Sabtu, 18 Mei 2019
Fundamental Parenting Error
Apa yang ingin diberikan orang tua pada seorang anak? Jawabannya cuma cukup dua kata: " *_Yang terbaik_* ". Dua kata yang sangat panjang dalam implikasinya. Memberikan yang terbaik yang dipunyai orang tua untuk anak, agar anak hidup lebih dibanding orang tuanya. Lebih sholih, lebih pintar, lebih sukses, dan tentunya lebih bahagia.
Maka orang tua pun melakukan segala hal untuk mewujudkannya. Ayah yang bekerja keras. Ibu yang berjibaku. Semua cara, segala jalan akan dilakukan, demi memberikan pelayanan & pengasuhan terbaik pada sang anak.
Seminar-seminar parenting, buku tentang parenting, semua dikaji & dipelajari, demi membantu anak menyelesaikan masalahnya, menikmati hidupnya & mempersiapkan masa depannya.
Sayangnya, kebanyakan dari seminar parenting yang ada adalah mengajak orang tua untuk melihat masalah anak & bagaimana cara meenanganinya. Ada hal dasar yang terlupakan bahwa untuk sebuah pengasuhan yang baik, diperlukan pengasuh yang baik. Artinya, tidak mungkin kita memberikan pengasuhan yang bahagia & kompeten jika kita sebagai orang tua yang menjadi role model anak juga tidak bahagia & kompeten, karena anak meniru kita. Maka hal yang terpenting adalah memperbaiki & menyelesaikan masalah kita sebagai orang tua, sebelum memperbaiki & menyelesaikan masalah anak.
Sebagai seorang muslim, metode pengasuhan kita tentu disandarkan & didasarkan pada teori langit, pada apa yang duajarkan Quran, pada apa yang dicontohkan Nabi saw.
Dalil utama yang dijadikan pedoman dalam pengasuhan, misalnya adalah bagaimana Luqman mendidik anaknya.
Pertama menanamkan tauhid, kedua birul walidain, ketiga mengajarkan akhlaq.
Maka menjadi keharusan pada orang tua untuk senantiasa memperbaiki & memperbaharui 3 hal di atas, sebagai bekal untuk pengasuhan.
Sudahkah kita mempunyai program untuk diri kita agar pemahaman & aplikasi tauhid kita terus meningkat?
Sudahkah kita mempunyai program agar ridho Allah, terus terjaga untuk kita?
Sudahkah kita mengaplikasikan akhlaq dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk orang terdrkat kita yaitu istri/suami & anak-anak kita?
Seorang ibu pernah mengeluh pada saya, ia merasa lelah karena merasa telah berbuat banyak untuk mendidik anaknya, tapi belum membuahkan hasil, ia juga sedih karena melihat do'a-do'a yang ia lantunkan untuk anak-anak belum Allah kabulkan. Sementara ia yakin bahwa do'a seorang ibu untuk anaknya, pasti Allah kabulkan.
Saya bertanya satu hal pada ibu tersebut: "Bagaimana hubungan ibu dengan suami? Apakah ibu bisa memastikan bahwa suami selalu ridho pada ibu?, ini penting karena ridho Allah bagi seorang istri ada pada ridho suami". Bagaimana mungkin do'a akan Allah kabulkan jika keridhoanNYA terhalang?. Dan tentu ini juga jadi catatan bagi para suami.
Jika ingin anak bahagia, maka kedua orantuanyalah yang harus merasakan kebahagiaan terlebih dulu.
Anak & orang tua seolah terhubung oleh sebuah getaran gelombang jiwa.
Anak akan menangkap kegelisahan & kesedihan kedua orang tuanya.
Namun, ujian kehidupan, termasuk ujian rumah tangga adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari. Maka kembali pada QS Luqman, mengenai pengasuhan, ada hal-hal yang harus diwariskan pada anak yaitu karakter pribadi yang bertauhid, pribadi yang bersyukur, pribadi yang berakhalaq baik, pribadi yang mampu menyelesaikan masalahnya sendiri termasuk mampu untuk mencapai apa yang ia inginkan.
Bagaimana menyiapkannya agar anak mampu memiliki kepribadian tersebut?
Mari kita perhatikan. Ada banyak ayat dalam Al Quran yang mengajak manusia untuk berfikir. Ada ayat-ayat yang menggunakan kalimat tanya, agar manusia menemukan jawabannya dengan penuh kesadaran. Ada banyak ayat-ayat yang berisi renungan.
Inilah hal yang juga harus kita sampaikan & ajarkan pada anak ; bertanya untuk berfikir guna menemukan jawaban yang tepat yang akan jadi pegangan prisnsip dalam kehidupannya.
✨✨✨
Nantikan kelanjutannya di *Coaching For Parenting*
Ditulis oleh:
_Rani binti Sulaeman_
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar