Selasa, 02 Desember 2008

Cerdas Finansial

Dalam rangka memperbaiki kesalahan yang ada pada diriku sebagai seorang ibu yang belum bisa mengelola uang dengan bijak, maka aku bermaksud melatih anak-anakku untuk memanage uang sedari kecil.  Aku tak ingin mereka berpendapat seperti aku misalnya : salah satu tugas istri adalah ngabisin uang suami (& gara-gara pendapat ini sering aku tularkan ke temen2 yang baru nikah, aku banyak diprotes para suami2 ).  Atau beberapa pendapat yang teranjur saah yang kini sedang kucoba perbaiki.
Maka... tiap bulan sekarang anak-anak mulai dapet uang bulanan.  Dan ketika mereka dapet jatah uang bulanan, mereka akan mendapatkan wejangan alias teori bagaimana cara bijak mengelola uang. Contoh pesan bijak itu adalah "Gunakan uang untuk membeli sesuatu yang betul-betul kita perlukan"  Dan sesudah berfikir agak lama, Alfi yang baru kelas satu bilang "Mi, Aku butuh Pokemon kartu".... (Gubraghks aku jadi mikir, apa sudah waktunya menerangkan tentang kebutuhan primer,sekunder dan tertier ke anak sebesar Alfi?).
Kemudian aku meminta anak-anak untuk menyimpan uang di celengan yang ada kuncinya.  Tapi Hasbi Protes "Umi Aa mau celengan yang ga bisa dibuka"  Aku bilang : "Pake celengan yang bisa dibuka aja, supaya kalian bisa latihan mengendalikan diri, melihat uang itu tidak harus selalu dibelanjakan" (yang ini solanya sudah jadi penyakit ibunya )
Hasbi protes lagi : "Umi, kalo latihan itu jangan langsung yang susah, latihan itu yang mudah dulu kalo celengannya ga bisa dibuka, Aa kan bisa menahan diri"
Wah kalo dijawab, pasti ga akan ada ujungnya, so aku diam saja.  Hasbi memang selalu punya alasan.  Padahal untuk urusan uang dia sudah pintar nabung meski kadang pingin beli ini itu, dia bisa mengerti kalau diberi penjelasan. 
Mungkin, kecerdasan finansial pada anak berbanding lurus dengan usia juga kali ya, sebab Teh Hani sebagai anak pertama adalah yang paling banyak tabungannya.

2 komentar: