Dulu, dia yang duluan nikah. Aku ikut bahagia & super sibuk membantu dari persiapan sampai hari "H". Tapi besoknya tiba-tiba diriku merasa betul betul hampa. Kebetulan saat keesokan hari sesudah pernikahannya, aku harus kerumahnya, membantunya kembali membereskan beberapa hal. Saat itu, didepan sahabatku & suaminya, aku ceritakan tentang perasaan kehilanganku. Aku ungkapkan bahwa aku tetap ingin memiliki waktu untuk selalu bersama sahabatku. Suaminya cuma tersenyum. Dua sejoli ini memang aku tahu betul bahwa mereka adalah 2 orang yang benar-benar bijak dalam segala hal.
Beberapa minggu setelah pernikahannya, sahabatku cerita bahwa suaminya cemburu padaku. Hanya karena aku sering jadi topik perhatian & permbicaraan sahabatku.
Satu hal yang tidak akan pernah aku lupa; setiap usai kami berbicara, sahabatku selalu berkata : Ran, My sayang Rani.
Entahlah, tiba-tiba aku betul-betul rindu padanya. Apalagi ketika setumpuk beban menggalaukan dada, aku rindu berbagi dengannya.
Hanya saja, seharian ini aku merenung, 19 tahun aku mengenalnya dengan sangat baik, bahkan 5 tahun sebelum aku pindah kota, kami betul-betul seperti satu bayang pada yang lain. Tapi TAK PERNAH satu kalipun dia mengeluh,merasa resah, gelisah, atau gundah. Kalaupun tersirat kesedihan dimatanya, ia seolah tahu setiap jalan dan jawabannya, dan dengan lapang dada menerimanya.
Ya Allah,
Sampaikan salam rinduku padanya,
Sampaikan bahwa aku mencintainya karena ENGKAU semata,
Ya Allah aku ingin seperti dirinya
dia sahabatku,
yang teguh berjuang mendakwahkan agamaMU,
menggambarkan indah akhlaq RosulMU yang mulia; Muhammad saw.
pada ummat manusia.
Ya Allah,
Sampaikan salam rinduku padanya...
Kuikutkan tulisan ini pada lomba menulis tentang sahabat di :
http://bundaelly.multiply.com/journal/item/221/._Lomba_Menulis_Tentang_Sahabat_.
Semoga persahabatannya kekal ya mbak, sampai nanti dipertemukan lagi di hadapan-Nya...
BalasHapusAku yakin beliau juga sedang merindukan mbak Rani saat ini....kalau dua hati sudah bersatu, bersatulah segala rasa (itu juga yang aku alami dengan semua sahabat-sahabatku...).
Amin,
BalasHapusTernyata benat Mba Dwi, tadi pas di telpon, kita benar-benar tersambungkan dengan perasaan yang sama...
Judulnya tambahin kata [Sahabat] di depannya yah..
BalasHapusOke, saay?
Oce Mba...
BalasHapus