Sabtu, 26 Februari 2022

Cinta Seindah Sakura Part 17


(Oleh : Rani Sulaeman Ummu Ahmad )


Part 17


"Nanti sore kita main ke Pak Lurah ya"

"Di sini ada lurah?" Andiny merasa heran.

"Pak Bagus, beliau orang Indonesia yang paling lama tinggal di sini, paling dituakan" Hamid menjelaskan.

"Oooh, kirain"


Perjalanan pulang selalu menyenangkan. Hanya Utsman yang nampak kelelahan. Matanya mulai terlihat sayu. Kantuk mulai menjemput.

Untungnya perjalanan tak lama.


Hamid mengantar Utsman tidur.

Andini membereskan dan menata belanjaan di dapur.

Ada perasaan bahagia yang menyelimuti sejak dua hari ini. Sejak menjadi orang dewasa berdua saja bersama Hamid.


Perasaan yang semula hanya karena luluh melihat kebaikan Hamid pada Utsman, kini telah berubah. Entah sejak kapan. Andiny tak tahu.

Andiny hanya tahu, cinta ini tak kalah indah. Cinta ini bukan kehendaknya. Tapi cinta ini adalah karunia dari Sang Maha Pencinta.


Teringat Andiny pada catatan bundanya tentang hidup berdua. Kali ini Andiny baru benar-benar merasakan makna setiap pesannya.


Andiny, kelak ketika kau menikah, menjauhlah dari bapak dan bunda. Bukan karena Bunda dan bapak tak cinta. Namun kalian harus menapaki indah kisah cinta manusia pertama, Nabi Adam yang mulia.


Lihatlah Nabi Adam bercengkrama berdua di surga.

Dan, kelak, ketika kalian hidup hanya berdua, itulah surga rumah tangga, kalian akan saling bebas membahagiakan satu sama lain tanpa harus sungkan, tanpa ada batasan selain hukum syara.


Namun dalam betdua, akan ada penggoda yang mengintai untuk mencuri bahagia. Maka itulah kalian harus waspada, berpegang bersama.

Mungkin pencuri bahagia itu adalah prasangka. Bisa juga ia sesuatu yang tak biasa. Maka berpeganglah berdua pada titahNya.


Andiny, lelaki adalah tulang punggung. Maka setelah menikah lelaki.surgamu lah yang akan membuat hidupmu tegak, lelaki surgamu lah yang kini menjadi tulang sumsum yang memproduksi setiap sel darah dalam kehidupanmu, lelaki surgamu lah yang menjadi pangkal cerita hidupmu selanjutnya. Jika semua baik, maka kau akan bahagia. Namun jika salah satu two terjaga, maka kelumpuhan akan menyapa.


Kamu tahu Andiny, mengapa wanita diciptakan dari tulang rusuk? Karena tulang rusuk adalah penyempurna dan penjaga.

Tulang rusuk menjaga jantung agar terlindung, sehingga ia bisa tetap memompakan darah segar dalam kehidupan.

Maka tugasmu sebagai tulang rusuk adalah menjaga agar debaran jantung itu tetap berirama, agar denyut nadi itu tetap ada.


Andiny, tulang rusuk juga melindungi paru-paru manusia.

Kumpulan gelembung ruang kosong itu begitu rapuh. Padahal tugasnya memompa udara begitu utama dan berharga. Maka ketahuilah Andiny, tugasmu adalah menjaga paru-paru lelaki surgamu agar tetap betnafas.  Agar gelembung yang rapuh itu terlindung kuat dibalik lengkung pelukmu. Sehingga nafas itu akan tetap berhembus. Dan kau pun akan seriring menikmati setiap hembusan nafas dalam tasbih bersamanya.


Satu lagi Andiny, tulang rusuk yang bengkok itu, Allah ciptakan untuk melindungi hati.  Hati, segumpal daging yang jika ia baik, maka seluruh tubuhnya akan baik. Pun sebaliknya.

Maka.tugasmu Andiny, adalah menjaga agar hati lelaki surgamu tak terluka. Karena jika ia terluka, maka rasa sakitnya akan meresonansi pada hidupmu, akan membahanakan sakit berlipat, perih yang semakin perih. Maka setialah menjaganya. Agar bahagianya melipat kuadrat menjadi bahagiamu.


Andiny, jika kau bertanya kenapa tulang rusuk itu bengkok. Kamu sudah tahu jawabannya. Namun satu hal, bengkok di ujung itu adalah pertanda tunduk merunduk.

Maka tetap tunduk pada lelaki surgamu selama ia tunduk pada perintah yang akan membawamu ke surgaNya.

Jangan pernah mencoba untuk menghentikan ketundukan. Karena itu berarti kau akan merusak kehidupan. Hati akan terluka, jantung akan tertusuk, dan nafas akan berhenti.


Andiny, tak henti bunda berdoa' agar lelaki.surgamu kelak adalah yang telah mencintaimu sejak lama dan akan membersamaimu saja selamanya.


Catatan yang tak pernah Andiny lupakan.


**


Hari menjelang sore.  Hamid, Utsman dan Andiny bersiap.

"Kita naik bis ya" Hamid mengarahkan.

Bertiga mereka menuju halte.

Halte yang teduh dan bersih.  Ada dua bangku memanjang bersebelahan.  Di salah satu dinding ada informasi dan jadwal bis.  Bis datang setiap 20 menit sekali. Dan tidak menunggu penuh.


Tidak sampai sepuluh menit menunggu, bis datang. 

Ada beberapa penumpang.

Ada supir dan seorang kondetur.

Tapi sang kondektur tidak mendatangi untuk memeriksa tiket. Nampaknya tugasnya hanya membantu penumpang yang kesulitan, sambil sesekali menyebut nama halte berikutnya.


Halte ketiga, Hamid mengajak turun.

"Mas, tadi koq kita tidak diminta bayar atau menunjukkan tiket?" Andiny penasaran.

"Karena di sini sudah sepaket. Mas sudah pesan tiket yang untuk family, tiketnya berlaku untung semua kendaraan umum, kereta, bis dan tram, kecuali kendaraan di tempat wisata"

Andiny faham.


Suasana sama seperti tadi pagi. Terasa sepi, tak.ramai seperti di kota-kota atau desa di tanah air. Hanya terlihat beberapa orang yang lewat. Rata-rata berusia separuh baya.


Tak jauh dari halte, rumah yang dituju tiba.

Sama seperti yang lain. Bangunannya sederhana.

Hamid memencet bel. 

"Ya" terdengar suara dari mikrofon.

"Hamid,"

Setelah itu pintu apartemen baru bisa terbuka.

"Rumah Pak Bagus di lantai dua" Hamid menjelaskan.

Andiny hanya mengangguk.

Di depan pintu Hamid memencet bel lagi.


Pintu dibuka, seorang wanita cantik berkulit sawo matang cenderung putih, khas Indonesia membukakannya.

Matanya hitam bersinar. Hidungnya mancung. Bibirnya agak tebal. Merah dipoles sedikit gincu. Rambutnya indah tebal bergelombang. 

Andiny menatap wanita yang membukakan pintu. Ia tak percaya melihat wanita yang tengah tersenyum padanya.

"Alma?" Andiny bertanya. Teramat sangat ingin meyakinkan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar