Senin, 27 Januari 2020

Labirin Cinta Andini part 10

Labirin Cinta Andini
(Oleh Rani Sulaeman Ummu Ahmad )

Part 10.

Bapak mendekati Hamdi.
"Hamid sudah berangkat?". Tanya bapak.
"Hamid harus istirahat. Dari kemarin menyipakan semua keperluannya. In syaa Allah berangkat dini hari ini jam 2. Pake Emirates airline". Hamdi menjelaskan.
"Padahal bapak pengen nganter". Bapak berujar.
"Bagaimana kalau nanti kita semua mengantar Hamid?". Mukhlis mengusulkan.
"Yang bapak-bapak aja". Nura menambahkan.
"Iya, setuju, sekalian saya ingin kenalan dan memperkenalkan diri". Adlan ikut bicara.
"Mas Adlan ga usah berangkat". Andini merajuk manja.

Bapak memandang Andini. Hamdi, Nura, juga Muhklis.
"Baiklah, saya dirumah saja, sampaikan salam dari kami untuk Hamid". Adlan mencairkan suasana.
Andini tersenyum.

"Oh iya, ini ada titipan kado Untuk Andini dan Adlan". Hamdi menunjukkan beberapa bungkusan.
"Ini dari mama". Hamdi menyerahkan tas kertas kado berwarna ungu.
"Ini dari Hamid". Sebuah kado cantik berpita
"Ini dari aku, maaf baru belanja, tadi di.tokonya ga ada kertas kado". Hamdi menyerahkan dus besar bergambar panci set.
"Makasih banyak". Andini dan Adlan menerima.semuanya.

"Ini dari aku & Mukhlis, Quran hafalan". Nura menyerahkan dua mushaf Quran. Satu berwarna biru. Satu berwarna ungu muda.
Andini menerimanya dengan penuh suka cita.

"Ayo kita mulai". Bapak mengajak.
Semua berjalan menuju ruang tamu rumah tahfidz yang luas.
Para santri telah siap.seusai makan malam.
"Adlan, silahkan kasih sambutan, Nak". Bapak mempersikahkan.

"Assalamualaikum warohmatuloohi wa baarokaatuh". Adlan memulai.
"Wa'alaikum salam warohmatuloohi wabarokaatuh".

"Alhamdulillah, segala puji milik Allah, setiap waktu, seluruh penduduk langit dan sebagian besar penduduk bumi tak henti memuji Allaah. Dan semoga kita termasuk di dalamnya.
Terima kasih atas kesempatan ini. Terima kasih atas kesediaan semua. Dari lubuk hati yang tulus, dengan khataman Quran kali ini, kami mohon agar para santri dan para ustadz sekalian berkenan mendoakan kami, itu saja yang kami minta, dan karena waktu terus berpacu, mari kita mulai".
Adlan mengambil satu nomor kocokan. Nomor berisi juz yang harus di baca. Kocokan nomor itu kemudian dikelilingkan pada semua yang hadir. Dan semua langsung khusu, melantunkan syahdu kalam ilahi.

Malam yang indah telah memasuki larut dalam jelaganya. Purnama telah sempurna bertahta.
Do'a-do'a telah dipanjatkan.
Purnama tersenyum seolah turut mengaminkan.

"Kami pamit duluan". Adlan dan Andini menyalami para pengurus yang menunggu waktu.

"Hamid itu siapa?, sepertinya spesial banget di mata bapak". Adlan bertanya.
"Teman diskusi bapak". Andini menjawab pendek.
"Kakaknya Hamdi?"
"Kembarannya". Andini menjawab pendek
"Ayo mas wudlu dulu". Andini mencoba mengalihkan perhatian.

Adlan ke kamar mandi.
Andini ke meja rias.  Masih ada map dari almarhum bunda. Masih ada lembaran-lembaran yang belum dibaca.
Andini membukanya.

"Andini, sholihah bunda,
Cinta adalah kunci dalam berumah tangga. Maka pastikan kunci ini jangan sampai sedikitpun memgalami kerusakan, jangan sampai tergores, jangan sampai retak, patah,  apalagi hilang. 

Andini, Jelita bunda,
Menjaga cinta agar terus menyala adalah perjuangan setiap pasangan yang ingin selalu bersama hingga ke surgaNYA.  Sadari ini dari awal,  azzamkan n bahwa rumah tangga yang kau bangun adalah cerminan  rumahmu di surga nanti.  Niatkan untuk membangun rumah surga.

 Andini kesayangan bunda, ketahuilah bahwa tujuan pernikahan adalah untuk saling membahagiakan.  Karena Allah persatukan sepasang hamba dalam pernikahan untuk menyempurnakan kebahagiaan.  Tentunya juga untuk menyempurnakan agamanya.  Namun,  bahwa Allah ciptakan kehidupan untuk menguji diantara kita siapa yang paling baik amalnya, ini juga berlaku dalam rumah tangga.
Akan ada ujian di dalamnya. Akan ada konflik yang mungkin sama sekali tak pernah  terduga.
Sesekali akan ada amarah yang mengusik.
Sesekali akan ada kecewa yang menyeruak.
Sesekali akan ada kesal yang menggumpal.

Andini yang pintar,
Sadari semua dari awal, bahwa hidup,  termasuk kehidupan rumah tanggamu adalah petualangan antara tawa & tangis yang akan terus bergantian menuju perkembangan kedewasaan.
Namun jangan khawatir.  Kalian punya cinta.  Cinta yang akan selalu menyatukan karena cinta akan selalu menemukan jalan untuk kembali.  Maka  jagalah rasa cinta ini kalian.  Jadikan perjuangan menjaga cinta ini sebagai perjuangan bersama hingga ke surga.

Andini, kebahagiaan bunda,
Cinta akan terkikis hilang seiring dengan berkurangnya kebahagiaan.   Bahagia bukan tentang harta, bukan tentang segala macam pemenuhan semua keinginan.  Bahagia adalah rasa ridho atas semua yang ada.  Kuatkan bahagia dengan rasa syukur.  Kuatkan rasa syukur dengan  selalu menjaga diri.  Merawat diri.  Menjaga hati,  merawat hati dari segala penyakitnya.  Kedepankan baik sangka.  Hapus iri,  dengki,  bangga diri & semua penyakit hati lainnya.  Biasakan mendahulukan introspeksi ketika konflik mulai terlihat muncul ke permukaan.  Biasakan melihat kelebihan pasangan saat terlihat sebuah kekurangan.

Andini cantiknya bunda,
Ingat pernikahan adalah perjuangan.  Perjuangan untuk tetap bersama hingga ke surga. Perjuangan menjaga cintamu,  cintanya,  dalam ikatan cinta Allah.
Pintalah pada Allah agar cinta kalian selalu terjaga hingga ke surgaNYA. 

Jangan pernah lupa juga bahwa salah satu tugas yang Allah berikan adalah agar keluarga yang kalian bangun terbebas dari neraka.  Agar belahan jiwa & buah hati kalian semuanya selamat hingga ke surgaNYA.   Maka pastikan semua selalu berpegang tangan dalam cinta yang penuh kasih. 
Pastikan semua saling menuntun dalam cinta yang penuh sayang. 
Pastikan semua saling meyelamatkan dalam kelembutan.
Pastikan semuanya selalu memperbaharui cinta dihati.

Andini, pasti kamu tahu kisah cinta memang selalu indah,  meski kadang berhias tangis. Kisah cinta selalu mengundang kebahagiaan,  meski kadang sempat berhias penyesalan.  Hidup memang tak selamanya indah,  tapi pastikan setiap akhir episodenya berakhir indah.  Pastikan semuanya berujung pada kebahagiaan seperti yang Allah inginkan. Dan ini hanya bisa terlaksana jika kita bisa merawat cinta.  Cinta pada belahan jiwa,  atas dasar cinta padaNYA.

Andini menyimpan lembaran kertas itu. Hatinya haru. Ada kehangatan dari setiap kata-kata yang bunda goreskan dan kini, ada dua kehangatan yang Andini rasakan. Kehangatan pelukan Adlan.
Malam berlalu. Dalam tasbih syahdu. Nikmat dalam kebahagiaan dan keberkahan.

*****

Andini masih mengeringkan rambutnya ketika Bi Inay mengetuk pintu kamarnya
"Neng, ada tamu". Bi Inay menyampaikan di depan pintu.
Andini membuka pintu.
"Siapa Bi?". Andini bertanya.
"Katanya Widya, karyawan A&Z gitu,...". Bi Inay mencoba mengingat-ngingat.
"Oh iya, Widya, setapnya Adlan". Bibi akhirnya bisa menyampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar