyapa

Kabar itu menyapa
Membawa luka
Menghancurkan asa yang telah disusun sedemikian rupa

Kabar itu menyapa
Setelah aku meminta surga

Kabar itu kembali pada kabar semula
"kamu tidak akan sabar bersamaku" begitu Khidr mengingatkan Musa

Kabar itu menyapa
dan aku masih mencari surga yang kupinta
jalan surga memang penuh luka
karena surga hanya untuk yang berani berkorban
seperti Ibrahim yang menyerahkan semua kesayangan

Kabar itu menyapa
dan aku masih tak percaya diantara duka nan luka

Ya Robb,
surgaMu tetap kupinta



Sesuatu

Sesuatu dianggap menyenangkan bila sesuai keinginan hati.
Sesuatu dianggap menyebalkan bila menyinggung ego diri.
Sesuatu dianggap menyakitkan jika menyalahi impian yang paling kita inginkan.
Itu jika standarnya adalah diri kita sendiri.
lalu sebenarnya siapa sih kita?

Apa yang akan terjadi esok hari aja kita tak tahu
Melihat apa yang ada dibalik tembok aja kita tak mampu