Betapa bahagianya dicintai oleh seorang yang benar-benar ahli
& mengusai seni bertindak sebagai seorang Istri.
Hmm.
Jadi Istri harus profresional.
Profesionalisme ini bukan hanya terkait dengan imbalan yang didapatkan.
Tapi terkait dengan bagaimana kita bisa menjalankan tugas kita
sebaik-baiknya. Bagaimana kita bisa menjalankan komitmen kita. Satu
hal yang sering terjadi salah kaprah dalam memahami komitmen adalah bahwa
komitmen itu menuntut dua belah pihak untuk sama-sama menjalankan tugasnya
dengan baik. Oke lah. Katakanlah ini benar. Cuma masalahnya
jika titik pointnya pada kata "kedua belah pihak" satu
sama lain akan menuntut untuk melaksanakan tugasnya dengan baik terlebih
dulu. Maka yang harus ditekankan disini adalah : Komitmen
adalah antara aku dengan diriku sendiri. Artinya aku
akan menuntut diriku sendiri untuk melaksanakan semua tugas sebaik-baiknya.
So kita sepakati ya, bahwa menjadi istri yang professional dimulai
dengan niat, dengan komitmen bahwa kita akan menjadi istri terbaik yang pernah
ada di dunia ini untuk suami kita.
Masalah kekurangan akan kita tata sehingga tidak menjadi fokus
pembahasan.
Istri yang professional seperti apa sih?
Kalau dirangkum dari berbagai dalil, aku sih menyimpulkan istri
yang professional itu tugasnya Cuma satu doang.
Membahagiakan suami. Tinggal diurai dan dirinci, apa yang bisa
membuat suami bahagia, itulah tugas seorang istri. Ini berarti kembali ke karakter sang
suami. Itulah Rosulullooh saw, sangat
menekankan memilih suami (& Istri) berdasarkan kriteria agama agar
bahagia. Karena orang sholih in syaa
Allah ga macam-macam.
Kita rinci yuk. Pertama
& utama, tugas seorang istri adalah ta’at.
Tugas yang satu ini, sifatnya mutlak.
Ta’at selama suami meminta sesuatu yang tidak bertentangan dengan syari’at. Ta’at itu berat ga sih? Ngga berat kalau modalnya adalah cinta, kalau
modalnya adalah kekaguman yang luar biasa pada suami kita. Cinta dan kagum ini ibarat alas kaki, kiri
dan kanan harus ada. Dari cinta dan
kekaguman ini akan membawa langkah kita untuk selalu membahagiakan, untuk
selalu mengikuti apa yang dipinta oleh suami.
Maka sangat penting bagi kita sebagai seorang istri untuk memelihara dua
hal tadi : cinta dan kekaguman.
Akan ada banyak hal yang bisa menggerogoti dua hal ini, kita
sebagai seorang istri harus waspada. Sebagai seorang istri yang sudah
berkomitmen untuk menjadi seorang yang benar-benar ahli & mengusai
seni bertindak sebagai seorang Istri, kita harus jeli melihat apa saja yang bisa
membuat cinta & kekaguman ini terus tumbuh, tumbuh dan berkembang dalam
diri kita (jangan sampai tumbuhnya di hati orang lain yaa, nah looh). Kita yang hidup bersama suami kita 24 jam
mungkin agak sedikit susah karena mau tidak mau akan melihat sedikit kekurangan
pada suami kita. Maka bekal utama adalah
hati yang lapang, menerima & memaafkan semua kekurangan, kemudian selalu
fokus pada segala macam kebaikan & kelebihan yang ada pada suami kita. Satu lagi yang penting, temukan dan temukan
terus hal yang membuat kita bangga jadi pendampingnya. Kebanggaan ini mencakup keseluruhan ya, fisik
dari ujung rambut hingga ujung kaki.
Pengorbanan dari dianya mulai bangun tidur sampai tidur lagi. Bukti cintanya, dari sentuhan lembut hingga
pemberian hadiah kejutan. Pokoknya
semuanya deh.
Kalau bisa
punya diari atau catatan khusus tentang hal yang membanggakan ini. Tapi ini just for you aja yaa, jangan disebar
di sosmed, bahaya. nanti banyak yang
ikutan jadi pengagumnya, mana mereka tak lihat kekurangannya lagi, nah loooh.
Yupz,
sekarang kita praktek ya. Kita bikin
catatan tentang be an admirer. Catatan
kekaguman kita. Catatan ini nanti ketika
kita sudah jadi kenangan indah bisa kita wariskan loooh. Bisa ga ya kita praktek. Hihihi, nunjuk pada diri sendiri. Ini metodenya bisa macem-macem sih. Bisa kita tuangkan dalam bentuk puisi, dalam
bentuk gambar, dalam bentuk apapun yang sesuai dengan karakter kita. Ga ada aturan baku. Yang penting, kekaguman kita harus tumbuh,
tumbuh, tumbuh dan terus berkembang.
Biar ga ada kesempatan pada orang lain untuk menumbuhkan kekaguman ini,
udah cukup kita aja sebagai istrinya.
Yang lain jangan. Bahaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar