Labirin Cinta Andini
(Oleh Rani Sulaeman Ummu Ahmad )
Part 3.
Kamu tahu?
Menikah dengan lelaki sholih itu berarti harus bercermin pada Khodijah.
Bagaimana ia rela bermalam-malam sendiri
Karena Muhammad sang kekasih hati, menyerahkan diri pada ilaahi, untuk sebuah tugas suci.
Kamu tahu?
Menikah dengan lelaki sholih itu,
Kamu harus belajar pada Siti Hajar.
Berbilang tahun rela menepi sendiri
Di sunyi gurun tiada bertepi
Sembari meninabobokan sang bayi.
Semua demi bukti bahwa cinta hanya untuk Sang Maha Pencinta.
Kamu tahu?
Lelaki sholih yang Allah pilihkan untukmu,
Ia ada disisimu,
Menjadikanmu wanita paling berharga dan bahagia,
Mungkin bukan karena cintanya padamu,
Tapi cintanya pada Sang Maha Pemberi Cinta, yang menitahkannya untuk memuliakanmu.
Maka beruntunglah,
Mereka yang memilih mencintai
Karena cintanya pada Sang Maha Pencinta ; Allah Yang Esa.
****
Jika matahari dan bulan hadir bersamaan, maka itulah pagi yang penuh keberkahan.
Seperti pagi itu.
Bulan masih memperlihatkan sepenggal dirinya, ketika mentari mulai hadir memberikan kehangatan.
Andini menikmati.semuanya.
Meski pucat, bulan masih terlihat cantik.
Pagi ini mentari masih Allah hadirkan dalam keindahannya, sembari menyapu dingin yang telah memeluk udara sedari malam.
Andini telah berpasrah pada robbnya, akan ujian yang akan dijalaninya.
Ujian hanya sebentar, dari proses belajar. Ujian adalah tangga, untuk menuju tangga ilmu berikutnya.
Pun tak beda dengan ujian kehidupan, hanya sebentar dari fananya dunia yang tak kan lama. Dan ujian kehidupan hanyalah tangga menuju kemuliaan.
Andini sadar, ujian apapun hanya akan selesai, jika ia tahu apa yang diinginkan pengujinya.
Ujian kehidupan adalah tanda bahwa Allah ingin mengundang kita mendekat dan lebih mendekat padaNya.
Dan ujian tasmi kali ini, Syaikh ingin mendengarkan bacaan yang benar serta dilantunkan secara tartil. Andin berhasil memenuhinya.
Ada bahagia tak terkira saat nilai mumtaz, diberikan padanya.
Hanya sujud menghaturkan berjuta perasaan syukur yang bisa dilakukan Andini. Selebihnya, air mata yang menjelaskan semuanya.
Air mata bahagia itu pula yang mewakili rasa bahagia, saat kata-kata tak mampu lagi menggambarkannya. Air mata bahagia, saat Andini melihat Adlan pada layar kecil di genggamannya.
Mama memeluk Andini. Bapak juga. Nura mendekat. Terkesima dengan apa yang ia lihat. Andini sahabatnya telah mendapatkan jawaban dari do'a - do'anya.
Nura menitikkan air mata.
"Ada apa?". Mukhlis bertanya.
"Adlan telah bangun, Mas. Adlan sembuh". Nura menjelaskan.
"Alhamdulillah".
Dari pengeras suara, terdengar suara Hamdi mengajak semua berkumpul kembali di Aula.
Ada nasehat yang akan disampaikan Syaikh Ali.
"Menjadi penghafal Al Quran bukanlah sebuah tujuan, tapi sebuah jalan. Jalan yang panjang menuju keridhoan Allah. Setelah ini ada tugas mulia menanti, yaitu menjaga, mengamalkan dan mengajarkan"
Andini mencerap semua pesannya. Menyimpannya dalam catatan cita-cita dibenaknya.
Masih ada waktu dua hari di vila. Waktu untuk menikmati indahnya alam sambil tetap menjaga interaksi dengan Al Quran.
Entah kenapa, bagi Andinj kali ini waktu terasa sangat lambat berjalan.
Mungkin karena ada rindu untuk.segera mewujudkan kebahagiaan.
****
Semua kabel sudah dilepas dari tubuh Adlan. Dokter mengatakan bahwa Adlan masih dalam masa pemantauan. Setidaknya perlu tiga sampai lima hari.
"Adlan, apa kamu mulai berfikir untuk melaksanakan pernikahan?". Umi hati-hati bertanya.
Adlan tersenyum.
"Aku akan menunggu sampai dokter menyatakan bahwa aku baik-baik saja, aku tak mau menikah jika nanti malah membebani Andini"
"Apa.kamu merasakan ada sesuatu yang sakit, atau sesuatu yang berbeda pada tubuhmu?". Umi bertanya.
"Alhamdulillah semuanya baik-baik saja Mi".
"Alhamdulillah, umi sama abi sudah ngobrol-ngobrol juga sama dokter. Kata dokter tidak ada yang perlu dicemaskan, dokter hanya menjalankan prosedur rumah sakit aja"
"Alhamdulillah". Adlan tersenyum.
Zamzam mengambil kursi. Duduk mendekat.
"Bagaimana di kantor". Adlan bertanya.
"Alhamdulillah semua baik-baik aja kak. Sore ini beberapa perwakilan pegawai mau ke sini" Zamzam menjelaskan.
"Kak, apa kakak tidak mulai berfikir tentang pernikahan, apa.yang bisa aku bantu". Zamzam bertanya.
"Kenapa semua orang terus menerus membicarakan pernikahan?". Adlan bertanya.
"Karena umi ingin kamu bahagia, nak". Umi menjawab bijak.
"Karena Andini telah lama menunggu dan telah lama.berjuang untuk kakak dalam kesendiriannya". Zamzam menjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar