Minggu, 06 Januari 2019

Always be an admirer


Betapa bahagianya dicintai oleh seorang yang benar-benar ahli & mengusai seni bertindak sebagai seorang Istri.

Hmm.
Jadi Istri harus profresional.  Profesionalisme ini bukan hanya terkait dengan imbalan yang didapatkan.  Tapi terkait dengan bagaimana kita bisa menjalankan tugas kita sebaik-baiknya.  Bagaimana kita bisa menjalankan komitmen kita.  Satu hal yang sering terjadi salah kaprah dalam memahami komitmen adalah bahwa komitmen itu menuntut dua belah pihak untuk sama-sama menjalankan tugasnya dengan baik.  Oke lah.  Katakanlah ini benar.  Cuma masalahnya jika titik pointnya pada kata "kedua belah pihak" satu sama lain akan menuntut untuk melaksanakan tugasnya dengan baik terlebih dulu.  Maka yang harus ditekankan disini adalah : Komitmen adalah antara aku dengan diriku sendiri.  Artinya aku akan menuntut diriku sendiri untuk melaksanakan semua tugas sebaik-baiknya.
So kita sepakati ya, bahwa menjadi istri yang professional dimulai dengan niat, dengan komitmen bahwa kita akan menjadi istri terbaik yang pernah ada di dunia ini untuk suami kita.  Masalah kekurangan akan kita tata sehingga tidak menjadi fokus pembahasan.


Istri yang professional seperti apa sih?
Kalau dirangkum dari berbagai dalil, aku sih menyimpulkan istri yang professional itu tugasnya Cuma satu doang.  Membahagiakan suami.  Tinggal diurai dan dirinci, apa yang bisa membuat suami bahagia, itulah tugas seorang istri.  Ini berarti kembali ke karakter sang suami.  Itulah Rosulullooh saw, sangat menekankan memilih suami (& Istri) berdasarkan kriteria agama agar bahagia.  Karena orang sholih in syaa Allah ga macam-macam.


Kita rinci yuk.  Pertama & utama, tugas seorang istri adalah ta’at.  Tugas yang satu ini, sifatnya mutlak.  Ta’at selama suami meminta sesuatu yang tidak bertentangan dengan syari’at.  Ta’at itu berat ga sih?  Ngga berat kalau modalnya adalah cinta, kalau modalnya adalah kekaguman yang luar biasa pada suami kita.  Cinta dan kagum ini ibarat alas kaki, kiri dan kanan harus ada.  Dari cinta dan kekaguman ini akan membawa langkah kita untuk selalu membahagiakan, untuk selalu mengikuti apa yang dipinta oleh suami.  Maka sangat penting bagi kita sebagai seorang istri untuk memelihara dua hal tadi : cinta dan kekaguman. 
Akan ada banyak hal yang bisa menggerogoti dua hal ini, kita sebagai seorang istri harus waspada. Sebagai seorang istri yang sudah berkomitmen untuk menjadi seorang yang benar-benar ahli & mengusai seni bertindak sebagai seorang Istri, kita harus jeli melihat apa saja yang bisa membuat cinta & kekaguman ini terus tumbuh, tumbuh dan berkembang dalam diri kita (jangan sampai tumbuhnya di hati orang lain yaa, nah looh).  Kita yang hidup bersama suami kita 24 jam mungkin agak sedikit susah karena mau tidak mau akan melihat sedikit kekurangan pada suami kita.  Maka bekal utama adalah hati yang lapang, menerima & memaafkan semua kekurangan, kemudian selalu fokus pada segala macam kebaikan & kelebihan yang ada pada suami kita.  Satu lagi yang penting, temukan dan temukan terus hal yang membuat kita bangga jadi pendampingnya.  Kebanggaan ini mencakup keseluruhan ya, fisik dari ujung rambut hingga ujung kaki.  Pengorbanan dari dianya mulai bangun tidur sampai tidur lagi.  Bukti cintanya, dari sentuhan lembut hingga pemberian hadiah kejutan.  Pokoknya semuanya deh.
Kalau bisa punya diari atau catatan khusus tentang hal yang membanggakan ini.  Tapi ini just for you aja yaa, jangan disebar di sosmed, bahaya.  nanti banyak yang ikutan jadi pengagumnya, mana mereka tak lihat kekurangannya lagi, nah loooh.
Yupz, sekarang kita praktek ya.  Kita bikin catatan tentang be an admirer.  Catatan kekaguman kita.  Catatan ini nanti ketika kita sudah jadi kenangan indah bisa kita wariskan loooh.  Bisa ga ya kita praktek.  Hihihi, nunjuk pada diri sendiri.  Ini metodenya bisa macem-macem sih.  Bisa kita tuangkan dalam bentuk puisi, dalam bentuk gambar, dalam bentuk apapun yang sesuai dengan karakter kita.  Ga ada aturan baku.  Yang penting, kekaguman kita harus tumbuh, tumbuh, tumbuh dan terus berkembang.  Biar ga ada kesempatan pada orang lain untuk menumbuhkan kekaguman ini, udah cukup kita aja sebagai istrinya.  Yang lain jangan. Bahaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar