Sabtu, 26 Januari 2008

pembelajaran

Menuntut ilmu itu diwajibkan bagi seluruh muslim, dari buaian hingga akhir hayat (terjemahan bebas dari sebuah hadits)

Subhaanalloh, walhamdulillah, walaa ilaaha illalloh, wallohu akbar.

Maha suci Allah SWT yang telah berpesan melalui lisan Rosulullah saw yang mulia, tentang wajibnya menuntut ilmu, tentang wajibnya belajar.

Saya tidak bermaksud menafsirkan hadits di atas, saya hanya ingin merenungi lewat nurani

 

Ya… hidup ini adalah proses pembelajaran yang tak pernah henti. 

Belajar untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari, hingga di ujung usia nanti.

Belajar tentang apa saja.  Tentang sesuatu yang kita minati, tentang cara mengisi dan menikmati hari, dan banyak lagi yang lainnya.

Namun yang terpenting adalah belajar mempelajari kehidupan itu sendiri, dari mana kita, dan hendak kemana kita.

 

Topik-topik pembelajaran tentang hidup dan kehidupan itu sendiri beragam, sesuai dengan kondisi dan taqdir masing-masing pribadi.

Tapi dari setiap sisi pribadi kita, dan sisi pribadi orang lain, kita bisa mengambil “sesuatu untuk kita pelajari.

Sering derai airmata merupakan pelajaran yang berharga.  Karena luka biasanya begitu bermakna, sehingga dengan segenap upaya, kita kumpulkan serpihan serpihan makna dari luka, kemudian kita abadikan sebagai cerita, agar orang lain tak mendapat luka yang sama.

 

Yang sering terlupakan adalah ketika datangnya kebahagiaan.  Jarang sekali orang mencoba mengumpulkan data dan fakta bagaimana meraih kebahaiaan yang ia dapat.  Maka untuk mengabadikannya pun tak sempat.  Orang lain hanya tahu, ia bisa bahagia. 

 

Mungkin karena itulah orang-orang menjadikan pelajaran yang paling berharga itu adalah kegagalan (yang identik dengan luka dan airmata).  Andai saja orang bisa mengubah paradidma yang ada menjadi : Kebahagiaan adalah pelajaran yang berharga (ditambah footnote tentang cara-cara berhasilnya kebahagiaan itu didapat)

Entahlah…

 

Tapi, bagi saya sendiri, takdir demi takdir yang saya lalui adalah pembelajaran.

Seperti saat ini.  Ketika saya rindu sahabat-sahabat tempat berbagi rasa dan asa, saya berkesimpulan : Allah SWT sedang mengajarkan saya tentang sesuatu yang baru.  Tentang bagaimana mengurus rumah dengan telaten (sesuatu yang dulu tidak hampi pernah saya kerjakan).  Allah sedang mengajarkan saya untuk belajar sepeda sampai akhirnya saya betul-betul bisa naik sepeda (betul lho… dulu saya sama sekali tidak bisa naik sepeda).  Allah SWT sedang mengajarkan saya bahwa DIA betul-betul maha menepati janji.

Dan Allah SWT sedang mengajarkan saya banyak hal yang baru.

 

Yah… intinya hidup ini adalah pembelajaran.

Seperti ketika belajar di sekolah, ketika materi pelajaran telah selesai, dan kita dianggap sudah menguasai materi, maka ulangan dan ujian pun akan segera dilaksanakan.

Begitu pula dengan pembelajaran dalam hidup ini, Allah SWT YanG Maha Mengetahui, tahu benar kapan kita siap “ujian”.  Sayangnya kita tida tahu, berapa nilai kita dimata Allah SWT.

Tapi mudah-mudahan Allah SWT memudahkan kita untuk selalu mendapatkan nilai terbaik agar kelak ketika kita diminta pertanggung jawaban bisa menyandang “Cumlaude”.

 

……Ya Allah janganlah Engkau bebankan kepada kami, beban (ujian) yang kami tidak sanggup untuk melakukannya… (Al Quran, Surat Al Baqoroh ayat 286 )

3 komentar:

  1. religius sekali
    jadi ingin nimbrung



    SABUDI (sastra budaya indonesia)
    mari kita jaga bersama!

    BalasHapus
  2. Teh Rani tulisan-tulisannya di blognya bermanfaat sekali, thx !

    BalasHapus