dilamar

Sebenarnya aku bingung ketika Pak Agung mengabarkan hal itu.  Serius tidak ya?  Pertanyaan itu sempat mengusikku beberapa kali.  Menyesal juga sih kenapa tidak menanyakan langsung.  Aku hanya mengabaikan dan mencoba mengalihkan perhatian.  Masa iya sih anak baru berumur 11 tahun sudah ada yang melamar?.  Baligh aja belum.  Ketika kusampaikan kabar ini pada suami, dia  juga merespon hal yang sama.  Baligh aza belum.

Waktu itu Pak Agung nanya "jika ada yang melamar khonsa, boleh ngga saya terima"
"Bapak gimana sih, yang masih kecil koq dipikirkan, yang seharusnya Bapak pikirkan adalah bawahan-bawahan Bapak, banyak guru akhwat yang belum nikah"  Hanya itu yang jawaban yang bisa aku lontarkan.
Selama ini memang khonsa aku titipkan ke Pak Agung.  Selain karena rumahnya dekat ke sekolah, aku kenal betul siapa Pak Agung & Istrinya.  Keduanya orang yang soleh dan sangat bijak dalam menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapi para siswa.
Dua tahun saya berpatner dengan Pak Agung, dan selama itu Pak Agung paling tidak mentolelir hal-hal yang berbau pacaran antar siswa.  Nah, karena aku kenal betul tipe Pak Agung ini aku jadi bertanya-tanya, serius ngga sih?.  Tapi, walau serius, karena masih kecil ya belum kami kasih tentunya.  Hanya penasaran aja.

Belakangan adikku mengabarkan bahwa khonsa banyak yang nyangka artis yang suka muncul di salah satu stasiun TV swasta.  Olala, mungkin karena itu kali ya makanya kecil-kecil sudah ada yang ngelamar.  Ternyata dan ternyata lagi artis yang dimaksud adalah putri teman se almamater yang pernah jadi penyiar di salah satu stasiun TV.

Mungkin ini bukan hal yang biasa bagi orang tua yang lain; mendapat lamaran untuk anaknya ketika sang anak masih kecil. Tapi bagiku ini adalah pengalaman yang begitu unik dan berkesan.
Terinspirasi dari seorang teman, rencananya aku baru akan menerima lamaran jika khonsa sudah berusia 18 tahun.  Seorang teman yang lain pernah mengingatkan agar berdo'a dari sekarang agar putra-putri kita dimudahkan untuk bertemu dengan pasangan hidupnya masing-masing.  Terlalu dinikah jika kita berdo'a untuk itu padahal mereka masih kecil?
Hmmm,....
Aku sih pengennya putra-putriku sekolah yang tinggi dulu mengejar cita-citaku yang belum sempat kesampean.  Aku ingin diantara mereka ada yang jadi Dokter, psikolog dan enterpreneur.
(itulah curangnya orang tua, meminta anaknya untuk mencapai cita-cita yang belum sempat mereka cipta)