Kamis, 20 November 2008

Kelas empat.

Selama tiga tahun mengajar di kelas empat,banyak pengalaman unik dan menarik yang begitu membekas dibenak saya.  Di Indonesia yang rentang jarak pendidikan dasarnya adalah enam tahun,masa-masa kelas empat adalah masa dimana anak merasa bebas tanpa beban.  Ketika kelas satu mereka mulai beradaptasi.  Kelas dua mulai mengerti dan, kelas tiga mulai malu-malu mengaktualisasikan diri, maka masa kelas empat adalah masa puncaknya berekspresi.  Sementara kelas lima nanti mereka mulai mempersiapkan diri dan kelas enam harus betul-betul mengasah diri guna meraih mimpi.
Pada saat puncak mereka mengeluapkan segala macam ekspresi dengan sejuta gairah yang ada ini, sering timbul beberapa pertanyaan dari orang tua mengapa anak saya begini dan begitu.  Terlebih lagi, ketika muatan kurikulum mulai sedikit melompat, tak jarang luapan ekspresi itu menjadi faktor kendala bagi tercapainya prestasi.  Karenanya, seolah sudah menjadi sesuatu yang rutin jika para orang tua kelas empat akan komplain dengan nilai anak mereka yang cenderung jatuh.  Biasanya saya mencoba mengajak orang tua untuk melihat secara lebih dekat  apa yang terjadi pada anak mereka.  Anak-anak yang mulai merasa takjub dengan dirinya sendiri.  Anak-anak yang mulai mengenal perasaan ajaib terhadap lawan jenis dan tidak sedikit yang terheran-heran dengan perasaan itu.  Anak-anak yang mulai bertanya-tanya tentang darimana datangnya adik bayi.  Anak-anak yang semakin menujukkan identitas dan jati diri dengan membentuk kelompok sendiri-sendiri.  Dan juga beraneka ragam ekspresi lain yang khas sesuai dengan trend ABG dimasanya.  Itulah beberapa ciri yang dominan terjadi dianak kelas empat. 
Sering, beberapa ciri itu muncul bersamaan dan efeknya adalah mengurangi konsentrasi dan gairah pada belajar sehingga diperlukan kegiatan ekstra untuk membangkitkan gairah belajar mereka dan juga untuk mempertahankan minat serta konsentrasi mereka.  Jika tidak berhasil, maka nilai nominal dari kebehasilan belajar akan turun.  Sementara beban kurikulum yang lumayan berat juga membuat anakanak kelas empat terlihat lebih cepat lelah belajar.  Tidak sedikit orang tua yang komplain atas turunnya prestasi belajar mereka.
Nah, aku pikir hal ini terjadi hanya di Indonesia, tapi ternyata kemarin denger kabar bahwa di Jerman juga sempat terjadi hal yang sama.  Prestasi awal kelas empat ternyata banyak yang turun.  Padahal, di Jerman kelas empat bukanlah masa untuk "merdeka" tapi masa untuk mempersiapkan diri kejenjang selanjutnya karena pendidikan dasar disini hanya sampai kelas empat.  Selanjutnya, kemana anak akan belajar di kelas 5: di Gymnasyum, Realshule atau Hauptshule (bener ngga ya nulisnya), tergantung dari prestasi kelas empat.
Kembali tentang kelas empat :  Bagiku, siswa kelas empat adalah siswa-siswa yang hampir semuanya menyenangkan.  Kenapa?  karena mereka sudah mulai bisa diajak bicara secara "dewasa"  Mereka juga biasanya terbuka tentang apa saja, dan mereka sangat mudah untuk diajak kerjasama.
Jadi ingat dulu ketika aku dipindahkan ditengah semester ketika mengajar dikelas empat, saat itu aku diminta mengajar dikelas satu. Tak sedikit siswa yang protes, apalagi ketika semester berikutnya aku kembali kembali dipindahkan, kali ini aku diminta mengajar di kelas 5 mereka yang dikelas empat bilang : kalau Bu Rani di pindahkan lagi, harusnya mengajar kita lagi.  Ah, siswa kelas empat memang siswa yang sangat menyenangkan dan  memberikan banyak keindahan serta kebahagiaan untuk dikenang.

4 komentar:

  1. teteh........... kaangeeeeeeeen.. :)

    BalasHapus
  2. Soviiii,
    ailopyu bikos of Allah,...
    big hug 4 you

    BalasHapus
  3. ganti profile pic ya, mbak? pangling:-)

    di sini kelas 4 mulai diberikan pendidikan seksualnya, mbak:-)

    BalasHapus
  4. Adine skg kls 4 Teh, memang betul yg dibilang teteh .. Adine d enak diajak bicara tp ya itu klu d mau wknd selalu bikin janji ma temennya kadang main dirumah juga sebaliknya jd suka dulu2an bikin acara hehe .. oia, Adine skg jg d punya gaya sendiri.. ga mau tuh dikasih tahu misalnya soal pakaian .. :((

    BalasHapus